Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Cinta Mr. Luca

Gairah Cinta Mr. Luca

Senja Maya

5.0
Komentar
Penayangan
38
Bab

Mereka tidak sengaja bertemu dalam sebuah kejadian perebutan kekuasaan mafia. Luca tertembak, namun semakin parah saat teman penolongnya memberikan suntikan anestasi yang salah. Siapa yang bisa disalahkan saat mereka mencari dokter hewan untuk membalut luka tembakan pada diri Luca? Suntikan penambah birahi yang diterima Luca, membuat dia terpaksa menyalurkan hasratnya kepada Sarah, seorang gadis pengantar makanan yang menolongnya. Nasib Sarah semakin tragis karena keluarga mafia yang menyelamatkan Luca memutuskan untuk membuang semua saksi dan melenyapkan bekas di mana Luca pernah ada. Akankah mereka bertemu lagi pada saat pengawal yang menyelamatkan Luca malah membuang gadis yang sudah ternoda itu ke dalam jurang?

Bab 1 Penyelamatan yang tidak dibutuhkan

Hujan deras membasahi jalan-jalan gelap New York City saat Sarah berusaha keras mengguncangkan payungnya yang rusak.

Mantelnya basah oleh semburan air genangan mobil yang melintas ketika dia memutuskan untuk mencari perlindungan dari hujan yang semakin lebat.

Sepeda yang sudah usang juga tidak bekerja sama dengan baik. Ponsel jadul miliknya yang tidak memiliki signal.

"Ban sepeda tua ini malah bocor! Kurang ajar!" pekik Sarah dengan kesal. Masih ada 2 kotak makanan yang harus diantarnya, tetapi Sarah tidak bisa menemukan alamat yang jelas dan hujan tidak membantu sama sekali.

Dengan tergesa-gesa, dia melangkah menuju pintu sebuah restoran mewah yang seakan memancarkan kehangatan di tengah badai.

"Mungkin aku bisa meminta bantuan di restoran ini, setidaknya menghubungi majikanku," gumam Sarah lalu membuka pintu masuk.

Begitu dia memasuki restoran itu, suasana berubah secara drastis. Di dalam restoran, lampu-lampu redup menyoroti seorang pria dengan setelan jas mewah yang duduk di sebuah meja, tetapi keadaan yang lebih mengejutkan adalah bahwa meja itu dikelilingi oleh pria-pria bertubuh besar dengan wajah serius.

"Eh ..."

Terlalu terlambat untuk mundur, Sarah merasa ketegangan memenuhi ruangan. Kedua netra milik gadis cantik berusia 19 tahun itu membola.

Di ujung meja, di antara pria-pria yang mungkin saja anggota mafia, pria itu, Luca, sedang berdebat keras dengan salah satu dari mereka. Kata-kata berubah menjadi aksi ketika Luca tiba-tiba menarik pistol dari balik jasnya.

Dorr!

Suara tembakan menggelegar di dalam restoran yang tiba-tiba hening. Sarah berdiri membeku, mata terbelalak, dan tanpa sadar berlindung di balik pilar terdekat.

Luca, terkena tembakan di bahunya, jatuh ke lantai dengan gemetar. Darah merah gelap menyebar di atas mantel putihnya.

"Luca!" teriak salah satu pria di sekitar meja, berusaha mendekatinya, tetapi beberapa pria menahan dan memblokir jalannya.

Sarah, sekarang tak tahu harus berbuat apa, posisinya paling dekat dengan Luca. Dia berpikir harus segera menolong pria itu.

Secepat kilat langsung meraih jas hujan dan berlari mendekati Luca yang terluka. "Kamu tertembak, kita harus keluar dari sini!" katanya panik.

Dia mencoba menopang Luca yang kesakitan, dan pria-pria di sekitarnya, terlalu terkejut oleh apa yang baru saja terjadi, hanya bisa menatap dengan bingung. Mereka saling menatap karena gadis ini sedang merenggang nyawa.

Ini adalah pertemuan yang mendebarkan antara Sarah dan Luca, yang tanpa sengaja membawa mereka bersama dalam situasi berbahaya.

Sarah menarik tangan Luca, melintangkan tangan Luca ke bahunya, mencoba untuk memindahkan pria yang terluka itu. Luca gemetar, tetapi dia masih bisa berjalan walau dia sendiri bingung terhadap tindakan gadis yang tidak dikenalnya sama sekali.

Mereka melintasi lorong restoran yang sepi menuju pintu belakang, menghindari perhatian yang semakin ramai. Hujan masih deras, tetapi itu tidak terlalu penting sekarang.

Saat mereka mencapai pintu belakang, Luca mendengus pelan. "Siapa kamu?" tanyanya dengan suara parau dan wajah yang pucat.

Dar*h mengalir dari bahunya yang tertembak.

"Namaku Sarah, pengantar makanan," jawab Sarah dengan cepat. "Kita harus keluar dari sini, cepat!"

Gadis yang berani itu bergerak cepat dan berusaha untuk menolong pria yang tidak dikenalnya itu.

Mereka memasuki lorong sempit yang dipenuhi tong sampah dan barang-barang lain yang tidak terpakai.

Sarah membantu Luca menutupi luka tembakannya dengan handuk kecil miliknya. Ada suara langkah kaki mendekat di lorong itu, membuat mereka berdua merinding.

"Kita tidak bisa keluar dari sini," kata Luca dengan napas terengah-engah. "Mereka akan menemukan kita." Luca menahan tangan Sarah yang masih hendak menariknya.

Sarah merenung sebentar, lalu menunjuk pintu kecil di sisi lorong. "Ada tangga ke bawah di sana. Aku tahu jalan tikus di bawah, kita bisa melarikan diri dari sana."

"Jalan tikus?"

Luca sedikit heran atas perkataan dan keberanian wanita ini, dia pun setuju, dan mereka menyelinap ke bawah menggunakan tangga sempit menuju ruang bawah tanah yang tersembunyi.

Ruangan itu gelap, hanya terang oleh sinar bulan yang samar-samar masuk melalui jendela tinggi. Di tengah ruangan, Sarah membantu Luca duduk di atas lantai yang dingin.

"Kamu pasti tahu bahwa mereka akan mencari kita, seharusnya kamu meninggalkanku di sana saja," kata Luca dengan rasa cemas karena secara tidak sengaja sudah melibatkan gadis yang tidak bersalah.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku