Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Menikahi Mayat Palsu CEO

Menikahi Mayat Palsu CEO

Senja Maya

5.0
Komentar
14.5K
Penayangan
136
Bab

Disuruh menikah dengan mayat? Ihh ... ngeri tapi itulah yang terjadi pada Angel. Dia harus menikah dengan mayat seorang CEO muda yang tampan karena hutang budi keluarga dan imbalan 2 milyar! Demi keluarganya, pada akhirnya Angel terpaksa menerima pernikahan itu! Tapi, ternyata mayat pengantin pria itu masih hidup! Apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca sampai tamat yah, karena novel ini akan sangat menarik untuk menemani waktu santaimu. Salam kenal para pembaca, saya Yanti Runa. Semoga suka ya.

Bab 1 Lamaran Tidak Akan ditolak.

"Tidak! Pokoknya aku tidak mau!" Aku membanting pintu kamarku dengan rasa kesal yang sudah membuncah. Aku masih remaja-baru saja memasuki semester satu dalam sebuah Universitas. Tentu saja bukan salahku, jika saat ini rasa marah serta tak terima-tersebab oleh keputusan yang diambil orangtuaku secara sepihak tersebut.

"Biarkan saja dia! Lamaran tidak akan ditolak dengan alasan apa pun!"

"Keluarga kita berhutang budi yang sangat banyak kepada keluarga Sanjaya. Lagipula, masa depannya akan terjamin karena anaknya nanti akan menjadi pewaris!" Demikian ucap papaku yang sekilas masih terdengar samar-samar olehku.

“Tapi, Pa … I-itu mayat,” ucap mama membelaku.

"Tidak ada penolakan, TITIK!” seru papaku kemudian terdengar langkahnya yang berlalu pergi dengan tergesa-gesa.

Kedatangannya ke rumah kecil itu hanya untuk menyampaikan kabar yang baru saja diterimanya.

Aku membenamkan wajahku ke bantal kesayanganku. Menangis sejadi-jadinya.

"Mengapa mereka begitu tega dan memaksa anak gadis satu-satunya menikah dengan jenazah?"

Ya, mayat. Adakah hal yang lebih tidak masuk akal daripada ini? Aku yang masih gadis remaja, lulus kuliah saja belum. Masih 2 tahun lagi, umurku baru menginjak 19 tahun. Aku juga masih ingin melanjutkan kuliahku, mencari pekerjaan dan bertemu banyak orang. Mungkin juga bertemu pasangan hidup nanti yang mana kami akan saling mencintai dan saling menjaga hati sampai akhir hayat.

Huuh! Memakai alasan balas budi! Bila dijodohkan dengan laki – laki yang masih hidup pun aku masih mau memilih–milih. Ini kok dengan mayat? Hilang kemanakah akal budi mereka semua?

Dengan marah kulempar semua bantalku ke lantai.

"Papa dan Mama kejam. Papa dan Mama tidak adil! Mau jadi apa masa depanku bila menikah dengan mayat!" seruku dalam tangisan yang keras sambil memukul–mukul tempat tidurku.

Dua orang pewaris utama keluarga Sanjaya meninggal akibat kecelakaan-Mr. Andrew Sanjaya dan anaknya Zacky Sanjaya. Keberadaan pewaris berikutnya hanya bisa jatuh kepada anak yang sedarah atau kepada anak saudara yang masih dalam satu generasi.

Tentunya mereka tidak akan menyerahkan begitu saja perusahaan Techno Zypro Holdings Ltd. kepada Mr. Johan Sanjaya-adik kandung lain ibu dari mendiang Mr. Andrew Sanjaya-pemegang saham utama. Beberapa ide dan taktik pun mereka rumuskan.

Aku akan dinikahkan dengan Zacky Sanjaya, putra sulung dari Mr. Andrew Sanjaya. Dengan kondisi Zacky adalah mayat, karena kedua orang yang mengalami kecelakaan itu sudah terbaring dingin, membujur kaku di kamar mayat Rumah Sakit Umum Aditya.

Rencana yang sudah disusun begitu jeli oleh Ibunda Zacky-Emma Sanjaya, dengan dukungan neneknya-Suliastri Sanjaya.

Aku akan divonis sedang hamil anak Zacky Sanjaya, sehingga mau tidak mau harus menikah dalam waktu singkat walaupun Zacky adalah mayat.

Diskenariokan oleh mereka bahwa dalam kandunganku berisi benih calon pewaris-anak kandung Zacky. Tapi, pada kenyataannya aku tidak hamil! Aku masih gadis yang tidak pernah sekalipun bertemu dengan Zacky Sanjaya.

Bahkan, aku belum pernah bersetubuh dengan pria mana pun alias masih perawan. Semua hanya akal-akalan para petinggi dan pemegang kekuasaan dalam perusahaan bonafit itu.

"Tidak, Mama! Angel tidak mau menikah dengan mayat! Mengapa mereka tidak mencari gadis lain?" Isak tangisku dalam belaian mama.

