Kania Raiza adalah seorang gadis congkak yang selalu membully murid-murid di sekolah. Dia sombong dan merasa paling berkuasa karena ayahnya adalah pemilik sekolah. Suatu hari, ayahnya meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya sedangkan ibunya masuk rumah sakit jiwa dan akhirnya Kania jatuh miskin. Roda hidupnya berputar 360 derajat pasca ditinggal sang Ayah. Tidak ada lagi yang memanjakan dan melindunginya seolah dunia Kania runtuh begitu saja. Dia pun harus membayar apa yang dia lakukan di masa lalu dan itu membuatnya menderita Hingga pada suatu hari, seorang pemuda tampan menemuinya, mengatakan kalau dia adalah penjaga yang akan selalu melindunginya kemanapun. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Pagi hari yang cerah di SMA Nusa Pelita. Gerombolan gadis cantik sedang berjalan di koridor sekolah dengan canda tawa yang menghiasi wajah mereka. Hingga seorang anak perempuan berkulit hitam berambut kribo melewati mereka begitu saja. Mereka langsung menoleh ke belakang untuk melihat anak perempuan itu.
"Njir item banget. Gilasih, tuh orang gak pernah nyentuh skincare kali ya. Mukanya kek gosong gitu gak sih," cetus Kania kepada teman- temannya yang lain. Mereka bertiga pun langsung mengangguk setuju atas opini Kania.
"Haha, Jelek banget. Fiks sih yang bisa sampe suka sama dia matanya katarak. Cewek kek gitu merusak pemandangan aja," timpal Queen dengan kalimat pedasnya. "Mana gaya nya sok iye lagi."
"Wkwkw iya anjir, keliatan kek belagu banget tuh anak. Kita kerjain yuk!" ajak Tasya yang langsung disetujui oleh yang lain. Mereka pun sontak langsung mendekat, merencanakan sesuatu yang sudah pasti jahat. Setelah sudah menyusun rencana, Kania memanggil anak itu. Untunglah cewek berambut kribo itu menoleh dan menyahut panggilan Kania. Sedangkan ketiga temannya yang berada di belakang Kania sudah tertawa cekikikan.
"Kakak manggil aku?" tanya cewek berambut kribo itu menunjuk dirinya sendiri. Ternyata dia anak kelas sepuluh.
"Iya. Lo ikut gue sama temen - temen gue yuk." tanpa meminta persetujuan, Kania pun langsung menarik pergelangan tangan kurus anak perempuan tersebut dan membawanya ke suatu tempat. Tasya, Queen, dan Tina lalu mengekori mereka yang ternyata menuju kamar mandi. Cewek berambut kribo itu sudah merasakan firasat buruk ketika dirinya diseret begitu saja oleh Kania lalu berusaha melawan. Sempat terjadi tarik menarik antara Kania dan cewek berambut kribo itu. Namun cewek berambut kribo itu kalah jumlah sehingga dia bisa diringkus begitu saja.
"Kak, aku mau diapain. Kak!!!"
"Udah jangan berisik! Mending lo diem aja deh sama nurut apa kata kita."
Kania lalu membawa cewek berambut kribo yang tidak diketahui namanya itu ke dalam toilet wanita lalu menjenggut rambut yang sudah seperti sarang tawon itu dengan kencang hingga tersentak ke belakang. Cewek berkulit hitam itu hanya bisa meringis kesakitan dan menangis.
"Lo tuh jelek banget tau gak terus dekil! Karena itu kita pengen buat lo jadi agak mendingan dikit. Minimal cuci muka lah ya," tukas Kania tertawa jahat. Lalu matanya melirik ke arah teman-temannya sebagai kode dan mereka langsung mengerti apa yang dimaksud Kania.
"Queen, ambilin sabun yang ada situ," suruh Kania menunjuk sabun batang yang basah dan warnanya sudah bercampur tak karuan karena sudah digabung dengan sabun-sabun yang lain. Queen pun dengan senang hati memberikannya pada Kania.
"Nih."
"Makasih, bestie." Kania pun mengambil sabun toilet yang biasa dipakai murid-murid lain untuk cebok. Lalu sabun itu digosok gosok ke muka cewek bernasib malang itu yang tidak bisa melakukan apapun karena kedua tangannya sudah dipegang oleh Tasya dan Tina.
"Biar cantik yakan. Cuci muka dulu, haha."
Setelah wajah cewek berambut kribo itu sudah penuh dengan sabun menjijikkan itu, Kania langsung menenggalamkan kepala gadis itu ke dalam bak mandi lalu menariknya lalu menenggelam kannya lagi dan begitulah seterusnya. Mereka berempat tertawa penuh kemenangan seolah yang mereka lakukan ini adalah sebuah hiburan. Tidak mempedulikan gadis yang sedang jadi target bully-an ini akan mati atau tidak dengan perbuatan mereka.
Tettt. Tettt. Tettt.
Bel tanda masuk pun akhirnya berbunyi, seolah menyelamatkan gadis berambut kribo itu dari maut yang bisa saja mendatanginya lebih cepat. Mereka pun langsung lari tunggang langgang meninggalkan si cewek kribo itu menuju kelas mereka.
***
Sesampainya di kelas, mereka langsung duduk di tempat duduk mereka masing-masing yang berada di paling belakang. Tak lama setelah itu, seorang anak perempuan datang dengan penampilan culunnya. Namanya Alika, dan dia juga termasuk korban bully-an dari Kania and the geng.
"Eh ada si cupu, tuh. Kerjain yuk," bisik Kania pada ketiga temannya yang langsung diangguki antusias. Mereka pun perlahan mendekati gadis culun itu, sengaja menyelengkat kaki gadis itu hingga jatuh tersungkur.
"Aduh!!"
Tawa mereka pun terdengar setelah itu, kemudian menghampiri si gadis culun yang hidungnya langsung mengeluarkan darah.
"Eh culun, tumben masuk kelasnya lebih lambat dari kita," tutur Tasya lalu memiting leher Alika hingga membuat napas gadis itu terengah-engah. "Harus dikasih hukuman nih."
Padahal Bu Nina yang ada jam pelajaran pertama di kelas pun belum masuk, tetapi mereka sudah meng-klaim bahwa Alika telat masuk.
"Bener, tuh. Masa jam segini baru masuk sih," tanggap Kania sembari tersenyum sinis. Ia lalu menarik dagu Alika hingga wajah mereka berhadapan. "Kira-kira hukuman yang pas buat lo apa ya?"
Setela itu Kania mengalihkan pandangan pada Queen dan Tina meminta persetujuan. "Gimana, girls? Ada saran?"
"Gimana kalo kita telanjangin aja?" usul Tina dengan seringaian jahat yang langsung membuat wajah Alika memucat. Gadis berponi tebal hingga menutupi matanya itu menggeleng berkali-kali atas saran hukuman yang cukup gila. Yang benar saja dia akan ditelanjangi di depan semua teman- teman sekelasnya?
Kania menjentikkan jarinya seolah setuju dengan ide gila Tina. "Ide yang bagus. Ayo kita telanjangin dia haha."
Queen dan Tina pun langsung memegang kedua tangan Alika yang meronta-ronta ingin dilepaskan kemudian menarik paksa sampai ke depan kelas.
Kania sang eksekutor pun sudah berdiri di depan kelas, menyapu pandangan pada semua teman- temannya yang kini terlihat antusias dengan apa yang akan ia lakukan.
Bahkan beberapa dari mereka sudah mulai merekam video apa yang akan dilakukan Kania and the geng.
"Temen-temen, mari kita saksikan sebentar lagi pertunjukan yang luar biasa ini," ucap Kania seperti Mc yang sedang membawakan acara. "Kalian semua sudah siap?"
"Siapp."
"Uhuyy."
"Piwitttt."
Sorakan siulan menggoda dari teman- teman kelas membuat Kania semakin senang. Ia pun langsung menghampiri Alika yang kedua tangannya masih dipegang erat oleh Queen dan Tina. Alika masih saja memberontak, tatapan yang ia arahkan pada Kania seperti benci tetapi ia tidak bisa melakukan apapun.
"Pertama dari atas dulu yak gaes."
Kania sudah mulai membuka kancing atas seragam Alika. Alika berusaha untuk melawan meski sulit. Pembully-an ini memang paling parah yang dirasakan oleh Alika selama terus-terusan dibully oleh Kania and the geng. Kalau tidak ada yang menolongnya habis sudah.
"Selamat Pagi, anak-anak."
"Eh, Bu Nina udah masuk woy."
"Bubar, bubar."
Aksi yang dilakukan oleh Kania and the geng ternyata gagal karena Bu Nina sudah masuk ke dalam kelas. Kania and the geng maupun Alika pun sontak langsung berlari menuju tempat duduk masing- masing.
"Maaf kalau saya terlambat masuk kelas, anak-anak. Tadi saya sempat salah masuk kelas, untung saja Vika menjemput ibu dan mengingatkan kalau ibu ada pelajaran disini," jelas Bu Nina panjang lebar. Kemudian beliau mengalihkan atensi pada Vika yang berdiri tak jauh darinya.
"Terimakasih ya, Vika. Sudah mengingatkan ibu."
"Sama-sama, Bu."
Dan Vika pun menjawabnya dengan bahasa isyarat. Dia adalah seorang gadis yang tidak bisa berbicara alias tunawicara.
"Ayo, kita mulai sekarang pelajarannya."
Sementara Kania menatap Vika dengan tatapan yang membunuh. Mengenggam erat pulpen yang sedang dipegangnya geregetan. Ia sungguh akan memberikan pelajaran kepada Vika.
"Awas ya lo, bisu. Tunggu pembalasan dari gue. Liat aja."
Bab 1 Prolog
10/06/2022
Bab 2 Kebencian pada Ravika
10/06/2022
Bab 3 Pembalasan Dendam
10/06/2022
Bab 4 Mengapa Jadi Begini
10/06/2022
Bab 5 Karma Itu Ada
10/06/2022
Bab 6 Bantuan Datang
10/06/2022
Bab 7 Selamat Datang di Neraka
10/06/2022
Bab 8 Tugas Kelompok
10/06/2022
Bab 9 Arlan, Si Pahlawan Kesiangan
10/06/2022
Bab 10 Aku Gagal untuk melindungimu
10/06/2022
Bab 11 Aku Harus Bagaimana
01/07/2022
Bab 12 Yang Harus Kulindungi
01/07/2022
Bab 13 Yang Terpenting Adalah Keselamatanmu
03/07/2022
Bab 14 Salah Sangka
03/07/2022