Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Amore Acresia (Acre) Pov~
Selama beberapa waktu hampir di seluruh belahan dunia berada dalam kekacauan, kami semua terkena dampak mematikan dari Vyrus yang tercipta di wilayah Wuhan, China. Pemerintah menutup hampir semua jalanan, termasuk di Los Angeles, California. Juga di beberapa Kota di Indonesia.
Kota kelahiranku juga kabarnya sama, Ibuku menelfon memberitahuku bahwa Kota Kudus yang biasanya ramai, tidak peduli siang ataupun malam hari kini berubah drastis. Sebagian pegawai kantor, guru dan PNS harus bekerja di rumah Work From Home (WFH), semua siswa diliburkan dari sekolahnya.
Akibatnya para orangtua harus menanggung beban dalam pengasuhan anaknya di bidang pendidikan, tidak sedikit orang tua yang mengeluh karena anaknya sulit belajar jika dirumah, kesulitan belajar secara online, bahkan ada yang sampai bertengkar antara istri dan suami dikarenakan anaknya susah belajar.
Sebagian buruh pabrik diliburkan atau bergantian hari kerjanya, misal sebagian bekerja pada hari senin sampai hari rabu, sebagian lagi hanya bekerja hari kamis sampai hari sabtu. Para wirausaha kacau bisnisnya, pedagang kaki lima juga sepi pembeli, jam operasional restoran atau warung warung juga terbatas, pedagang kaki lima dan warung di pinggir jalan tidak boleh buka diatas jam 9 malam dikarenakan adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Satpol PP berlalulalang memutari jalanan memantau seluruh masyarakat agar tetap mematuhi peraturan mengenai Corona Vyrus yang berbahaya, sementara masyarakat menengah kebawah di kotaku mengandalkan bantuan pemerintah untuk menghidupi isteri dan anaknya.
Ibuku berkata semua orang hanya keluar rumah untuk membeli kebutuhan saja, sembako dan obat obatan. Sebagian orang- orang bahkan harus mengantri di Apotek hanya sekedar mendapatkan suplemen penjaga daya tahan tubuh, lalu meneruskan ke warung- warung untuk mengantri susu steril untuk diminum setiap harinya, demi memperhatikan kesehatan agar tidak terserang Virus yang berbahaya. Tidak jarang juga susu beruang habis setelah mereka mendatangi warung, lalu mereka berlari mencari ke warung yang lain.
Kami harus mengenakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak dari kerumunan, dan rajin mencuci tangan. Jalanan yang biasanya ramai lalulalang kendaraan kini terlihat lenggang,hanya tampak satu dua orang saja melewatinya. Corona Vyrus .Ya, begitulah kami dan mereka menyebutnya, dampaknya membahayakan, kata ibuku banyak sebagian dari orang orang dari Kota Kudus yang terbukti positif harus menjalani isolasi mandiri dirumah, isolasi di Balai Desa, atau bahkan harus dibawa Polisi dan Tentara untuk melakukan isolasi di Donohudan, Solo.
Tidak jauh berbeda, di Los Angeles pun sama, pagi-pagi saat ada sinar matahari, kami di Amerika dianjurkan untuk berjemur selama kurang lebih setegah jam demi menjaga daya tahan tubuh agar tidak terkena Vyrus tersebut. Semua orang disini harus keluar memakai masker dan menjaga jarak, tetapi penduduk Amerika ada yang taat dan juga ada yang tidak taat terhadap aturan yang diberlakukan. Aku dan sahabatku Brielle adalah salah satu dari mereka yang tidak taat terhadap salah satu peraturan yaitu “jaga jarak”, kami bahkan masih sering berpelukan dimana saja.
Bedanya dari Negara Indonesia, di Amerika sudah terdampak Vyrus itu lebih dahulu, kami bahkan sudah Vaksin lebih dahulu di Negara ini, disaat masyarakat di Indonesia masih sibuk mencegah tetapi akhirnya juga terkena karena pencegahan yang kurang optimal.
Tetapi, siapa sangka, dampak dari Vyrus yang menyeramkan itu pun aku harus di pulangkan ke Indonesia. Corona Vyrus mengubah semuanya!
Perusahaan di Bidang Industri Tas Sekolah, Xander Bag yang yang memberikan sponsor beasiswa kepadaku juga terdampak Vyrus tersebut sehingga mengalami kerugian dan menghentikan semua program beasiswa. Mungkin perusahaan itu bangkrut karena anak sekolah pada libur dan tidak membutuhkan tas karena belajar secara online, sehingga omset perusahaan itu kian memburuk, dan semua program beasiswa dihentikan.
Awalnya aku sangat merasa beruntung bisa kuliah di luar negeri, semua kerja kerasku belajar bahasa inggris dan TOEFL setiap hari terbayarkan sudah, bayangkan saja setiap hari aku harus menghafalkan kamus bahasa inggris beserta isinya, ya mungkin sebagian orang berkata aku seorang mahasiswi yang beruntung terlahir dari keluarga yang sederhana tetapi bisa menempuh study di Los Angeles California, tapi takdir tak lagi berpihak kepadaku, aku harus pulang ke Indonesia di akhir semester ke-2 ku.
Bagaimanapun juga, aku harus merasa beruntung bisa menempuh study S1 ku prodi Early Childhood Education selama satu semester, meski setelah itu harus teputus. Bagaimanapun juga, aku harus merasa beruntung pernah menaiki pesawat, itu impianku sedari kecil. Aku masih ingat betapa kedua orangtuaku dulu melarangku untuk berkuliah di luar negeri, orangtuaku takut jauh dariku, takut terjadi apa- apa denganku, aku anak perempuan pertama mereka sementara adikku masih duduk di bangku SD.
Tapi dahulu tekadku untuk berkuliah di luar negeri sangat hebat, setiap hari aku mengikuti bimbingan TOEFL dan mengikuti les untuk bisa lolos beasiswa kampus luar negeri. Akan tetapi takdir berkata lain, kini aku mulai sadar, memang izin dari orang tualah yang sangat penting. Dahulu mungkin aku lupa, aku hanya belajar sekuat tenaga, tetapi tidak memperdulikan izin dari orang tua.
Aku Amore Acresia, orang orang biasa memanggilku “Acre” tetapi aku tidak begitu akrab jika dipanggil begitu, aku lebih menyukai panggilan ibuku kepadaku.
“Ame…,” begitulah saat ibu memanggilku.
Amore Acresia, itu nama yang diberikan kedua orang tuaku saat aku mulai bernafas di dunia ini. Disamping membantu kedua orang tuaku dirumah, aku mempunyai kebiasaan suka belajar sampai tengah malam sedari kecil. Karena sorenya aku berlatih menari, jadi aku belajar di malam hari.
Aku pandai menari, aku selalu mengikuti extra menari semenjak aku duduk di bangku Taman Kanak- Kanak hingga sekolah menengah. Saat duduk di sekolah menengah, waktu istirahat kuhabiskan di gedung kecil tempat orang selalu dapat mendengar suara gamelan yang lembut atau penuh gairah dan semangat. Pada waktu- waktu tidak ada latihan untuk tingkatanku, aku duduk memukul gamelan.
“Setiap kali aku melewati gedung ini, kamu selalu disini, Re. Kamu rajin sekali,” ucap seorang teman kepadaku.
“Aku menyukai suara gamelan,” sahutku kepadanya.
“Bukannya kamu bercita cita kuliah di luar negeri?” tanyanya.
“Iya, aku akan kesana, aku pasti bisa, aku sudah dijadwalkan mengikuti test TOEFL dan wawancara lusa nanti,” jawabku waktu itu.
"Jika kamu beneran kuliah di Amerika, akankah kamu memperkenalkan kesenian jawa disana?" tanyanya antusias.