icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ke(m)bali Mengejar Cinta Pelangi

Bab 3 2. Tiga Lawan Satu

Jumlah Kata:3127    |    Dirilis Pada: 08/07/2023

di kursi yang dekat dengan area parkiran sekolah mereka. Gadis itu segera berjongkok di depan kaki Pelangi untuk memastikan kondisi luka yang bersarang di

ihujat, gerutu Harmonia dala

menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang di area lobi sekolah itu. Pelangi segera menarik lengan Harmonia agar

Pelangi sembari menundukkan kepalanya agar orang-ora

ntuk berdiri. Sementara itu, Pelangi yang tangannya sudah ditarik kecil oleh Harmoni

bisa putus tanganku kalau ka

au badannya begitu, masih juga ngeyel. Mana kamu masih belum punya KTP. Jadi pengen aku jitak, deh, kepala pintar k

terkekeh kecil setelah mendengar uca

h," gerutu Harmonia. "Ngg

s itu. Mereka sudah membahas ini beberapa minggu lalu, tapi Harmonia seakan-

e sekolah. Kamu ini ngomongnya ngadi-ngadi, deh." Harmonia tak habis

ia berusaha menjadi mak comblang di antara keduanya, meskipun Laskar kerap menolak keras, sementara Pelangi hanya bisa pasrah karena bukan cuma sekali gadis itu

ang ekspresif, tetapi gadis itu diam-diam selalu mencari tahu dan mengagumi apa yang Laskar lakuka

kan ketimbang memberi kebahagiaan? Atau memang sebenarny

ng terpintar di kelasnya, tetapi untuk masalah perasaan, Pelangi jelas nol

terusan berbagi oksigen di dalam mobil yang sama dia, bisa-bisa aku dipindahin ke atas atap mobilnya," jelas Pel

, padahal tak ada nada humor di dalam kalimatnya tadi. Gadi itu sungguh-

runin terus dikasih ongkos naik angkot-lah setidaknya," balas

pula, Mas-mu itu juga ilfeel-nya kayak udah mendarah daging sama aku," ka

pun lantas menekan luka gadis itu lebih dalam denga

ulah Harmonia yang hampir membuatnya ingin mati karena

yang sedang menganggur. "Kamu kalau mau bunuh aku, nggak kayak gini juga c

Dek. Ingat, ucapan itu doa loh. Sekali lagi Kak Oni

edang berperan sebagai sosok adik yang patuh pada kakaknya. Namun, belum sampai satu menit be

iasanya Pelangi dan Harmonia selalu ke kantin bersama-sama. Kebetulan hari ini Pelangi membawa bekalnya seh

armonia yang sebelas dua belas dengan karet, alias susah kenyang sehingga ia pun mem

atu untuk Harmonia. Baru membuka kotak makan dan belum sempat menyendok ke dalam mulutny

um miskin," celetuk salah satu dari gadis di hadapann

Delilah masih terus mengusiknya sampai hari ini. Ya, itu adalah Delilah dan geng-nya yang selalu tampil be

Namun, ketika Harmonia tidak berada di sisi gadis itu, maka barulah mereka akan menjalankan rencananya

yang sudah diminumnya sampai setengah ke dalam kotak makan Pelangi. Bukan hanya itu,

beranian untuk melawan gadis-gadis yang ada di depan mejanya. Kalau saja ia punya keberanian seperti Harmonia, sudah dipast

dengan ulah temannya yang menguyur bekal Pelangi tadi. Dua gadis yang berdiri di masing-masing sisi De

k ada satupun dari mereka yang berani maju untuk membela Pelangi. Di mana l

nia dengan lantang dari

ah dan geng-nya mengerubungi Pelangi. Tanpa babibu, Harmonia langsung menyemprotkan susu

n ulah Harmonia sembari mengusap wajahnya yang t

etia menggenggam sekotak susu berwarna biru. Namun, bedanya kini benda itu sudah penyok dan tidak berbentuk dalam g

menghadiahkan dua teman gadis bermuka du aitu dengan hadiah yang hampir sama. Bedanya gadis itu

rah. Kedua gadis itu sudah bersiap menyerang Harmonia, tetapi gadis i

jelas tahu kalau semua orang yang berada di dalam sana sedang menatap ke arah mereka dengan pandangan yang berbeda-beda dan sulit untuk d

merasa direndahkan oleh gadis itu. Namun, bukannya ketakutan melihat wajah Delilah yang sudah seperti kerasu

ia menyindir sembari menyusuri seluruh tubuh Delilah dari atas sampai ke baw

Gadis itu tidak mempersiapkan diri sehingga tubuhnya pun menabrak sudut meja d

s di hadapannya. Namun, yang paling mendominasi adalah rasa nyeri dan sesak di hat

yakinkan diri bahwa ia harus turun tangan untuk mengam

Harmonia dan Delilah serta teman-temannya. Gadis itu sudah tida

dis itu malah menjadi semakin kacau. Tubuh Pelangi tidak luput dari cakaran Delilah dan teman-temannya yang berkuku panjang.

ai tameng dari serangan Delilah dan teman-temannya. Sayangnya, aksi heroik yang dilakukan oleh gadis itu sukses

kepanikannya ketika mendapati cairan berwarna merah pekat da

Harmonia, sebuah suara tiba-tiba mengg

apa i

iri di ambang pintu dan sudah bersiap untuk melangkah masuk ke dalam ruangan kelas. Namun, sayangnya tidak ada satu pun m

sampai kursinya bisa terbalik hah?" tanya Guru Matemati

semprotin susunya ke muka saya, Bu," adu D

Belum sempat guru killer itu menyelesaikan ucapannya, Harmo

itu, Harmonia segera memapah Pelangi menuju ruang UKS tanpa memedulikan suasana kelas lagi. Gadis itu mengabaika

karang. Pipinya mengeluarkan darah yang belum menunjukkan tanda-tanda akan s

ga di UKS langsung membaringkan Pelangi di brankar, sedangkan Harmonia hanya bisa berdoa dalam hati ketika tirai di

k di kursi yang langsung berhadapan dengan guru konseling dengan Delilah yang duduk di sebelahnya. Semen

ya sedari tadi, sementara Delilah malah tampak tidak bersalah sedi

tin Harmonia berde

isa menjelaskan kronologisnya?"

dak khawatir dengan keadaan Pelangi saat ini, mungkin tangan Harmonia sudah hinggap di kedua pipi

urusan sama dia," jawab Delilah membalas dengan ekspr

tanya Bu Yohanna, memint

ly satu orang kalau bukan PENGECUT, Bu?" Harmonia yang dengan penekanan pada akhir kata dan nada penuh sindiran yang tidak berniat untuk disembunyika

, dan Monica?" Kini tatapan guru itu beralih pada Delila

nggil orang tua kalian sekarang! Saya nggak mau tau gimana caranya. Pokoknya orang tua kalian

a sudah cukup muak harus berbagi oksigen di dalam ruangan konseling yang cukup sempit bersama Delilah dan teman-temannya sehingga ia

rang sana ketika panggilan

onseling nih, tapi jangan bilang-bilang sama Papa Mama, ya," pi

n aja di sekolah sampai-sampai orang tua didatang?" tanya Laskar yang kini sudah menggelengkan kepalanya. Tentu saja

e sini, ya. Dengan Mas Laskar datang, buka

ap oleh indra pendengaran Harmonia. Laskar mematikan sambungan panggilan itu se

olog pada dirinya sendiri. Ah, Mas Laskar nggak mungkin setega itu sampai membiark

onia ketika melihat dokter jaga tadi

di tangan dan kaki juga harus sering dibersihkan, ya, supaya nggak in

ungsi penglihatan kalau dibiarkan," lanjut dokter berjenis kelamin perempuan itu menjelaskan. Setelahnya

brankar Pelangi. Kedua netranya langsung menemukan sosok Pelangi yang sedang berbaring di atas brankar dengan indra pengliha

saja akan membuat sebuah benda berbahan kaca yang ada di dalam ruangan UKS itu pe

ini. Sepertinya selama Pelangi berteman dengan gadis itu, inila

yang sakit? Nanti setelah ini kita ke rumah sakit, ya," kata Harmonia masih dengan suara yang sama pelan seperti sebelumnya. Gadis itu tidak bisa menyembunyikan nada suar

suaranya agar tidak meninggi. Gadis itu benar-benar gemas dengan Pelangi yang selalu membantah ucap

di wajahnya. Gadis itu tidak ingin menambah kekhawatiran Harmonia sehingga hanya e

ar," ujar Pelangi sembari mengelus pelan punggung tangan Harmonia dengan binar geli yang terpatri

ripada aku," ledek Harmonia berusaha

h kesunyian selama beberapa saat se

alah," gumam Pelangi dengan tatapan yang menera

gi. Terlalu tulus dan mudah merasa bersalah

sama Mas Laskar baru tau!" Bukannya senang setelah mende

gat bisa tertangkap oleh indra pendengaran Harmonia. Sayangnya, belum sempat gadis itu membalas ucapa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka