Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
"Aku ingin seperti Ibu Titi yang dicintai hebat oleh Pak Prabowo. Cinta nya begitu abadi hingga sampai saat ini. Karena cinta sejati memang murni dari hati."
-Arsyila Khoerunnisa
"Hidup Prabowo!"
"Pokonya Lo harus pilih Prabowo!" tekan Syila.
"Engga, dihati gue tetep Anies, tampan dan elegan!" Hana menyahut sambil melipat selimut.
"Sinting Lo!"
"Apanya?"
Gadis berambut pirang itu mengerutkan keningnya.
"Jelas-jelas Prabowo lebih tampan, gagah dan tulus!"
"Lo buta?"
"Lo yang buta!"
"Cukup! Hentikan! Arsyila, Hana, apa yang kalian ribut kan di pagi-pagi begini! Mamah nyuruh kalian buat mandi satu persatu!" Amuk ibunya yang sudah murka. Karena di pagi buta mereka malah meributkan hal yang gak penting.
"Mamah pilih Anies atau Prabowo?" tanya Syila berharap ibunya ada di pihaknya.
"Anies,"
Glek!
Susah payah Syila menelan air ludahnya sendiri.
"Tidak mungkin! Anak muda tetap harus pilih Prabowo!" Teriaknya histeris.
"Mamah kan udah tua bukan anak muda, cepat sana mandi! Jangan sampe telat ngampus. Mamah sudah berjuang untuk menyekolahkan kalian hingga setinggi tinggi nya, dan itu gak gampang."
Tanpa menunggu aba aba, secepat kilat Arsyila lari ke toilet dengan membawa handuk. Sedangkan Miranda, sang ibu hanya geleng-geleng kepala.
"Hana jaga adik mu dikampus, dia masih sangat polos!" Pesan Miranda, yang diangguki oleh Hana.
Setelah beberapa menit kemudian mereka sudah selesai bersiap. Kedua nya hanya cuci muka saja dan gosok gigi, karena memang sudah menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan.
Motor Scoopy berwarna pink keluar dari garasi, pengendara nya adalah Arsyila.
Brummm .... Brummm ....
Arsyila mengibaskan rambutnya ala Reva pemain anak jalanan. Sepertinya dia harus mengganti motornya dengan motor ninja.
"Aku yang bawa hari ini!"
Hana tak membantah. Tak masalah jika harus di bonceng Arsyila, sang adik . Karena Arsyila sudah bisa dan pasih membawa motor.
Mereka pun meluncur untuk pergi ke kampus. Hanya perlu 20 menit saja untuk sampai ke universitas Gunadarma.
"Kak Hana, harus pilih Prabowo, ya!" Anak itu tetap mengingat kan Hana untuk mencoblos Pak Prabowo.
"Tetap Pilih Anies!"
"Kalau Kak Hana gak pilih Prabowo aku bakal bawa motor ini sampe ke neraka!" Ancam nya membuat Hana terkejut. Bagaimana tidak, Arsyila membawa motor sangat kencang sekarang seperti sedang kesetanan.
"Heh! Syila, Lo mau bikin gue mati apa? Hentikan lolucon Lo!"
"Gak akan!"
"Arsyila Khoerunnisa, hentikan motor nya sekarang!" Bentak Hana tak habis pikir. Dia semakin mengeratkan pegangan pada pundak Syila.
"Gak akan sebelum Lo pilih Prabowo!"
"Gue tetep pilih Anies, Anies selalu di hati!"
"Oke kalau Lo mau mati!"
Dalam keadaan seperti ini, Hana sangat syok! Dia tidak ingin mati sia-sia karena kelakuan adik nyebelin nya.
"Syila jangan Gila! Kita akan celaka!"
"Pilih Prabowo ya!" Pinta nya memohon seraya mengerucutkan bibirnya.
"Engga akan!"
"Oke, lihat sekarang!" Anak itu semakin menambah kecepatan motor nya, sampai lampu merah pun dianggap lampu hijau. Banyak orang orang yang meneriakinya bahkan banyak mobil yang mengklakson nya.
"Lo anak hukum Syila, gak cocok ugal-ugalan dijalan."
"Pilih Prabowo atau motor ini ngungsep di empang Pak Komar?" Ancam Syila lagi, dia tak ingin menyerah, seperti perjuangan Pak Prabowo kepada Ibu Titi.
Hana sangat malu saat ini, takut ada orang yang mengenalnya. Apalagi sebentar lagi dia akan wisuda, bisa hancur reputasi nya.