Guard You
loker itu, banyak kertas sampah yang dibentuk seperti bola berceceran di dalam loker Kania. Belum lagi spidol permanent hitam berisi kalim
yang mempunyai d
r Sa
h ini bukan punya bokap lo lagi. Jadi jangan merasa pali
anya? Kasian gada yang bisa di
itanam, haha. Itu
anak
k lo kapan
n se
usah sekolah
Lagian sekolah ini juga
nerima ini semua, tetapi dia tidak bisa apa-apa. Buru-buru ia mengambil buku pelajaran dan seger
Tina, dan Tasya yang su
ringan. Tasya dan Tina juga sama-sama menertawakan m
h lagi." Tasya menimpali sarkas. Gadis itu puas s
a ketularan miskin," sela Tina seraya tersenyum puas. Mereka setelah
*
sibuk di sekolah sehingga harus pulang lebih lambat dari biasanya. Belum lagi urusan bisnisnya
Bekti selama itu, Kania memutuska
satu pun angkot yang melintas di depannya. Kania melirik jam di ponselnya,
a mengendarai motor besar langsung berhenti te
Kania sampai menahan napas melihat pesona pemuda itu, terlebih lagi kibasan rambutnya dan caranya menyisir rambutnya
itu memastikan, membuat alis
sendiri dengan kikuk. Se begitu terkenal ka
udian mengulurkan tangan berniat untuk menj
n Wiraguna. Panggil aja
itu ternyata b
ampan dia mau berkenalan dengannya
nia membalas ja
a, panggil
Arlan masih dengan senyumnya, membuat Kania membelala
ya sendiri. Lalu, apa- apaan tatapan matanya yang terasa menyeduhkan itu? Mengapa
-benar mengingatkan nya pada mendiang papanya. Kania mengucek matanya masih merasa sal
di depan mata gadis itu, membuatnya tersentak dan seakan ia ditarik
wajahnya ke arah lain, pipinya merona merah seperti kepiting rebus. Apa
apa-apa," elak Kania se
n ya sampe rumah?" tawar Arlan tiba-tib
seolah ingin memastikan. Arlan pun lang
emang
ta baru aja
isa nganter pulang?" tanya Arlan ba
ng yang baru saja dikenal. Kata papanya, yang menawarkan bantuan bisa saja akan berbuat jahat. Kania jadi rag
nimang - nimang t
an refleks menarik tangannya. Tak mempedulikan gadis
a-tapi
sebuah mobil sedan hitam mengklakson di belakang. M
ng!" tukas om Bekti menyembulkan kepalan
ga yang pacaran? Kenal saja
h dari Arlan, Kania segera melepaskan genggaman cowok itu di
jakin gue pulang bareng. Maka
nghilang dari pandangan matanya. Cowok beriris coklat tua itu lan
angan," gerutu Arlan. Ia menjambak rambutnya