Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
AFTER THAT NIGHT (CEO)

AFTER THAT NIGHT (CEO)

Dewa Amour

5.0
Komentar
7.9K
Penayangan
53
Bab

// Mature conten 21+// Darren Hawk seorang CEO di perusahaan teknologi terbesar di kota New York. Di usianya yang terbilang sudah layak, ia ingin mempersunting kekasihnya yang bernama Angela Rawllies, desainer berbakat yang bekerja di sebuah perusahaan fashion terkenal di kota Paris. Namun niatnya kandas karena sang ibu telah lebih dulu meminang seorang gadis untuknya. Xavia Price, model cantik yang berkasta sama dengannya. Darren berusaha menahan diri untuk tidak memberikan hatinya pada Xavia, namun semua itu kandas dalam satu malam. Dan malam itu menjadi petaka yang menyudutkan Darren. Siapa yang harus dirinya pertahankan? Angela atau Xavia? Novel keren ini hanya ditulis oleh pengarang fiksi asal Indonesia, Dewa Amour

Bab 1 DARREN HAWK

Karena cinta, duri menjadi mawar. Karena cinta, cuka menjelma anggur segar.

~Jalaluddin Rumi~

***

Musim panas di kota New York. Tampak beberapa orang yang sedang berlari pagi bersama orang terdekatnya.

Ada juga yang tampak menenteng tali pengikat leher anjing kesayangan sambil berjalan-jalan santai. Ya, pagi yang sangat cerah. Pasti lebih seru jika berjoging sambil mengajak peliharaan tersayang. Ide yang bagus, bukan?

Di sebuah kamar hotel VIP. Tampak seorang pria dengan postur tubuh atletis yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan handuk putih yang melilit di pinggang, pria itu tampak menawan dengan dada bidangnya dan otot-otot perutnya yang kekar menyerupai kotak-kotak.

Rambut dark brownnya tampak masih basah, dia berjalan menuju standing miror yang berada di pojok ruangan.

Di tengah ranjang, terlihat seorang wanita yang masih meringkuk dengan tubuh polos yang hanya berbalut selimut putih nan tebal. Benar, keduanya baru saja menghabiskan malam bersama.

"Darren, apakah kau akan segera pulang?" Si wanita mulai terbangun sambil memegang selimut yang menutupi sampai ke bahunya.

Pria itu menoleh sambil tersenyum tipis.

"Ya, Aku akan segera pulang. Hari ini ada meeting penting di kantor. Aku tak ingin terlambat," jawabnya.

Dia, Darren Hawk. CEO dari Hawk Company Group, salah satu perusahaan teknologi yang sedang melebarkan sayapnya di Amerika.

"Baiklah, aku pun akan segera kembali ke Paris," balas wanita di atas ranjang itu. Namanya Angela Rawllis, desainer berbakat yang bekerja di sebuah perusahaan fashion terkenal di kota Paris.

Keduanya sudah hampir dua tahun menjalin hubungan asmara, dan ini bukan kali pertama bagi mereka menghabiskan malam bersama. Kebetulan, kemarin Angela datang ke kota New York untuk urusan pekerjaan. Jadi, mereka bisa bertemu untuk sekedar saling melepas rasa rindunya.

"Angela, apakah kau akan terus bekerja di sana? Alangkah baiknya jika kau pindah saja ke kantorku. Mungkin kau bisa menjadi Sekertaris pribadiku," tukas Darren sambil mengenakan kemeja putihnya di depan cermin.

Angela hanya mengulas senyum mendengar ucapan pacarnya itu.

"Kau ini, aku bisa mati jika berada di kantormu. Hh, Nyonya Hawk pasti akan menjambak rambutku lalu melemparku ke jalanan seperti seorang pengemis," rajuk Angela sambil mengenakan gaun tidurnya yang tampak kusut.

Darren tersenyum tipis. Nyonya Hawk yang dimaksud Angela tak lain adalah ibunya. Dan ibunya tak pernah memberikan tatapan yang bersahabat pada Angela.

Bahkan sering kali Nyonya Hawk menawarkan sejumlah uang pada Angela guna meninggalkan putranya. Sungguh calon ibu mertua yang angkuh! Angela sudah malas untuk membujuk wanita berdarah Jerman itu agar mau menerimanya.

"Maafkan ibuku, jangan dipikirkan," ucap Darren sambil berjalan menghampiri Angela yang masih berada di tengah ranjang.

Wanita itu hanya mengangguk ringan. Apa lagi yang bisa dia lakukan? Sampai mati pun Nyonya Hawk tak mungkin bisa menerimanya. Entah kenapa. Mungkin karena kasta mereka yang jauh berbeda.

"Angela, aku sangat mencintaimu. Aku tak perduli apa pun yang dikatakan ibuku. Kau yang terbaik untukku, Darling." Darren duduk di sampingnya, lantas diraih jemari wanita itu kemudian dikecupnya lembut.

Angela hanya tersenyum tipis. Dia tahu itu. Namun, perasaan Darren saja tak cukup untuk membuat mereka bersatu. Restu Nyonya Hawk sangatlah diperlukan juga.

"Aku tahu kau sangat mencintaiku. Namun, aku ingin hubungan kita bisa lebih dari ini. Aku ingin menjadi istrimu," lirih Angela terdengar menekan.

Darren mengulas senyum sambil memandangi wajah cantik tanpa riasan itu. Diselipkannya anak-anak rambut yang tampak kusut ke telinga kiri Angela.

"Beri aku sedikit waktu lagi. Aku akan berusaha membujuk ibuku," bisik Darren sambil menatapnya lembut.

Angela hanya mengangguk pelan. Darren masih menatapnya dan mulai memajukan wajah perlahan. Bibir keduanya saling bertemu. Angela memindahkan kedua tangannya pada tengkuk leher Darren. Matanya kian terpejam seraya menikmati hangatnya ciuman itu. Keduanya memang sedang dimabuk cinta. Berpisah? Rasanya tak mungkin.

***

Waktu menunjukkan pukul dua sore saat Darren baru saja selesai meeting dengan para staf utamanya. Mereka membahas harga saham yang kian melonjak. Dan perusahaan besar ternama di Amerika menawarkan sebuah kerja sama.

Altano Group, nama perusahaan itu. Para staf sangat berharap Darren sebagai CEO utama mengambil keputusan yang tepat kali ini.

Ya, Darren sangatlah teliti dalam setiap keputusannya. Dia tak mudah percaya dan mau menjalin kerjasama begitu saja. Akibatnya banyak perusahaan yang sangat kecewa karena ditolak mentah-mentah olehnya.

"Sore, CEO. Di ruangan Anda ada Nyonya Hawk. Beliau sudah menunggu sekitar lima belas menit," ucap Jeremy, salah seorang staf utama dan juga orang kepercayaan Darren.

"Baiklah, aku akan segera ke sana." Darren menunjukan wajah datarnya pada Jeremy sebelum melanjutkan langkah menuju ruangannya.

Jeremy hanya mengangguk dan segera menyusulnya.

"Sore, CEO." Dua orang pria berpakaian rapi masing-masing berdiri di pinggir pintu yang terbuat dari kaca tebal. Mereka adalah orang-orangnya Nyonya Hawk yang langsung menyambut Darren datang dan membukakan pintu kaca itu untuknya.

Tak ada senyuman di wajah tampan Darren, dia hanya mengedipkan kedua matanya saja sambil melangkah masuk.

Tibalah Darren di ruangan luas dengan cat dinding berwarna kayu pinus kering. Tak banyak furniture yang berada di sana, hanya ada meja kerja Darren lengkap dengan bangkunya.

Lemari-lemari besar nan tinggi yang terisi oleh banyak buku tebal dan beberapa figuran kecil, juga sebuah sofa panjang yang berseberangan dengan meja kerjanya. Sedangkan beberapa lukisan minimalis tapi bernilai tinggi bergantung di beberapa titik dinding.

Maskulin dan sangat berkelas! Inilah ruangan di mana Darren menghabiskan banyak waktunya sepanjang hari.

Manik mata Darren menangkap sesosok wanita berpostur tinggi dengan heels tinggi 10cm warna putih gading. Pakainnya tampak sangat licin dan bau asap rokoknya yang mulai mendominasi wewangian dalam ruangan itu.

Liliana Hawk, nama wanita itu. Namun semua orang menyebutnya Nyonya Hawk, atau Nyonya Besar.

Nyonya Hawk sedang berdiri di tepi jendela besar yang berada di bagian kiri ruangan. Matanya lurus ke depan dengan tangan kirinya yang tampak memegang selembar majalah fashion. Sebatang rokok terselip di antara jari tangan kanannya. Sesekali ia mengarahkan batang rokok itu ke mulutnya.

"Ma, ada apa menemuiku? Apakah ada hal penting?"

Suara bass Darren membuatnya menoleh. Nyonya Hawk hanya tersenyum tipis menyapa putranya itu. Kaki jenjangnya mulai terayun menuju pria dengan stelan jas hitam di depannya.

"Darren, kau akan segera menikah, Sayang." ucapan Nyonya Hawk sungguh membuat Darren kaget sekaligus heran.

Menikah?

"Hei, apa maksudmu? Aku tak mengerti." Darren memasang senyum garingnya.

Nyonya Hawk hanya tersenyum tipis, lantas mendekati Darren sambil menikmati batang rokoknya.

Sebuah majalah dilemparnya ke atas meja. Tampak wajah seorang model cantik yang sedang tersenyum manis sebagai cover majalah tersebut. Darren menatap heran pada ibunya, dia masih belum bisa mengerti. Apa maksud wanita itu sebenarnya.

"Kau kenal gadis ini?" Tunjuk Nyonya Hawk pada gadis dalam majalah tadi.

Darren menatapnya heran. Untuk apa ibunya menanyakan hal itu? Tentu saja dia mengenalnya. Gadis itu adalah model yang sedang bersinar sepanjang musim panas ini, Xavia Altano Price. Lantas apa maksudnya? Darren mulai curiga.

"Dia calon istrimu," lanjut Nyonya Hawk setengah berbisik, kemudian menyesap dan menghembuskan asap rokoknya ke udara.

Darren membulatkan sepasang manik matanya dengan mulut yang mengangah. Apa? Calon istri? Dia hampir tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Namun Nyonya Hawk bukanlah tipe orang yang suka bergurau. Dia tak pernah main-main dalam setiap ucapannya.

___________________

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Dewa Amour

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku