Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Perkenalan
Tok...tok...tok....
"Assalamu'alaikum..." ucap Revan ketika sampai di rumah Alya.
"Wa'alaikumsalam... silakan masuk, pintunya tidak di kunci kok," jawab Alya dari dalam.
Alya adalah adik kandung Revan.Ia tinggal di sebuah rumah sederhana bersama suami dan anaknya.
Alya bergegas membuka pintu meski sudah mempersilakan tamunya.
"Eh kak Revan, mari silakan masuk kak." kata Alya sambil mencium punggung tangan kakak dan teman kakaknya.
"Terima kasih Alya, " Revan lalu masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
Alya pun menyusul dan segera membuatkan teh hangat untuk kakak dan temannya.
"Silakan di minum kak," kata Alya menyuguhkan teh manis untuk kakak dan temannya.
"Terima kasih, maaf jadi merepotkan." kata Revan pada adiknya.
"Nggak repot kok. Oh iya kak, ini pacar kakak ya? Kok nggak di kenalin ke aku sih?" ucap Alya sambil melirik ke arah teman wanita yang duduk bersebelahan dengan Revan.
"Sabar dong... Nih kenalin, dia temen kakak namanya Nayla. Dan Nayla, ini adikku namanya Alya." kata Revan memperkenalkan temannya pada Alya.
"Hay mbak, aku Alya adiknya kak Revan." kata Alya memperkenalkan diri.
Alya dan Nayla berjabat tangan tanda perkenalan. Baru sekali ini Revan mengajak teman wanita ke rumah Alya.
Setelah Alya menikah duluan dan memilih tinggal pisah dari orang tuanya.
Alya dan suaminya milih kontrak rumah dengan alasan ingin lebih mandiri setelah berumah tangga.
"Kak Revan dari mana? Tumben main ke sini bawa cewek." kata Alya .
"Dari rumah Nayla kok, sekali - kali nggak papa kan? Biasanya kan main sendiri." jawab Revan
.
"Hehe...iya kak. Aku juga seneng jadi tambah teman." Alya tersenyum ke arah Nayla.
Sementara kakak beradik ini asyik ngobrol, Nayla yang belum kenal dengan Alya, hanya memilih diam dan menjadi pendengar di setiap obrolan mereka.
"Kak Re... mbak Nayla rumahnya man sih? Ajak aku main dong." kat Alya berlagak seperti anak kecil.
Nayla dengan cepat menyebutkan alamat rumahnya. Dia juga mengungkapkan bahwa ia sangat senang jika Alya mau main ke rumahnya.
Mereka semakin larut dan asyik.
Hingga siang tiba, Alya segera menyiapkan makan siang .
Alya yang memang terkenal anak yang supel, dengan mudah bergaul dan mengenal Nayla. Nayla juga orangnya asyik dan mudah bergaul.
"Kak Re, mbk Nayla udah di ajak ke rumah belum?" tanya Alya pada Revan..
Nayla tiba - tiba tersedak makanan ketika mendebgar pertanyaan Alya.
"Belum Al, kakak belum siap mengajak Nayla ke rumah." jawab Revan.
"Lho kenapa belum siap? Bukankah itu malah bagus kak? jadi ayah dan ibu juga bisa kenaln sama mbak Nayla. Iya kan Mbak Nay?" celoteh Alya.
"Hmmm... iya Al. Tapi bukan searang waktunya. Mbak dan Mas Revan akan mencari waktu yang lebih tepat untuk ketemu orang tua." jawab Nayla.
"Oh...ya udah gimana baik nya aja kak. Aku percaya kakak pasti tahu yang terbaik." kata Alya.
Revan dan Nayla terdiam. Alya pun melanjutkan makan siangnya.
"Kamu tinggal sama siapa di sini Al? Dari tadi aku tidak melihat siapa pun srlain kita." tanya Nayla.
"Aku tinggal sama anak dan suami mbak, kebetulan anakku masih di rumah mbah. " jawab Alya
"Lalu suamimu kemana?" selidik Nayla.