Dipaksa Melayani CEO-Cinta Satu Malam

Dipaksa Melayani CEO-Cinta Satu Malam

Senja Maya

5.0
Komentar
14.6K
Penayangan
210
Bab

Sefia Putri Sanjaya-Seorang wanita karir yang sukses sebagai Weeding Organizer. Moment pernikahan selaku menjadi kenangan terindah bagi para pelanggannya. Namun, tidak untuk dirinya sendiri. Pernikahannya kacau di saat satu malam sebelum acara pernikahan, ia menyaksikan sendiri perselingkuhan yang dilakukan oleh calon pengantin prianya. Wisnutama berpacu di atas tubuh cantik milik asisten Sefia. "Kamu hanya pel*cur bagiku!" Perkataan Wisnu menjadi sayatan pisau di hati Sefia, membuat wanita itu menggila. Tanda kesadaran, Sefia benar-benar menawarkan diri sebagai pel*cur kepada pria asing yang ditemuinya di lift hanya bermaksud seloroh atas kehancuran hatinya. Tetapi, nasib sial bagi Sefia karena tanpa sengaja ia membangunkan singa tidur. Tubuhnya diangkat dan dihempaskan ke ranjang oleh pria asing berwajah Asian yang tingginya mencapai 180 cm. Kehancuran diri Sefia menjadi kenangan terburuk di mana ia harus menikah keesokkan harinya. Apakah yang akan dia hadapi selanjutnya? Silakan baca sampai tamat. Novel akan dipenuhi dengan konflik tidak terduga. Semoga terhibur.

Bab 1 Perselingkuhan

"Kamu hanya pelacur bagiku!"

Perkataan Wisnu seperti sayatan pisau pada hati Sefia.

Siapa yang tidak panas mendengar perkataan tersebut? Meluncur begitu saja dari mulut tunangannya.

Pernikahan akan dilangsungkan besok!

Malam ini, tanpa sengaja Sefia singgah ke apartemen mewah milik sang kekasih-Wisnutama Adijaya Putra, seorang CEO di perusahan property terbesar di Jakarta. Tujuannya adalah ingin mengantar jas pengantin yang ketinggalan di mobilnya.

Sefia semakin curiga saat mendengar desahan manja milik seorang wanita pada waktu ia membuka pintu utama.

Hati Sefia semakin berdegup kencang saat langkah kakinya semakin mendekati kamar tidur, di mana ia pernah bermadu kasih dengan pujaan hati.

"Kamu sungguh sempit, tidak seperti pelacur itu." Terdengar suara yang ia kenali sebagai tunangannya.

"Ahh, Mas Wisnu. Lebih keras lagi!" Rintihan suara wanita yang sepertinya ia juga kenal.

Sefia mengernyitkan alisnya dengan tangan dan kaki yang gemetaran.

"Siapa pelacur itu, Mas?"

"Sefia, siapa lagi kalau bukan dia?"

Perlahan Sefia membuka pintu kamar utama dengan tangan yang sudah lemas karena gemetaran. Kedua matanya langsung membulat sempurna.

Dua sosok yang dikenalnya sedang berpacu tanpa busana di atas ranjang. Wisnu dan Cyntia-wanita cantik yang digaji Sefia sebagai asisten.

"Bu Sefia!" pekik Cyntia dengan tangan malu menutup wajahnya. Tubuhnya yang polos berada di bawah kukungan sang kekasih. Jelas sekali bahwa tubuh bagian bawah mereka masih bersatu.

"Se-Sefia!"

"Pelacur katamu?" Sefia melayangkan tatapan tajam dan merasa jijik dengan pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.

Wisnu menelan salivanya, pria itu masih tidak mau melepaskan wanita dalam kukungan yang berlindung dalam pelukannya.

Wisnu merasakan gadis dalam pelukannya sedang ketakutan.

"Iya, betul! Kamu tidak salah dengar! Kamu hanya pelacur bagiku!" teriak Wisnu dengan lantang.

"Baik! Pernikahan kita batal!" balas Sefia lalu memutar tubuhnya dan berlari meninggalkan dua sejoli itu.

"Mas, bagaimana ini? Aku akan dipecat," rintih Cyntia dengan manja.

"Tidak perlu khawatir, Sayang. Aku mencintaimu, kamu akan menjadi istriku, aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, Sayang," ucap Wisnu tanpa mengeluarkan senjatanya dari tubuh gadis cantik tersebut.

"Tanggung! Kita lanjutkan saja!" teriak Wisnu dengan bersemangat, tanpa merasa bersalah dan langsung mempercepat gerakannya sehingga Cyntia mengerang dalam kedasyatan yang sempurna.

"Ha ha, rasakan! Ini pembalasan dendamku," gumam Cyntia dalam hati kecilnya sambil mendesah mesra.

"Ughh! Mas."

Sementara Sefia berlari menuju ke mobilnya dengan air mata yang sudah sukses membentuk dua garis sempurna di pipi.

"Persetan semuanya! Biadab!" pekik Sefia sembari membanting pintu mobil lalu menekan laju gas dengan tekanan tinggi.

Mobil dipacu melalui belokan sempurna menelusuri gedung parkiran yang berputar sampai ke bawah.

Palang parkir dipatahkan dan diterobos oleh wanita yang sudah menggila tersebut.

Petugas palang parkir hanya melongo dan segera menghubungi pihak yang berwenang untuk membuat laporan.

Mobil dipacu dengan kecepatan tinggi melintasi jalur cepat di kota Jakarta. Pemandangan lampu kerlap-kerlip Jakarta menambah kehancuran hati Sefia. Air mata menetes dengan deras sampai membasahi rok yang dipakainya.

Eyeliner di bawah mata Sefia meleleh sehingga pipi Sefia menjadi kehitaman.

"Tidak adil!" teriak Sefia. Walaupun wanita itu sedang hancur hatinya, kelihaian dalam membawa mobil perlu diberi jempol.

Sefia sampai di apartemennya dengan selamat. Satu-satunya yang terluka dan hancur hanyalah hatinya.

Dengan wajah kacau dan mata sembab, wanita itu menekan lift untuk menuju ke apartemen di tingkat 32, di mana ia tinggal.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Senja Maya

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku