Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Seorang sekertaris cantik dengan bentuk tubuh yang seksi tengah berjalan menuju salah satu ruangan di perusahaan iklan terbesar milik group Limson. Netra Hilton berusia 36 tahun, merupakan sekertaris sekaligus kekasih dari CEO di perusahaan iklan tersebut bernama Steiner Limson.
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk,"
Ceklek..
Dengan berjalan dengan gaya seksinya Netra memasuki ruangan CEO sekaligus ruangan yang sudah satu tahun terakhir ini menjadi tempat Netra dan Steiner menumpahkan segala hasrat keduanya jika sedang tidak kuat menahan.
Terlihat punggung laki-laki berusia 36 tahun itu yang begitu tegap dengan tubuh yang tinggi dan kekar sempurna. Steiner Limson dan Netra telah menjalin hubungan satu tahun lamanya sejak Netra diterima sebagai sekertaris pribadinya.
"Hai sayang,"
Kedua tangan Netra menelusup dari belakang tubuh kekar Steiner.
"Kau darimana saja sayang?"
"Tentu saja menggantikanmu meeting dengan klien yang kau sebut tidak penting itu!"
Steiner membalikkan badannya menghadap Netra kemudian membelai wajah cantik Netra dengan sentuhan tangan besarnya.
"Kenapa kau tetap mengurus klien kecil seperti itu, sudahlah akhiri saja kerjasama dengan perusahaan itu,"
"Sutt, jangan begitu Stein semua klien itu berharga untuk perusahaan kita sayang,"
Jari tangan Netra mengusap lembut bibir Steiner membuat Steiner langsung menyesap jari telunjuk kecil milik Netra.
"Oh my God, jangan sekarang sayang aku sedang tidak bisa,"
"Ayolah sebentar saja!"
Inilah kegilaan Steiner pada Netra dia tidak pernah bisa menahan gairahnya setiap kali berdekatan dengan kekasihnya itu, meskipun Netra bukan lagi gadis muda bahkan Netra adalah seorang single mom dengan memiliki satu orang anak, akan tetapi tubuh Netra masih seperti tubuh gadis berusia dua puluh tahun.
Kencang dan gesit itulah yang membuat Steiner memilih Netra sebagai wanita yang akan dia nikahi dalam waktu dekat. Bibir Steiner sudah mendarat dileher jenjang Netra untuk meminta hal seperti biasanya.
"Jangan Stein, aku baru dari luar dan tadi itu panas tubuhku berkeringat sayang,"
Netra sedikit mendorong tubuh kekar Steiner untuk menolak ajakan laki-laki itu disiang hari begini. Netra merasa tubuhnya sedang berkeringat karena dia sibuk mondar-mandir mengurus meeting dengan klien-klien yang tidak mau didatangi Steiner.
Begitulah Steiner sikapnya sebagai seorang CEO sekaligus salah satu pewaris group Limson, membuat hidupnya sebagai milayder kaya raya yang bisa melakukan apapun sesuka hatinya, tetapi sikap lembut dan kasih sayang Netralah yang mampu menaklukkan seorang Steiner Limson.
"Ayolah sayang, layani aku!"
Tanpa menunggu persetujuan dari Netra langsung saja Steiner mengangkat tubuh Netra dibawanya keatas meja kerjanya.
"Stein stop, nanti malam saja please,"
"Tidak bisa sayang kau tau kan gairahku selalu meledak-ledak ketika melihat tubuhmu ini,"
"Ya, aku tau kau memang sangat buas,"
Keduanya sudah mulai berciuman kedua tangan Netra melingkar dileher Steiner sementara kedua tangan Steiner melingkar dipinggul Netra.
Kring.
Kring.
Dering handphone milik Netra membuat Netra menghentikan ciumannya dengan Steiner.
"Netra, ayolah rijek saja!"
"Tunggu sayang, ini dari putriku,"
Meskipun hubungan keduanya sudah berjalan selama satu tahun, tetapi tidak pernah sekalipun Steiner bertemu dengan putri satu-satunya Netra dari laki-laki lain.
Semua itu sengaja Netra lakukan karena putrinya sangat galak dan tidak mudah didekati dengan orang baru, apalagi jika mengetahui Netra akan segera menikah dengan Steiner sudah pasti putrinya itu akan menolak dengan tegas memiliki ayah tiri.
Sebenarnya Netra tidak pernah menikah, putrinya itu lahir akibat pergaulan bebas Netra dengan teman SMAnya dulu, membuat Netra harus membesarkan putrinya sendiri karena laki-laki itu tidak bertanggungjawab dan memutuskan hubungan dengan Netra begitu saja.
Sebagai singel mom dari putri cantik yang sedang tumbuh menjadi remaja, Netra sangat menjaga hubungan dan komunikasi dia dengan putrinya, Netra tidak mau putrinya itu mengalami hal yang sama dengan dirinya dulu.
Karena itu kapanpun putrinya menelpon, Netra akan buru-buru mengangkat teleponnya.
"Halo Lau,"
"Halo mom, mom please aku bosan libur sekolah tapi hanya menghabiskan waktu di rumah ataupun mall,"
"Lalu kau maunya kemana Lau? Kau kan tau momy sedang kerja,"
"Cuti saja mom, gampang kan lalu kita pergi berlibur,"
Huhh.
Netra menghembuskan nafas panjangnya, memang selama ini Netra hanya sibuk kerja dan kerja terus tanpa pernah memberikan perhatian lebih pada putrinya yang bernama Laura Hilton, gadis yang biasa disapa Laura itu berusia 17 tahun dan sudah memasuki semester kedua kelas 3 SMA.
Laura Hilton mewarisi wajah cantik Netra bahkan kecantikan Laura jauh berkali-kali lipat kecantikan Netra saat Netra masih muda, jangan ditanya apakah Netra kewalahan memiliki putri secantik Laura? Tentu saja jawabannya iya, karena setiap malam Minggu akan selalu ada teman sekolah prianya yang datang mengajak Laura untuk kencan.
Tetapi dari banyaknya laki-laki yang mengajak kencan Laura, tidak ada satupun yang diterima oleh Netra tekadnya kuat Laura harus lulus sekolah dulu.
"Ya sudah nanti coba momy izin pada atasan momy ya Lau,"
"Oke mom, bye!"
Panggilan telepon terputus dan Steiner yang sejak tadi menguping pembicaraan Netra dengan putrinya, langsung paham apa yang akan Netra bicarakan dengannya.
"Stein, aku,"
"Aku setuju sayang, kita pergi liburan kali ini ajak putrimu,,"
"Kau yakin?"
"Sudah waktunya dia mengenalku bukan? Aku mencintaimu Netra, dan itu artinya aku juga harus bisa menyayangi dan mencintai putrimu,"
Cup..
Steiner kembali mendaratkan ciuman dibibir Netra.
"Oughttt sit manis sekali sayang," kata Steiner.
"Apa keluargamu bisa menerima statusku yang merupakan single mom?"
"Tidak akan ada masalah bagi keluargaku, asalkan aku bahagia orangtuaku pasti merestui pernikahan kita,"
"Oke, aku akan bicara pada Laura tentang liburan yang dia mau,,"
"Oke sayang, tapi sekarang layani aku dulu!"
Dengan sigap Steiner langsung menyingkap dress berwarna hitam yang digunakan oleh Netra, tanpa menunggu lama Steiner secepat kilat menurunkan penutup bagian favoritnya itu dan detik selanjutnya.
Didalam ruangan itu hanya ada suara-suara dari kedua insan yang sedang sama-sama hanyut dalam kenikmatan-kenikmatan duniawi, tidak ada kata yang bisa keduanya ungkapkan dalam mengekspresikan apa yang sama-sama mereka rasakan saat ini.
Kedua tangan Netra mencengkram erat ujung meja kerja Steiner, sementara Steiner masih sibuk dengan hentakan-hentakan luar biasanya.
Sungguh kegiatan inilah yang setiap hari Steiner inginkan, rasanya dia tidak pernah puas apalagi bosan Netra mau melayaninya setiap jam pun Steiner tidak akan menolaknya.
Sebegitu kekarnya tubuh Steiner sampai-sampai Netra sering kali kewalahan mengimbangi permainan dahsyatnya, wanita mana yang akan menolak jika memiliki kekasih setampan dan sekekar Steiner Limson.
Netra begitu pasrah dibawah penguasaan tubuh kekar Steiner, dilihatnya oleh Netra wajah Steiner yang terlihat sangat menikmati permainan yang dia ciptakan disiang hari ini.
Bab 1 Siang yang panas
08/02/2024
Bab 2 Laura dan Steiner
08/02/2024
Bab 3 Laura hilang
08/02/2024
Bab 4 Digendong
08/02/2024
Bab 5 Minta jatah
08/02/2024
Bab 6 Dikolam renang
08/02/2024
Bab 7 Hampir saja
08/02/2024
Bab 8 Geli
08/02/2024
Bab 9 Super besar
08/02/2024
Bab 10 Tampan sekali
08/02/2024
Bab 11 Mau mandi sendiri atau aku mandikan
08/04/2024
Bab 12 Satu ranjang
08/04/2024
Bab 13 Pesan mesum dari Steiner
09/04/2024
Bab 14 Ukuran 40D
10/04/2024
Bab 15 Menuju ranjang
10/04/2024
Bab 16 Dengan lidah
11/04/2024
Bab 17 Terbuang sia-sia
13/04/2024
Bab 18 Birahi Laura
14/04/2024
Bab 19 Tubuh Laura diatas meja rias
15/04/2024
Bab 20 Menggunakan jari tengah
16/04/2024
Bab 21 Keperawanan
16/04/2024
Bab 22 Layani aku lagi
18/04/2024
Bab 23 Sampai berkali-kali
19/04/2024
Bab 24 Langkahi dulu mayatku
20/04/2024
Bab 25 Didalam lift
20/04/2024
Bab 26 Ketagihan anak tiri
21/04/2024
Bab 27 Laura pemberani
22/04/2024
Bab 28 Berpisah
23/04/2024
Bab 29 Bermain lidah
23/04/2024
Bab 30 Membetulkan kancing seragam Laura
25/04/2024
Bab 31 Merindukan anak tirinya
25/04/2024
Bab 32 Bersiap untuk kabur
26/04/2024
Bab 33 Berakhir
26/04/2024
Bab 34 Bertemu Steiner kembali
29/04/2024
Bab 35 Lowongan jadi isteri
29/04/2024
Bab 36 Menutup lembaran lama
30/04/2024
Bab 37 Mau tetap dijalan sepi
30/04/2024
Bab 38 Saling menumpahkan
02/05/2024
Bab 39 Bayar dengan tubuhmu
02/05/2024
Bab 40 Kenikmatan setelah sekian lama
05/05/2024
Buku lain oleh Siti
Selebihnya