Sefia Putri Sanjaya-Seorang wanita karir yang sukses sebagai Weeding Organizer. Moment pernikahan selaku menjadi kenangan terindah bagi para pelanggannya. Namun, tidak untuk dirinya sendiri. Pernikahannya kacau di saat satu malam sebelum acara pernikahan, ia menyaksikan sendiri perselingkuhan yang dilakukan oleh calon pengantin prianya. Wisnutama berpacu di atas tubuh cantik milik asisten Sefia. "Kamu hanya pel*cur bagiku!" Perkataan Wisnu menjadi sayatan pisau di hati Sefia, membuat wanita itu menggila. Tanda kesadaran, Sefia benar-benar menawarkan diri sebagai pel*cur kepada pria asing yang ditemuinya di lift hanya bermaksud seloroh atas kehancuran hatinya. Tetapi, nasib sial bagi Sefia karena tanpa sengaja ia membangunkan singa tidur. Tubuhnya diangkat dan dihempaskan ke ranjang oleh pria asing berwajah Asian yang tingginya mencapai 180 cm. Kehancuran diri Sefia menjadi kenangan terburuk di mana ia harus menikah keesokkan harinya. Apakah yang akan dia hadapi selanjutnya? Silakan baca sampai tamat. Novel akan dipenuhi dengan konflik tidak terduga. Semoga terhibur.
"Kamu hanya pelacur bagiku!"
Perkataan Wisnu seperti sayatan pisau pada hati Sefia.
Siapa yang tidak panas mendengar perkataan tersebut? Meluncur begitu saja dari mulut tunangannya.
Pernikahan akan dilangsungkan besok!
Malam ini, tanpa sengaja Sefia singgah ke apartemen mewah milik sang kekasih-Wisnutama Adijaya Putra, seorang CEO di perusahan property terbesar di Jakarta. Tujuannya adalah ingin mengantar jas pengantin yang ketinggalan di mobilnya.
Sefia semakin curiga saat mendengar desahan manja milik seorang wanita pada waktu ia membuka pintu utama.
Hati Sefia semakin berdegup kencang saat langkah kakinya semakin mendekati kamar tidur, di mana ia pernah bermadu kasih dengan pujaan hati.
"Kamu sungguh sempit, tidak seperti pelacur itu." Terdengar suara yang ia kenali sebagai tunangannya.
"Ahh, Mas Wisnu. Lebih keras lagi!" Rintihan suara wanita yang sepertinya ia juga kenal.
Sefia mengernyitkan alisnya dengan tangan dan kaki yang gemetaran.
"Siapa pelacur itu, Mas?"
"Sefia, siapa lagi kalau bukan dia?"
Perlahan Sefia membuka pintu kamar utama dengan tangan yang sudah lemas karena gemetaran. Kedua matanya langsung membulat sempurna.
Dua sosok yang dikenalnya sedang berpacu tanpa busana di atas ranjang. Wisnu dan Cyntia-wanita cantik yang digaji Sefia sebagai asisten.
"Bu Sefia!" pekik Cyntia dengan tangan malu menutup wajahnya. Tubuhnya yang polos berada di bawah kukungan sang kekasih. Jelas sekali bahwa tubuh bagian bawah mereka masih bersatu.
"Se-Sefia!"
"Pelacur katamu?" Sefia melayangkan tatapan tajam dan merasa jijik dengan pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Wisnu menelan salivanya, pria itu masih tidak mau melepaskan wanita dalam kukungan yang berlindung dalam pelukannya.
Wisnu merasakan gadis dalam pelukannya sedang ketakutan.
"Iya, betul! Kamu tidak salah dengar! Kamu hanya pelacur bagiku!" teriak Wisnu dengan lantang.
"Baik! Pernikahan kita batal!" balas Sefia lalu memutar tubuhnya dan berlari meninggalkan dua sejoli itu.
"Mas, bagaimana ini? Aku akan dipecat," rintih Cyntia dengan manja.
"Tidak perlu khawatir, Sayang. Aku mencintaimu, kamu akan menjadi istriku, aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, Sayang," ucap Wisnu tanpa mengeluarkan senjatanya dari tubuh gadis cantik tersebut.
"Tanggung! Kita lanjutkan saja!" teriak Wisnu dengan bersemangat, tanpa merasa bersalah dan langsung mempercepat gerakannya sehingga Cyntia mengerang dalam kedasyatan yang sempurna.
"Ha ha, rasakan! Ini pembalasan dendamku," gumam Cyntia dalam hati kecilnya sambil mendesah mesra.
"Ughh! Mas."
Sementara Sefia berlari menuju ke mobilnya dengan air mata yang sudah sukses membentuk dua garis sempurna di pipi.
"Persetan semuanya! Biadab!" pekik Sefia sembari membanting pintu mobil lalu menekan laju gas dengan tekanan tinggi.
Mobil dipacu melalui belokan sempurna menelusuri gedung parkiran yang berputar sampai ke bawah.
Palang parkir dipatahkan dan diterobos oleh wanita yang sudah menggila tersebut.
Petugas palang parkir hanya melongo dan segera menghubungi pihak yang berwenang untuk membuat laporan.
Mobil dipacu dengan kecepatan tinggi melintasi jalur cepat di kota Jakarta. Pemandangan lampu kerlap-kerlip Jakarta menambah kehancuran hati Sefia. Air mata menetes dengan deras sampai membasahi rok yang dipakainya.
Eyeliner di bawah mata Sefia meleleh sehingga pipi Sefia menjadi kehitaman.
"Tidak adil!" teriak Sefia. Walaupun wanita itu sedang hancur hatinya, kelihaian dalam membawa mobil perlu diberi jempol.
Sefia sampai di apartemennya dengan selamat. Satu-satunya yang terluka dan hancur hanyalah hatinya.
Dengan wajah kacau dan mata sembab, wanita itu menekan lift untuk menuju ke apartemen di tingkat 32, di mana ia tinggal.
Bab 1 Perselingkuhan
23/03/2024
Bab 2 Pria asing
23/03/2024
Bab 3 Menikah hari ini!
23/03/2024
Bab 4 Pria gila!
23/03/2024
Bab 5 Terlambat!
23/03/2024
Bab 6 Ayo, kejar pestamu!
23/03/2024
Bab 7 Masuk penjara.
23/03/2024
Bab 8 Persekongkolan
23/03/2024
Bab 9 Janji Wisnu
23/03/2024
Bab 10 Hilang kehormatan!
23/03/2024
Bab 11 Apa yang kamu mimpikan
23/03/2024
Bab 12 Suara kurang ajar
23/03/2024
Bab 13 Pembohong!
23/03/2024
Bab 14 Gadis pendek!
23/03/2024
Bab 15 Bekas di sprei
23/03/2024
Bab 16 Kehadiran wanita lain
23/03/2024
Bab 17 Jangan melamun terus!
23/03/2024
Bab 18 Tidak bisa menahan diri
23/03/2024
Bab 19 Lepaskan! Susah bernapas
23/03/2024
Bab 20 Apartemen Baru
23/03/2024
Bab 21 Fantastis!
23/03/2024
Bab 22 Barang berharga
23/03/2024
Bab 23 Semua milikku
23/03/2024
Bab 24 Dunia itu sempit!
23/03/2024
Bab 25 Bermain di mobil
23/03/2024
Bab 26 Kalah cepat!
23/03/2024
Bab 27 Kamu curang!
23/03/2024
Bab 28 Tidak akan kubiarkan kamu bahagia!
23/03/2024
Bab 29 Menjebak konsumen
23/03/2024
Bab 30 Wanita dengan seribu tipuan
23/03/2024
Bab 31 Panik
23/03/2024
Bab 32 Wisnu nekad
23/03/2024
Bab 33 Mobil itu milikku
23/03/2024
Bab 34 Melecehkan Sefia!
23/03/2024
Bab 35 Flash back
23/03/2024
Bab 36 Nasi bekas
23/03/2024
Bab 37 Semua terhubung
23/03/2024
Bab 38 Pria aneh!
23/03/2024
Bab 39 Kamu tidak boleh hamil!
23/03/2024
Bab 40 Pria biadab!
23/03/2024
Buku lain oleh Senja Maya
Selebihnya