/0/28057/coverorgin.jpg?v=f3b4efcf5a91765b6e671e1a7eb8bdcb&imageMogr2/format/webp)
“Amanda.. Amanda Felicia anak IPA 1 mana?” teriak seseorang dari pintu masuk ruangan wisuda.
“Ada apa?” tanya panitia.
“Barusan ada telepon dari pihak rumah sakit, kalau keluarganya ada di rumah sakit karena kecelakaan saat menuju kesini. Saya disuruh menyampaikan pesan ini.”
“Apa?? Ayah.., ibu ..,” ucap Amanda langsung menangis sambil terus berjalan keluar sekolah.
Fanny sahabatnya ikut menyusul dari belakang ruangan. Fanny memanggil-manggil Amanda, tapi Amanda hanya berjalan saja sambil menangis tersedu-sedu. Sampai akhirnya Fanny menarik tangan Amanda.
“Kamu mau kemana? Hah?!” tanya Fanny.
“Ke rumah sakit, Fan. Ayah, ibuku..,” ucap Amanda sambil menangis.
“Iya, tapi kamu mau naik apa kesana? Apa kamu mau jalan kaki kesana?”
Amanda menggelengkan kepalanya.
“Ya sudah, ayo aku antar kesana.”
Fanny pun langsung mengambil mobilnya dan mereka pun melaju menuju rumah sakit. Di dalam mobil, Fanny berusaha menguatkan Amanda untuk sabar. Namun, Amanda justru menangis semakin dalam.
Berbagai pikiran akan kehilangan keluarganya membuatnya tak dapat lagi menahan tangisannya.
***
Flashback on.
“Ibu, Amanda pergi duluan ya. Nanti ayah sama ibu menyusul ya.”
Hari ini, hari kelulusan Amanda. Semua orang tua diwajibkan untuk hadir.
“Iya, sayang. Ibu akan menyusul ke sana. Ibu lagi nunggu ayahmu pulang dari rumah Pak RW. Lagian acara kelulusannya agak siang, jadi masih ada waktu.”
Amanda sengaja datang pagi, karena dia sudah janjian dengan Fanny untuk datang lebih dulu. Agar mereka bisa mengobrol dan berfoto-foto sebelum acara wisuda di mulai.
Makanya Amanda pergi ke sekolah lebih awal, karena acara wisuda dilakukan di ballroom sekolah mereka sendiri. Sesampainya di sekolah dia langsung mencari Fanny sahabatnya.
“Amanda, kita ke kantin dulu yuk. Sambil menunggu acara di mulai.”
Fanny menarik tangan Amanda yang baru sampai di sekolah , dan mengajak Amanda ke kantin sekolah.
Amanda dan Fanny memilih duduk di meja pojok di dalam kantin. Semua mata tertuju pada mereka, seperti terkesima akan penampilan mereka. Bisa dibilang mereka berdua memang primadona sekolah, makanya semua mata menatap mereka berdua.
Setelah memesan makanan dan minuman, mereka pun berbincang-bincang seperti biasanya sampai akhirnya pesanan makanan mereka datang.
Fanny yang sudah kelaparan langsung mengambil makanan dan begitupun Amanda. Selesai makan, mereka berjalan kembali menuju ruang wisuda.
Para orang tua sudah mulai berdatangan, hanya tinggal beberapa saja. Amanda mulai terlihat gelisah. “Kenapa ayah dan ibu belum sampai juga ya?” batin Amanda sambil meremas-remas rok yang dipakainya.
Hingga acara pun dimulai, semua orang tua murid yang sudah hadir, dan hanya tersisa orang tua Amanda yang belum datang.
Acara terus berjalan, hingga suara mikrofon pun memanggil nama-nama para murid dari berbagai jurusan yang mendapat nilai terbaik.
Tak lama nama Amanda dipanggil karena dia juga mendapatkan gelar murid terbaik di sekolahnya.
“Kepada murid kita ananda Amanda Velisia dari jurusan IPA 1. Silahkan naik ke atas panggung,” ucap pembawa acara saat itu.
Tapi yang dipanggil tak kunjung naik ke atas panggung, Amanda bingung karena orang tuanya belum juga hadir. Sampai tidak lama pun suara dari bagian panitia acara yang berada diluar ruang memanggil namanya.
Flashback off.
(Rekomendasi bacanya sambil dengerin lagu John Mayer : You’re Gonna Live Forever In Me).
***
Di rumah sakit.
Amanda langsung berlari di lorong rumah sakit, Amanda langsung menuju bagian informasi untuk mengetahui keadaan kedua orang tuanya, dan benar saja, kedua orang tuanya sudah berada di kamar jenazah.
Amanda begitu histeris, menangis sejadi-jadinya. Lututnya sudah lemas seperti tidak bisa menahan berat tubuhnya.
“Ya Tuhan.., apa yang harus aku lakukan?!! Kenapa semua terjadi secepat ini? Kenapa kau berikan hamba cobaan yang begitu besar seperti ini?” ucap Amanda yang menangis.
“Man.. Amanda, sadarlah. Kau harus kuat, ayo kita lihat kedua orang tuanmu,” ucap Fanny berusaha membantu Amanda bangun dari duduknya, dan mencoba mengangkat tangan Amanda seolah memberikan semangat.
/0/9441/coverorgin.jpg?v=2f0b7fd5cbffd2d0f7bd2ee722cb2397&imageMogr2/format/webp)
/0/3083/coverorgin.jpg?v=ad060b7ead0feb1e405154057a42c507&imageMogr2/format/webp)
/0/13429/coverorgin.jpg?v=4476ce2e9ddeaee82066f4079752e69a&imageMogr2/format/webp)
/0/7404/coverorgin.jpg?v=98ccde64af77afdde4b1d1523eccc3ed&imageMogr2/format/webp)
/0/14967/coverorgin.jpg?v=0f88ce11011d6d3bc9badce6b1c3df96&imageMogr2/format/webp)
/0/3411/coverorgin.jpg?v=fd765f710e707383010bae55f6cac4c7&imageMogr2/format/webp)
/0/6665/coverorgin.jpg?v=95620bb7883df9f2de35ae8ace74a672&imageMogr2/format/webp)
/0/12725/coverorgin.jpg?v=93c57cb5939ca95380c574b7c20ad7e4&imageMogr2/format/webp)
/0/14711/coverorgin.jpg?v=f70b58cfb03de8c029aaba1385c47d56&imageMogr2/format/webp)
/0/21345/coverorgin.jpg?v=062a59f3fa0a7c31f7d004185a7eeea8&imageMogr2/format/webp)
/0/31172/coverorgin.jpg?v=452ddc1055e6a2463afd92da6bf9685b&imageMogr2/format/webp)
![[BUKAN] PELAKOR](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/2167/coverorgin.jpg?v=db428b5a3581aded04844622906c9a50&imageMogr2/format/webp)
/0/3854/coverorgin.jpg?v=0e8385c852cba004e03accc72611595d&imageMogr2/format/webp)
/0/12338/coverorgin.jpg?v=c41896a45e5a62f0557b2e461059601a&imageMogr2/format/webp)
/0/7088/coverorgin.jpg?v=3cd83effd415f842e346e05b12fa2d11&imageMogr2/format/webp)
/0/28732/coverorgin.jpg?v=e8a0b4534d7994c926bb454fbf8339ea&imageMogr2/format/webp)
/0/3865/coverorgin.jpg?v=a43c3866e361ffebefe58626a42ce735&imageMogr2/format/webp)
/0/8716/coverorgin.jpg?v=b5b3bf14cf402d62724ac11c833c35d3&imageMogr2/format/webp)
/0/9099/coverorgin.jpg?v=20250122135851&imageMogr2/format/webp)