Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Namaku adalah Fana Hardiyata. Aku bersekolah di sebuah sekolah swasta yang cukup terkenal di sekitar tempatku tinggal. Pagi ini aku bersekolah seperti biasa. Memasuki kelas dan duduk dibangku seperti kemarin. Tempat dudukku yang berada di dekat jendela, membuatku dapat melihat keluar kelas. Pagi hari ini, aku mendapat pelajaran dari pak Burhan. Di tengah pak Burhan menjelaskan pelajaran, aku tak sengaja melihat ke luar jendela. Aku melihat pemandangan siswa dan siswi yang sedang melaksanakan mata pelajaran olahraga. Aku kembali memperhatikan guru yang sedang mejelaskan pelajaran di kelas.
Jam istirahat datang. Aku menghabiskan waktu istirahatku dengan makan bekalku yang ku bawa dari rumah. Saat makan bekal, aku baru sadar teman yang duduk di depanku hari ini tidak masuk. Aku kurang banyak bergaul dengan siswa dan siswi di kelasku. Aku lebih menyenangi membaca buku dan menggambar di sebuah buku. Setelah jam istirahat selesai, aku kembali melanjutkan jam pelajaran. Aku memperhatikan guru yang sedang menjelaskan sebuah mata pelajaran. Mata pelajaran hari ini, ku jalani seperti biasa sampai berakhirnya pembelajaran dihari itu. Saat jam pulang, aku keluar dari kelas menuju gerbang sekolah dengan melewati lapangan sekolah. Sesampainya di gerbang sekolah, aku berjalan menuju pemberhentian angkot. Aku pulang menggunakan angkutan kota. Memerlukan waktu 10 sampai 15 menit untuk sampai komplek rumahku. Sesampai komplek, aku berjalan ke ujung komplek. Diujung komplek itulah tempat tinggalku selama ini.
Aku tinggal sendiri dirumah yang di belikan oleh ayah 3 tahun yang lalu. Pulang dari sekolah, aku menaruh tasku di kursi ruang bermain. Aku langsung beres-beres membersihkan ruang bermain dan ruang dapur. Saat sedang menyapu lantai, tiba-tiba terdengar suara dari luar rumah.
Tok…tok…tok…
Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah.
“fan, kenapa dikunci?”
“fan…” teriakan seorang perempuan dari luar pintu.
“iya, sebentar.” Jawabku.
Aku berjalan ke pintu depan dengan membawa sapu yang sedang kupegang. Mendengar suara yang berteriak, aku menduga itu suara dari fania.
“iya, biar aman aja makanya langsung dikunci.” Jawabku sambil membuka kunci lalu membukakan pintu.
“ah, lu ngapa ninggalin gue tadi disekolah. Pulang duluan malah.” Ucap fania sambil berjalan masuk kerumahku.
“ah tadi aku pikir, aku langsung pulang biar kita semua bisa kumpul disini.” Jawabku kepada fania.
“oh gitu, yaudahlah.”
“Hari ini panas sekali.”
“Aku jadi merasa sangat dehidrasi.” Ungkap fania.
Nia langsung berjalan kedapur untuk melepas dahaganya. Selagi menunggu fania sedang mengambil minum, aku menghidupkan computer yang biasa di tempati oleh fania.
Aku melanjutkan bersih-bersihku yang belum selesai. Nia kembali dengan membawa sebuah cangkir yang berisi air mineral.
“belum selesai nyapunya? ” tanya fania.
“sebentar lagi selesai, lalu buang sampah dan selesai.” Jawabku sambil bersih-bersih menggunakan sapu.
“ok gue bantu buang sampah. Buang sampah ketempat pembuangan akhir kan?” ujar fania sambil pergi kedapur untuk mengambil beberapa kantung sampah.
“nia, biar aku aja gpp.” Jawabku.
“gpp, santai aja. Kayak sama siapa aja.” Ucap fania sambil menenteng trash bag untuk dibuang.
“hati-hati nia.” Ucapku sambil kembali bersih-besih.
Aku menyelesaikan bersih-bersih lantai dengan sapu. Setelah selesai nyapu, aku tidak melihat nia yang kembali dari membuang sampah. Aku coba mencari nia dari teras rumah. Aku melihat nia baru kembali dari membuang sampah.
“kok lama banget buang sampahnya?” tanyaku kepada fania.
“tadi ngobrol sebentar sama tetangga.” Jawab fania sambil berjalan masuk kedalam rumah.
Aku kembali masuk kedalam rumah dan langsung duduk dikursi depan komputerku.
Fania kembali dari dapur, fania menutup pintu depan lalu berjalan dan duduk di kursi depan computer nia.
“yakin gpp di tutup pintu depannya?” tanyaku kepada fania.