icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Guard You

Bab 3 Pembalasan Dendam

Jumlah Kata:1038    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

ap

lalu duduk di kursi di hadapan meja kerja papanya tersebut, menatap papanya yang sedang fokus me

Kania kesal karena papanya tak j

galihkan pandangannya sedikit lalu kembali fokus ke arah laptop

, tetapi berusaha sab

ichael. Modal muka sok polos sama bisu aja sok sok an mau nandingin aku. Bisa bayangin

kan aktifitasnya lalu menatap anaknya dengan tatapan terke

engah baya itu memastikan pendengaran nya tidak salah. Kania

pelajaran biar dia gak main- main sama ak

dian bertopang dagu menatap anaknya yang se

akuin apa lagi? Keluarin dia

k, Pa. Ada hal lebih yang haru

uar nalar, Tommy berusaha untuk mendengarkan apa yang diinginkan anaknya dan mewujudka

a bersama istrinya. Saat itu ia dan istrinya memang sangat menantikan hadirnya si buah hati dan berusaha untuk

tulah, di masa tuanya ini ia ingin memanjakan dan memberikan kasih sayang penuh untuk anak satu- satunya itu. Karena ia t

u saja sudah membuat dirinya seaka

s ngelakui

dak tampak. Sebuah ide gila muncul di kepalanya yang sedang dikuasai amarah dan ras

ntuk menyiksa Vika, Pa. Nia mau se

*

in memangsanya. Ia sungguh tidak berpikir kalau semua ini ternyata akal bulus Kania

kan merupakan ancaman yang

Kania memecah keheningan. Bertolak pinggang menatap Vika ya

lipat di kantung celana jeansnya, menunjuk kannya pada Vik

g sok cantik ini gue lukain

n terhadap dirinya sendiri. Kania benar- benar gelap mata saat itu, dan dia tak mempunya

at

dam dan rasa tidak sukanya pada Vika terbalaskan pada malam itu, of cours

nia yang terkenal sebagai gadis angkuh dan merasa pusat dunia berada di tang

mendukung perbuatan

*

kujur tubuh di gudang tak terpakai dengan dekat pabrik gula. Kini korban sudah dilarikan ke rumah sakit

onton acara berita pagi hari itu sungguh sangat shock sampai menangis. Ia tidak menyang

engan ucapan gadis bisu itu 2 hari lalu? Mengapa ia membiarkan saja sahaba

laskan dendam pada orang yang

merasakan rasa sakit yang sama sepertimu bahkan lebih!" ucap Alika bersungguh sunguh sembari

di televisi. Dia sama sekali tidak menyangka kalau pemberitaan ini akan menyebar kem

ndar-mandir di kamarnya. Isi kepala memaksanya untuk overthingking meskipun ia berusaha

riak sekencang mungkin untuk membuatnya

ue harus buru-buru menyembunyi

yang dia bisa untuk meminimalisir kecurigaan semua orang terhadap dirinya ke

rain ini ke Papa. Semoga pa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka