Kisah seorang anak laki laki yang miskin setelah mendapatkan kelimpahan harta serta merta melupakan jati diri dan yang lebih parah nya melupakan juga tidak menganggap kedua orang tuanya yang telah merawat dan membesarkannya.
Pada ribuan tahun yang lalu, dikisahkan tentang sebuah keluarga yang sangat miskin. Mereka tinggal didekat Sungai Cecuruk. Agar memenuhi kehidupan sehari-hari, keluarga itu hanya mengandalkan hasil dari menjual buah-buahan dan sayuran ke pasar yang didapatkan dari dalam hutan. Keluarga itu memiliki sepasang suami istri dan seorang anak laki-laki bernama Kulup. Kulup anak yang sangat rajin membantu orang tuanya mencari pendapatan untuk kehidupan seharu hari mereka. Semua anggota keluarga saling membantu. Keluarga itu tampak hidup bahagia meskipun menjalani hidup serba kekurangan.
Suatu hari, ayah Kulup pergi ke hutan untuk mencari bambu muda atau nama lain dari rebung. Rebung itu rencananya mau di masak oleh ibu kulup. Tapi, ketika sedang menebang rebung, ayah kulup menemukan sebuah tongkat yang berada dirumpun bambu. Ayah Kulup, begitu biasanya ia disapa, mengambiltongkat itu dan ingin membuangnya. Sebelum niatnya untuk membuang tongkat tersebut, ia memperhatikan tongkat itu dengan seksama. Ia menganggap tongkat itu bukan tongkat sembarangan. Karena rasa ingin tahu nya yang besar, dibersihkan tongkat tersebut. Benar saja, setelah kotoran yang menempel berhasil dibersihkan, dan terlihat kilau intan, permata, dan batu merah delima yang bertabur di tongkat itu.
"Siapa ya pemilik tongkat ini? Pasti ia merasa kehilangan," dalam hati Pak Kulup kebingungan. Di tengah kebingungan, Pak Kulup memutuskan untuk membawa pulang rebung dan tongkat berharga itu. Setibanya di rumah, pak Kulup hanya melihat si Kulup yang sedang tiduran karena kelelahan mendorong kereta. Sementara itu, ibu kulup sedang bekerja di rumah tetangganya. Dengan perasaan yang tidak gusar, Pak Kulup bergegas menyusul istrinya dirumah tetangganya. Setelah menjemput istrinya, dalam perjalanan pulang menuju rumahnya, Pak Kulup menceritakan kejadian yang dialaminya di hutan tadi. Mendengar cerita itu, sang istri pun terkejut."Bagaimana mungkin ada tongkat yang sangat berharga berada di dalam hutang liar?" pikir Ibu Kulup. Tidak terasa, mereka telah sampai di rumah. Pak Kulup, bu kulup, dan si Kulup berembuk benda temuan itu. "Bagaimana kalau kita simpan saja tongkat ini. Siapa tahu ada orang yang merasa kehilangan dan mencarinya kita bisa mengembalikan tongkat ini kepada pemiliknya," usul Pak Kulup.
"Tapi, mau disimpan dimana tongkat berharga itu Pak? Kita kan tidak punya lemari untuk menyimpannya. Jika diletakkan di luar, aku takut tongkat ini malah dicuri orang," imbuh ibu kulup."Bagaimana kalau kita jual saja tongkat berharga ini agar kita tidak pening untuk menyimpan dimana," usul Kulup.
Ketika sampai di muara Sungai Cecuruk, Kulup teringat akan kampung halamannya. Kapal4d itu kemudian berlabuh di Sungai Cecuruk. Suasana kapal4d sangat ramai oleh suara binatang ternak untuk perbekalannya di jalan seperti ayam, itik, angsa, burung, dan binatang lainnya. Berita kedatangan si Kulup terdengar sampai ke telinga orang tuanya. Betapa bahagianya mereka mendengar hal itu. Kerinduan mereka selama ini sebentar lagi akan terobati.
Sang ibu pun sibuk menyiapkan makanan kesukaan Kulup. Keesokan harinya, kedua orangtua Kulup pergi ke kapal4d untuk menemui Kulup dengan membawa makanan kesukaan Kulup. Kapal4d itu terlihat sangat mewah. Kedua orangtua itu tak sabar ingin bertemu dengan anak tercintanya. Setibanya di kapal4d, sang ibu berteriak-teriak memanggil Kulup. "Kulup anakku..., dimana kau? Ini ibu, Kulup."Mendengar suara ibunya, Kulup tampak bingung.
Ia malu jika sampai orang lain mengetahui bahwa orangtua yang berpakaian kumal dan tampak miskin itu adalah ayah dan ibu kandungnya. "Siapa kalian? Cepat pergi dari kapal4d ku!" teriak si Kulup."Kami adalah ibu dan ayahmu Nak. Apa kau sudah tidak mengenali kami lagi? Ibu juga sudah membawakan makanan kesukaanmu," jawab ibu Kulup dengan nada sedih."Makanan apa ini? Aku tidak suka makanan kampung seperti ini. Perlu kalian tahu,orang tuaku adalah seorang saudagar kaya. Bukan gembel seperti kalian," ucap Kulup sambil membuang makanan buatan ibunya. Mendengar kata-kata kasar dari mulut anaknya, hancurlah hati kedua orangtua itu.
Mereka merasa terhina. Harapan mereka untuk melepas rindu hanya tinggal harapan. Anak yang mereka sangat cintai telah berubah menjadi anak durhaka. Setelah pergi meninggalkan kapal4d si Kulup, si ibu yang tidak dapat menahan amarahnya dengan emosi berkata, "Jika saudagar yang kaya raya itu adalah benar anakku si Kulup, biarlah kapal4d besar itu karam bersamanya!"Kedua orang tua Kulup kemudian kembali ke rumah dengan hati yang terluka.
Berselang kemudian, setelah kepergian mereka tiba-tiba muncul badai besar dan gelombang laut yang sangat tinggi menerjang kapal4d si Kulup. Akhirnya, kapal4d besar itu pun terombang-ambing dan terbalik. Semua penumpang tewas dalam kejadian itu.Beberapa hari kemudian, di tempat karamnya kapal4d milik si Kulup, muncul sebuah pulau yang menyerupai sebuah kapal4d. Pada waktu-waktu tertentu, di pulau tersebut terdengar suara-suara binatang bawaan si Kulup yang berada di kapal4d nya. Sekarang, pulau itu bernama Pulau Kapal4d.
Pesan yang bisa di ambil dari kisah Pulau Kapal4d ini. Sayangilah kedua orang tua mu, berbuat baik lah untuk orang tua mu karena alam itu menjawab semua perbuatan yang kita buat, mau itu baik dan buruk.
Bab 1 ALKISAH LEGENDA PULAU KAPAL4D DI BANGKA BELITUNG
26/11/2024
Buku lain oleh Baca Novel Kapal4d
Selebihnya