Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ke(m)bali Mengejar Cinta Pelangi

Ke(m)bali Mengejar Cinta Pelangi

nyctophiona

5.0
Komentar
Penayangan
21
Bab

Laskar selalu menolak Pelangi, tetapi suatu insiden membuat adanya benang merah yang mengikat keduanya. Namun, Pelangi tidak bisa bertahan dengan perasaannya untuk Laskar selamanya karena pria itu sudah memiliki tunangan, Natalia. Lalu bagaimana dengan nasib benang merah yang mengikat keduanya? Akankah mempersatukan Laskar Pelangi atau malah menjauhkan mereka hingga kembali menjadi seperti dua orang asing yang tidak pernah saling mengenal? "Mulut bisa dengan mudah merelakan, tetapi hati belum tentu. Rela memang nggak semudah kata." -Pelangi Soegihartanto.

Bab 1 Prolog

"Woi, melamun mulu, Neng. Udah mau Ujian Nasional juga fokusnya masih lari ke mana-mana." Gadis yang ditegur itu hanya bisa tersenyum kecil kemudian bangkit berdiri setelah duduk lesehan di lantai selama hampir dua jam lamanya.

"Ribut, ah. Aku mau ke toilet dulu. Kantung kemihku tiba-tiba jadi penuh gara-gara diomelin kamu terus, Ni." Setelah berkata demikian, gadis itu lantas berjalan menuju kamar mandi tamu yang berada tidak jauh dari rumah tamu untuk menuntaskan sesak di kantung kemihnya yang sudah menjerit dan meminta untuk segera dikeluarkan.

Begitu kedua tungkai sang gadis berhenti di depan pintu kamar mandi, indra pendengarannya menangkap suatu hal yang lebih menarik dari sekadar panggilan alam yang sudah meronta di bawah sana. Ia mendengar suara yang sangat dikenalinya dari arah ruang makan.

Meskipun suara itu terdengar samar, tetapi kedua telinganya masih bisa menangkap dengan jelas suara dua orang pria yang sedang duduk di kursi bar dengan posisi yang membelakanginya saat ini. Dua pemilik punggung tegap itu adalah orang yang sangat dikenalinya, yaitu Laskar dan Kaisar.

"Ampun, Kai. Mana mau gue sama dia. Lihat wujudnya aja udah sepet duluan mata gue. Ya, kali nyokap gue sampai doain biar gue jodohnya sama dia."

Gadis itu jelas mengenali pemilik suara yang baru saja mengatakan kalimat-kalimat tersebut pada sahabatnya.

"Awas itu mulut lo. Beneran jodoh baru nyaho lo," tegur suara lain yang dipanggil dengan sebutan 'Kai' tadi.

"Nggak mungkinlah. Kayak udah nggak ada cewek lain aja di dunia ini. Lagian dia masih bocah banget, mana mau gue sama bocah yang dadanya aja bahkan belum tumbuh gitu," sahut Laskar membalas ucapan sahabatnya. "Mana lagi mukanya jerawatan, dekil, gendut lagi," lanjut suara itu tanpa tahu kalau kalimat yang baru saja meluncur dari mulutnya sudah membuat hati seorang gadis hancur berkeping-keping tanpa ada yang tersisa sedikit pun.

Gadis yang diam-diam sedang menguping itu hanya bisa tersenyum miris sembari menahan bulir kristal bening agar tidak meluncur dari kedua netranya.

Seharusnya kamu sadar diri dong. Dia itu ibarat pangeran yang dipuja-puja semua wanita, sedangkan kamu? Bahkan nggak lebih baik dari seorang upik abu. Benar-benar definisi yang tepat untuk menggambarkan peribahasa pungguk yang merindukan bulan, batin gadis itu bermonolog pada dirinya sendiri di dalam hati.

"Terserah lo, deh. Awas aja kena karma. Gue mah nggak ikut-ikut," putus Kai pada akhirnya setelah menghela napas pelan karena kelakuan sang sahabat yang kerap mengeluarkan kata-kata pedas dari mulutnya itu.

"Eh, sebentar ... gue baru sadar kalau nama kalian ada korelasinya. Laskar Pelangi. Percayalah sama gue, kalian berdua udah ditakdirkan untuk berjodoh oleh semesta."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku