Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
OLD VIRGIN (WHEN I LOVED YOU)

OLD VIRGIN (WHEN I LOVED YOU)

Alvina_afriyanti17

4.7
Komentar
4.7K
Penayangan
53
Bab

'Shereen Edwarida' dia wanita yang cantik, yang bekerja di sebuah perusahaan ternama yang berada di kotanya, tapi sayangnya dia sangat sulit mendapatkan cinta sejati karena trauma akan kejadian di masa lalu yang menimpanya. Sebetulnya Shereen dulu telah memiliki kekasih dan hendak akan ke jenjang yang lebih serius, sayangnya malah tidak jadi karena lelaki yang dicintainya malah tega meninggalkannya demi wanita lain. Shereen merasa sangat putus asa, tapi dia memiliki sahabat dan kedua orang tua yang selalu menyemangatinya. Lika liku kehidupan Shereen berjalan dengan kesedihan yang teramat begitu dalam membuat ia tidak ingin menjalin hubungan kembali dengan seorang laki-laki sampao dijuluki perawan tua. Akan tetapi, lambat laun semua itu telah sirna karena lelaki dari masa lalunya telah datang kembali dan berniat ingin kembali bersamanya. Apakah Shereen akan bahagia dengan lelaki dari masa lalunya? Lalu kenangan pahit dan bahagia apa yang Shereen rasakan. Tentunya banyak lika-liku yang dihadapi oleh Shereen sampai membuat dirinya dicap sebagai seorang perawan tua yang sama sekali tidak memiliki kekasih.

Bab 1 CHAPTER 1 (PENOLAKAN)

Udara yang begitu sejuk ketika tengah berada di sebuah taman ini, perasaanku begitu sangat tenang dengan cuaca hangat yang sangat menyejukkan hati. Awalnya dalam fikiranku tersirat kabar yang begitu tak mengenakan. Pikiranku sangat gundah karena sampai sekarang lelaki yang kusebut jodoh, sampai sekarang tidak kunjung datang.

Masa lalu yang membuatku merasa pahit karena sebuah kenangan yang sama sekali sulit untukku lupakan. Jujur, hati ini masih sangat rapuh tatkala mengingat lelaki dari masa lalu. Banyak lelaki yang datang melamar untuk menjadikanku sebagai istri. Tapi tidak segan aku menolak para lelaki tersebut dengan alasan masih trauma, aku bukan tidak percaya pada lelaki, Akan tetapi, masih ingin menyendiri saja. Kalau sudah waktunya menikah pasti aku juga akan menikah dengan pria pilihanku sendiri.

Kedua orang tuaku sering meminta aku untuk segera menikah, tapi aku belum memiliki kekasih yang benar-benar tulus mencintaiku. Mama sampai khawatir dengan keadaanku, sampai-sampai beliau berniat akan membawaku ke psikolog untuk mengetahui kondisiku. Apalagi Mama sampai merasa sakit hati mendengar ucapan tetangga yang menghina dan mengucap bahwa aku adalah perawan tua.

Aku pun menolak ajakan Mama, menurutku sama sekali tidak butuh ahli psikolog karena aku bukan sakit, melainkan hanya kecewa sakit hati oleh seorang lelaki, aku hanya butuh menyendiri saja.

''Shereen ....!'' ucap seseorang memanggil, aku langsung memutar tubuh dan menatap siapa gerangan yang memanggil.

Ternyata yang memanggil adalah sahabatku--Boy, dia berlari kecil menghampiriku, tidak lama kemudian ia duduk di sampingku. Kebetulan sekarang aku tengah berada di taman yang begitu indah dan membuat hati terasa sangat sejuk.

"Shereen, kamu kenapa berada di sini? Sendiri lagi!'' tanyanya menatap ke arahku tanpa kepastian.

"Aku hanya bosan saja di rumah, Boy. Jadinya aku di taman sejak tadi.'' aku tersenyum menatap sekilas kearahnya.

Boy menundukan pandangan, ''Aku kira kamu tengah ngapain disini, sebab dari tadi aku lihat, kamu tengah melamun. Coba deh kamu cerita dan katakan sejujurnya,'' ucapnya memintaku untuk memberikan penjelasan.

''Nggak kok, aku sama sekali tidak melamun. Hmm ... kamu ngapain ke sini? Tidak biasanya ke taman ini?'' tanyaku mengalihkan pembicaraan.

''Awalnya aku hanya ingin berkunjung saja, eh tahunya ada kamu disini. Ya sudah, aku ke sini saja temani kamu,'' jelasnya. "Aku kira kamu sedang berkhayal tentang masa lalumu bersama mantan kekasih yang dulu pernah meninggalkanmu, Shereen." Boy menatapku kembali, ia seakan tahu apa yang tengah aku rasakan.

"Bukan. Aku tidak mungkin memikirkan masa laluku yang pastinya akan membuatku sakit hati dan aku sudah melupakannya," sahutku berbohong. Padahal memang benar aku tengah memikirkan mantan kekasihku.

"Bagus, kalau kamu tidak memikirkannya lagi. kamu itu harus menatap ke depan, Shereen, berpikir positif saja mungkin kamu sama dia tidak berjodoh,'' ujarnya menasehati.

Aku tertegun dan mengangguk, "Iya, Boy, mungkin Tuhan tidak merestui hubunganku dengan dia, makanya dia tega ninggalin aku. Tapi sekarang aku sudah berusaha ikhlas dan menerima takdir.''

"Tuh, kan, benar. Kamu sedang mikirin pria brengsek itu lagi," Boy memandang, membuatku tersentak karena keceplosan.

"Sudah, ah, aku tidak mau berdebat. Hmm ... kalau begitu, aku mau pulang saja!'' tanpa mendengar tanggapan Boy, aku segera bangkit dan berlali pergi meninggalkannya.

"Shereen ... tunggu aku!"

Boy berteriak, aku sama sekali tidak menggubrisnya dan tak ingin berhenti berlari.

Kemudian, dirasa cukup jauh, aku berjalan pelan. Tubuhku sangat capek sekali akibat berlari tadi. Untungnya aku telah tiba di depan rumah. Terlihat Mama tengah duduk santai sembari menikmati kopi hangatnya, aku pun langsung menyapanya dengan ramah.

"Hai, Ma.'' sapaku sambil mencium pipinya, lalu aku duduk di sebelah Mama, sambil mengedarkan punggung di bahu kursi.

"Kamu dari mana saja, Shereen?" tanya Mama menatap, aku segera menegak minuman air putih, kebetulan ada teko kecil di sampingku.

"Aku baru saja dari taman,'' jelasku mengedarkan pandangan menatap mama.

"Kenapa sampai berlari begitu?"

"Tidak apa, Mah.''

"Oh iya, Shareen. Tadi ada teman kamu datang kesini, ia menanyakan kamu tapi Mama sama sekali tidak tahu kalau kamu sedang di taman," ucap Mama memberitahu.

"Siapa Mah? Apa Mama tahu namanya?" tanyaku penasaran

"Katanya namanya Silvy. Mama juga sama sekali belum pernah mendengar atau melihat Silvy sebelumnya? Apa betul ia teman kamu?" tanya Mama, aku mencoba mengingat siapa Silvy. Perasaan aku sama sekali tidak punya teman bernama Silvy.

"Dia bilang apa, Mah?"

"Dia hanya memberikan secarik kertas ini saja. Mama tidak tahu isi suratnya apa,'' Mama memberikan secarik kertas padaku, aku segera meraihnya.

Aku perhatikan secarik kertas berwarna biru muda, aku ingin membukanya di kamar saja.

"Aku mau istirahat dulu ya, Mah!" kataku sambil berjalan ke arah kamar.

Mama hanya menatap kepergianku tanpa menjawab ucapanku.

Aku melangkah ke kamar, gegas duduk di ranjang tempat tidur. Setelah itu, aku lekas membuka dan membacanya,

[Hai, wanita cantik! Maafkan aku karena dulu aku pernah menyakitimu, aku memang salah karena pernah meninggalkan kamu. Aku sangat berharap ingin kembali bersamamu berajut kasih. Jujur, aku sangat menyesal atas apa yang pernah aku torehkan luka di hatimu. Mungkin kamu sudah bisa menebak siapa aku, yang jelas aku menulis surat ini hanya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya dan jika berkenan, aku berharap ingin memilikimu kembali. Aku berjanji tidak akan pernah mengulangi kejadian serupa. Maaf, aku tidak bisa menemuimu sekarang. ini pun aku menyuruh Silvy--temanku untuk mengantarkan surat ke rumahmu.]

Aku berhenti sejenak membaca surat ini, isinya hanya satu lembar. Aku bisa menebak siapa yang mengirim pesan. Ini pasti dari Revan, aku tahu itu. Tulisannya sangat mirip dengan Revan--Mantan kekasihku dulu.

Aku tersenyum kecut menatap tulisan di secarik kertas yang sedang aku pegang ini, ia ternyata sudah menyesal karena telah meninggalkan aku. Dan berniat ingin balikan denganku. Aku tidak akan sudi kembali dengan dia. Luka yang ia torehkan sangat dalam dan itu sangat sakit jika aku kenang masa lalu aku bersama Revan.

Lebih baik, aku tidak usah melanjutkan membaca surat ini. Dadaku seakan sesak dan bergemuruh hebat ketika membaca. Surat ini lebih pantas di buang saja, karena aku tidak sudi menerima Revan kembali menjadi kekasihku.

Aku berdiam diri di kamar menatap kearah luar jendela, sebentar lagi langit akan gelap seperti hatiku yang sudah tidak terang untuk menerima kembali lelaki. Memeluk boneka kesayangan menjadi keseharianku jika aku tengah sendiri. Aku jadi ingat temanku Boy, ia juga pernah mengatakan jika ia sangat mencintaiku. Tapi, aku hanya menganggapnya sebagai sahabat saja tidak lebih dari tahu.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Shereen ... buka pintunya! Mama mau masuk.'' Mama berteriak kencang memanggil namaku berulang kali, tanpa fikir panjang aku segera membuka pintu.

BERSAMBUNG....

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
OLD VIRGIN (WHEN I LOVED YOU)
1

Bab 1 CHAPTER 1 (PENOLAKAN)

10/02/2022

2

Bab 2 BOY PERGI DENGAN LUKA

11/02/2022

3

Bab 3 MENYESAL KARENA BARU MENYADARI

11/02/2022

4

Bab 4 KABAR YANG MENGEJUTKAN

11/02/2022

5

Bab 5 BOY KECELAKAAN

11/02/2022

6

Bab 6 TERLUKA

11/02/2022

7

Bab 7 MENYATAKAN CINTA

11/02/2022

8

Bab 8 ISAK TANGIS

11/02/2022

9

Bab 9 PERTIKAIAN

11/02/2022

10

Bab 10 BERTEMU KEMBALI DENGAN LELAKI DARI MASA LALU

11/02/2022

11

Bab 11 MELUPAKAN TENTANGNYA KARENA KEDUA ORANG TUANYA SUDAH BERANI MENGHINAKU

16/02/2022

12

Bab 12 SAKIT HATI MENDENGAR PERKATAANNYA

19/02/2022

13

Bab 13 Dipecat dan bertemu lelaki yang sama sekali tidak kuduga

24/02/2022

14

Bab 14 Hancur berkeping-keping ketika mantan memperlakukanku seenaknya

26/02/2022

15

Bab 15 Siapa dalang yang merencanakan penculikanku

26/02/2022

16

Bab 16 DENDAM SESEORANG YANG MEMBUATKU TERSIKSA

27/02/2022

17

Bab 17 MELARIKAN DIRI

03/03/2022

18

Bab 18 WANITA PENUH GODAAN

09/03/2022

19

Bab 19 MEREBUT KEHORMATANNYA

15/03/2022

20

Bab 20 PENUH KEKECEWAAAN

16/03/2022

21

Bab 21 ANCAMAN

17/03/2022

22

Bab 22 PULANG DAN PAMIT PADANYA

20/03/2022

23

Bab 23 PINDAH KE LUAR KOTA

23/03/2022

24

Bab 24 BERTEMU KEMBALI DENGAN DIA

28/03/2022

25

Bab 25 MERELAKAN PERGI BERSAMA DENGAN WANITA LAIN

29/03/2022

26

Bab 26 TIDAK MAMPU MEMILIH

03/04/2022

27

Bab 27 SANGAT-SANGAT BAHAGIA MENUJU PERNIKAHAN

04/04/2022

28

Bab 28 KEMANA BOY SEBENARNYA

08/04/2022

29

Bab 29 SUDI MENGANDUNG BENIH DARINYA

11/04/2022

30

Bab 30 MENIKAH SIRIH TANPA RESTU CALON MERTUA

15/04/2022

31

Bab 31 AKHIRNYA SAH

26/04/2022

32

Bab 32 TIDAK MERESTUI

09/05/2022

33

Bab 33 Malam pertama mengenakan lingerie

13/05/2022

34

Bab 34 Menuntaskan malam pertama

14/05/2022

35

Bab 35 HONEYMOON

17/05/2022

36

Bab 36 BAHAGIA

07/06/2022

37

Bab 37 NAFSU

11/06/2022

38

Bab 38 Pengen punya anak hampir sepuluh (21+)

15/06/2022

39

Bab 39 SAKIT HATI

21/06/2022

40

Bab 40 APAKAH BENAR

25/06/2022