Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Bonita mengawasi Kenzo dan Helga yang sedang mengukur sampel gaun pengantin berwarna salem dengan aksen bunga dan kupu-kupu yang bertebaran di sekeliling bahu. Gaun itu dipasangkan pada manekin yang diletakkan di tengah ruangan, tepat di sebelah Maria yang sedang menyesap minuman manis berwarna pink bertabur gula-gula berbentuk bintang berkilau warna-warni. Bonita menahan keinginan untuk menyambar minuman itu dan membuangnya ke tempat sampah demi menjaga reputasi yang sedang berada di perbatasan.
Sejak Maria menginjakkan kaki di bridal, suasana berubah. Wanita itu memancarkan kesombongan yang tidak mampu ditampung oleh tubuhnya sendiri. Lebih dari itu, aura mendominasi seolah hanya dirinya yang superior dibandingkan semua orang di ruangan itu membuat Kenzo dan Helga merasa muak.
"Anda harus diet agar bisa menurunkan berat badan sebanyak dua kilo jika tetap memaksa menggunakan ukuran itu, Princess." Tegur Kenzo seraya mengukur pinggang Maria. Matanya melirik pada minuman pink yang kini tergeletak di meja. Nada suaranya sopan dan manis, walau makna di baliknya sangat tajam. Bagaimana tidak? Dia sedang menahan kekesalan yang teramat sangat karena Maria berhasil mengerjainya dengan menambahkan berbagai detail hingga mengubah desain awal yang sudah mereka sepakati sejak bulan lalu.
Maria melirik Kenzo tanpa minat, "Aku pasti berhasil menurunkan berat badan tepat saat pesta pernikahanku berlangsung, Ken. Jangan mencemoohku seolah aku tidak sanggup melakukannya."
"Saya mengenal instruktur yoga yang bisa membantu Anda menurunkan berat badan. Anda bisa menghubungi saya kapan saja jika membutuhkan informasi." Sindir kenzo dengan bibir melengkungkan senyum ramah.
Maria berdecak kesal, "Aku bisa menurunkan berat badan tanpa instruktur manapun. Aku hanya perlu mengubah pola makan seminggu sebelum menikah dan akan memakan apapun setelahnya."
Kenzo tersenyum sinis walau senyum itu lenyap saat bertemu tatap dengan Bonita. Helga meminta Kenzo diam dengan bibir bergerak tanpa suara. Bonita menggeleng pelan melihat tingkah dua asisten dan pelanggan di hadapannya —yang merupakan seorang teman lama. Entah sudah berapa kali mereka berdebat tentang berat badan, model gaun, juga ukuran gaun yang seharusnya dipilih oleh Maria untuk pesta pernikahannya.
Sesi pengepasan gaun dengan Maria sudah berlangsung lebih dari dua jam. Jam pertama, Maria berhasil mengajak Bonita berbincang mengenai hal remeh-temeh tentang teman-teman lama hingga Kenzo dan Helga sungkan untuk mengganggu. Selanjutnya, Maria berhasil membuat Bonita mengubah desain gaun dari yang sebelumnya dan yang terakhir diminta merupakan desain kelima belas.
"Boo, aku ingin kamu menambahkan lima kupu-kupu di sini." Titah Maria dengan senyum lebar dan hidung terkembang seraya menunjuk ke arah pinggul kanan manekin. "Maksudku, kupu-kupu yang terlihat hidup. Aku akan membayar berapa pun harga yang kamu minta."
"Lima terlalu berlebihan. Bagaimana dengan dua? Aku akan membuatnya dengan ukuran sempurna dan membuatmu terlihat seperti putri yang baru datang dari negeri sihir." Tawar Bonita dengan senyum memikat yang biasa diberikan pada semua pelanggannya. Dia tahu harga tidak akan menjadi masalah untuk seseorang yang menginginkan momen pernikahan sempurna yang hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup mereka.
"Baiklah. Kapan aku bisa melihat hasilnya? Aku akan mengajak Tommy ke sini."
"Tiga minggu lagi."
"Tidak bisakah kamu menyelesaikannya lebih cepat?"
"Akan aku usahakan, tapi aku tidak ingin berjanji kosong padamu. Aku lebih mementingkan kualitas. Seharusnya kamu tahu hal itu sebelum memutuskan memakai jasaku."
"Baiklah kalau begitu. Kapan kamu akan menyusulku menikah? Bukankah empat tahun waktu yang terlalu lama untuk berpikir akan menikah atau tidak dengan kekasihmu?"
Bonita meletakkan map berisi kertas-kertas desain gaun di atas meja, lalu tersenyum simpul. Dia dan Maria merupakan teman sekolah delapan tahun lalu. Mereka tidak terlalu dekat, tapi cukup mengenal satu sama lain karena ruang kelas mereka berdekatan. Satu hal yang Bonita tahu dengan pasti, Maria yang seorang pencari berita ulung tidak akan mudah menyerah untuk mendapatkan informasi.
"Benjamin belum melamarmu?"
Bonita menahan tawa karena tebakan Maria salah, "Itu urusanku dengannya. Sesi kita hari ini selesai. Aku akan memberitahu saat gaunmu selesai dibuat."
Maria tersinggung hingga kedua alisnya yang tipis mengernyit, "Tidak bisakah kamu menyediakan waktu lebih lama untukku? Aku akan membayar berapa pun harga yang kamu minta."
Bonita bangkit dengan cepat ke arah manekin bergaun untuk mengelus permukaan kainnya, "Itu akan jauh lebih bagus. Bisa antar pelanggan cantik kita ke bawah, Ken? Temani dia berbincang hingga bosan. Dia juga harus memeriksa berkas untuk melihat rincian harga gaunnya. Jangan lupa suguhkan minuman apapun yang dia inginkan."