"Tabahkan hatimu, Nak. Sadarilah bahwa keluarga kita hanya keluarga sederhana. Mendiang Mr. Andrew banyak membantu ayahmu selama menjadi supir keluarga Sanjaya. Sekarang mereka sedang mengalami kesulitan. Ini saat terbaik untuk membalas budi, Nak. Maafkan kami." Belaian Bunda yang lembut dirambut namun terasa menyakitkan dadaku.

"Tapi itu mayat, Bunda. Adakah manusia wajar yang mau menikah dengan mayat?" Aku membela diriku dalam tangisan yang sudah pasti ikut menyayat hati bunda.

"Justru itulah, hanya kami yang dipilih untuk membantu."

"Papamu sudah mengabdi sebagai supir pribadi selama 30 tahun. Karena itulah mereka mempercayakan pernikahan ini kepada keluarga kita yang tidak punya apa - apa."

"Kamu pikir darimana semua kebutuhan yang dapat ayahmu penuhi, setiap kamu memintanya dengan manja?"

"Semua itu karena kami memiliki majikan yang sangat baik. Sekarang, Mr. Andrew sudah meninggal. Apakah hal yang adil bila kejayaan dan kekuasaannya jatuh ke tangan adiknya yang lain ibu? Mr. Johan adalah seorang yang licik."

"Berpikirlah, Nak!" Bunda mengatur nafasnya yang tidak teratur dan menghela nafas beberapa kali.

"Taatlah, Nak ... Bunda mohon! Sekali ini saja. Izinkan kami membayar budi melalui kamu." Airmata mulai menetes dari mata bunda.

“Percayalah, kamu tidak akan di apa–apakan. Hanya menjalani sebuah ritual pernikahan singkat saja. Setelah itu, kamu bebas pulang ke rumah ataupun melanjutkan kuliahmu. Mereka akan mengurus sisanya. Bahkan, mereka sudah menyediakan bayi yang akan kamu lahirkan nanti.”

Aku memandang bundaku dengan raut tak percaya, mengapa mereka melakukan semua tipu muslihat seperti ini? Apakah memang begini cara hidup orang tajir?

“Hanya sekali–kali saja kamu akan dipanggil untuk menghadiri acara kekeluargaan karena berstatus sebagai menantu keluarga Sanjaya.” Demikian bundaku menjelaskan dengan lembut supaya aku menerima.

“Jadi mengenai kehamilan itu bagaimana? ” Aku masih penuh dengan kecurigaan dan simpang siur dari cerita.

“Itu hanya bagian dari rencana mereka, nanti akan nada bayi pengganti yang mereka pilih, sama seperti cara mereka memilihmu sebagai pengantin untuk ritual pernikahan itu,” sambung bunda.

"Tapi tadi aku mendengar ayah mengatakan bahwa anakku kelak akan menjadi pewaris?"

Bunda terdiam, dia sendiri bingung entah harus menjawab apa. Akhirnya bunda mengalihkan topik dengan mengatakan, "Kami akan dibayar dua milyar untuk mahar, Nak.” Bunda menatapku nanar.

“APA!? D-dua milyar? Banyak sekali.” Kedua mataku melotot terkejut dan tidak mampu menerima angka fantastis itu.

Bunda menganggukkan kepalanya.

“Iya, Nak. Kamu bisa pakai uang itu untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri, seandainya …” Bunda menghentikan ucapannya, menatapku dengan penuh arti. Seolah ia masih ragu akan reaksiku.

“Seandainya apa, Ma?”

“Seandainya ... pernikahanmu viral sehingga kami harus menyembunyikan diri dari umum,” Jawab bunda dengan lesu.

Pernikahan itu pasti akan viral, siapa yang mau menikah dengan mayat? Berarti, apapun yang bakal terjadi ... sudah mereka pikirkan dengan matang.

Mereka akan mengirim kami sekeluarga ke luar negeri. Kemudian mendiamkan semua kejadian dan meraup keuntungan sendiri karena harta, kekayaan, kekuasaan dan jabatan akan membuat mereka cukup bahagia.

Dan cucu yang akan dijadikan boneka itu? Dia pasti bernasib malang. Aku meneteskan airmata membayangkan keserakahan yang terjadi diantara kelompok tajir.

Tapi uang dua milyar adalah banyak! Aku menelan ludahku sendiri. Apa susahnya duduk diam dan menjalani ritual pernikahan dengan mayat di sebelah. Hanya satu hari! Yah ... hanya menderita satu hari dan akan cair dua milyar! Itu harga yang fantastis!

"Baiklah!" jawabku sesaat dengan kondisi hati yang hancur dan pasrah. Tapi dua milyar bukan jumlah yang sedikit, aku munafik bila mengatakan dua milyar itu tidak cukup untuk membalut luka hatiku.

Jangankan menikah dengan mayat, kurasa tidur dengan mayatpun akan dilakukan oleh gadis lain. Toh mayat tidak bisa bergerak lagi. "… kecuali," gumamku. Aku menelan ludahku dengan berat.

Ya ... kecuali ada hantunya.

Iiihhhh ... bergidik aku membayangkannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Senja Maya

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku