Dive In You
3.5
Komentar
63
Penayangan
16
Bab

Cinta berbeda agama? Hal itulah yang dialami Maryam dan Alaska. Ketika dua hati terasa menyata, namun iman mereka tak bersedia menyatukan mereka dalam satu ikatan yang disebut cinta. Bagaikan gemuruh udara sesak yang hampir setiap hela nafas harus Maryam dan Alaska rasakan, ketika mereka saling menyadari kalau mereka tak bisa satu. Hingga mereka harus menerima takdir berbeda saat keduanya harus menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka dan mereka patuh. Namun, seiring berjalannya waktu, ketika jilbab yang menutupi aurat Maryam dan salib yang membuat Alaska merasa tenang harus dipertemukan kembali dalam rasa yang tak pernah punah, membuat mereka tak sanggup memalingkan pikiran mereka dari cinta suci. Mungkinkah Tuhan akan menyatukan mereka?

Bab 1 Chapter 1

"Kapan kamu akan segera menikah? Usiamu sudah 25 tahun, Maryam."

Maryam diam. Dia tak bisa menjawab pertanyaan ayahnya yang sudah berulang kali ditanyakan kepadanya.

"Jawab Maryam!"

Maryam menggeleng. Dia masih belum sependapat dengan kedua orang tuanya yang terus mendesaknya untuk segera menikah. Menganggap kalau usianya sudah tak bisa ditawar lagi untuk menolak menikah. Sementara Maryam masih belum menemukan laki-laki yang dia rasa tepat untuk menjadi imamnya

"Maryam?" Ibu memanggil lembut nama putri bungsunya itu.

"Bukannya aku tidak mau menikah, Ibu. Tapi-" Maryam menghentikan ucapannya sebelum dia menjelaskan alasannya.

Sungguh, dia tak bisa selalu menjadikan Tyas sebagai alasan dia tak tertarik untuk menikah cepat. Melihat kehidupan rumah tangga yang dijalani kakaknya dengan penuh perbedaan prinsip, membuatnya merasa muak dengan laki-laki yang tak sekufu dengannya.

"Tyas dan kamu berbeda. Dia terlalu idealis dalam berpikir," Ibu mencoba memberikan penjelasan atas pemikiran Maryam yang selama ini selalu salah dalam memandang tentang pernikahan.

"Itulah alasannya mengapa aku mempelajari tentang filsafat, agar aku-"

"Agar kamu terus menutup pikiranmu tentang sebuah pernikahan, yang selalu kamu anggap sulit!" ucap Arga, memotong perkataan putrinya yang belum selesai disampaikan.

"Maka dari itu, pikiranmu tentang kehidupan jadi dipandang sempit olehmu. Hingga membuatmu menjadi orang yang jauh lebih idealis melebihi kakakmu!"

Maryam kesal, sangat kesal mendengar ucapan ayahnya. Dia merasa tidak terima dikatakan seperti itu. Dibandingkan dengan Tyas yang selalu dia anggap buruk, dan sekarang, ayahnya malah membuatnya menjadi terlihat lebih buruk dari Tyas.

"Sekarang, aku sudah tidak peduli dengan apapun alasanmu lagi tentang pernikahan. Aku akan menjodohkanmu dengan Abizar."

Maryam terkesiap mendengar perjodohan tersebut. Kedua matanya langsung mendelik, dan dia hampir menolaknya kembali.

Tapi, dengan cepat Arga langsung mengatakan, "Kali ini, aku tidak ingin mendengar penolakan darimu lagi!"

Dia sudah sangat tahu, kalau Maryam akan kembali menolak untuk dijodohkan.

"Abizar?" Maryam menyebut nama itu dengan penuh kegelisahan.

"Iya, Abizar. Dia lulusan doktor, yang pastinya seorang laki-laki yang sudah memiliki masa depan."

"Hanya karena dia seorang lulusan doktor, Ayah dan Ibu jadi ingin menjodohkannya denganku?" Maryam mulai kembali memprotes perjodohannya untuk yang kesekian kalinya.

"Kau dengar Ibu?" ucap Arga pada istrinya. "Itulah kelakuan putrimu yang satu ini." Arga benar-benar sudah sangat mengenali sifat putrinya yang sering tidak menurut padanya, meski hanya dalam persoalan perjodohan saja.

Ibu menarik pelan nafasnya, dan menghembuskannya perlahan. Dia mencoba untuk tidak ikut terbawa emosi seperti suaminya, setiap kali bicara pada anak-anaknya.

"Besok malam, akan ada pertemuan dua keluarga. Antara keluarga Abizar dan keluarga kita." Beritahu Ibu pada putrinya.

Maryam mulai merasa cemas, dan sungguh, dia benar-benar tidak ingin datang dalam pertemuan itu.

"Sepulang dari kampus, aku terbiasa mengikuti kajian agama setiap hari Selasa. Dan, kajian agama itu sampai malam."

"Selama itu?" tanya Ibu, merasa heran.

Arga masih diam, sengaja untuk mendengar alasan Maryam, sampai sejauh mana putri bungsunya itu akan membuat sebuah karangan cerita.

"Ya, karena sebentar lagi mau bulan puasa. Jadi, kami akan mengadakan rapat untuk membuat kegiatan selama bulan Ramadhan nanti."

Alasan yang terdengar cukup masuk akal untuk Arga dan Ibu terima. Tapi, sebagai orang tua, tentu saja Arga tetap tidak mau menerima alasan apapun dari Maryam kali ini.

"Kau tetap masih akan dianggap oleh teman-teman kajianmu, kan? Kalau sekali saja kau tak datang mengikuti kajian itu?" Arga langsung menembak pertanyaan itu pada Maryam.

"Apa?" Maryam pun stuck. Dia tak bisa memberikan alasan apapun lagi pada ayahnya kali ini.

"Kalau begitu, izinkan aku mengikuti kajian sampai selesai. Setelah itu, aku akan langsung datang ke pertemuan itu." Kata Maryam pasrah, dan terpaksa melakukan pertemuan itu.

Arga dan Ibu pun langsung tersenyum mendengar ucapan putrinya, yang akhirnya mau menuruti keinginan mereka.

***

Keesokan harinya, Maryam mengikuti kelas seSitar di kampusnya. Ketika dosen sedang membahas mengenai kebebasan di abad ke 21. Suasana yang semula biasa, dengan kesibukan para mahasiswa yang menulis setiap penjelasan dosen yang sedang menyampaikan materi. Tiba-tiba diheningkan dengan suara seorang laki-laki, yang mengeluarkan pendapat mengenai pembahasan yang sedang berlangsung dijelaskan saat ini.

Tentu saja, pendapat yang dia lontarkan mengherankan banyak orang. Karena adanya pendapat kontra dari pembahasan tersebut.

Laki-laki itu merasa, kalau kebebasan yang dosen maksudkan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya dalam kehidupan nyata. Di mana kebebasan tersebut harus didapat berlandaskan sesuatu yang sudah menjadi rahasia umum.

Maryam yang sejak tadi serius mendengarkan penjelasan dari dosen pun teralihkan dengan ucapan laki-laki itu. Tapi Maryam, tidak melihat sosok laki-laki itu. Dia hanya mendengarkan suara laki-laki itu saja, yang kini semakin membahas panjang hingga memasukkan tentang agama di dalam pendapatnya itu.

Setelah perkuliahan selesai, Maryam bergegas pergi ke masjid tempat biasa Maryam mengikuti kajian tentang agama yang dianutnya, yaitu agama Islam.

Maryam hidup dari keluarga yang cukup taat dengan agamanya. Keluarganya memegang prinsip kuat dalam segala perintah yang agama Islam berikan. Walaupun dari cara berpakaian mereka, hanyalah berpakaian biasa. Menutup aurat seperti para Muslimah pada umumnya. Tak jarang, Maryam pun justru lebih sering mengenakan stelan celana panjang dan blouse atau kemeja daripada rok atau gamis. Tapi, dia tetap menutupi kepalanya dengan jilbab.

Maryam sangat menyukai dengan kajian di masjid tersebut. Karena kajian tersebut bisa membawanya pada pergaulan yang tidak kebablasan.

Sebagai mahasiswi jurusan filsafat. Sering kali dia dibuat bingung dengan materi perkuliahan yang didapatkan olehnya. Maka dari itu, keseimmasan ingin dia dapatkan dari sisi lain, ketika ada sebuah pendapat yang sekiranya tidak sesuai dengan hati dan pikirannya.

Ddrrrdd... dddrrrddd...

Sudah tak terhitung lagi, berapa kali Ibu mencoba menghubunginya. Maryam yang tak mau meninggalkan semenit pun kajian, terpaksa mengabaikan panggilan telpon dari Ibu.

"Baiklah teman-teman, itulah kajian kita kali ini. Semoga kita bisa memiliki sudut pandang yang baik dari setiap kejadian buruk yang terjadi dalam hidup kita."

"Sekarang, kita akan membahas mengenai kegiatan kita selama bulan Ramadhan yang akan tiba tidak lama lagi."

"Maaf kak," Maryam terpaksa memotong ucapan Hira yang sedang bicara.

"Ya, Maryam? Apa ada yang ingin kamu sampaikan?" tanya Hira, sebagai ketua dalam kegiatan kajian di masjid tersebut.

"Aku mau pamit pergi duluan, karena ada acara keluarga. Mengenai kegiatan Ramadhan, aku bersedia jika sekiranya aku harus dilibatkan dalam kegiatan tersebut nantinya."

"Ya, tidak apa-apa Maryam. Silahkan, kalau memang kamu ada keperluan lain." Hira pun mengizinkannya.

"Terima kasih, kak." Maryam pun segera berpamit pada Hira dan teman-teman yang lainnya, yang juga mengikuti kajian itu.

Maryam berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari masjid tersebut. Dia berlari kecil, meski kakinya belum memakai sepatu dengan baik.

Dan, tiba-tiba saja-

Maryam hampir bertabrakan dengan seorang laki-laki, ketika dia baru saja keluar dari masjid. Beruntung, keduanya langsung bisa menahan langkah kaki mereka masing-masing dengan cepat.

Dan kini, keduanya pun saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang tidak biasa.

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Yunabee

Selebihnya

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku