Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
140
Penayangan
42
Bab

Bara Cavero Danendra adalah orang yang paling beruntung bisa bersanding dengan seorang perempuan bernama Tiffany Lenora Amora. Perempuan cantik yang memiliki kulit bersih dan juga bola mata yang indah. Tapi sayangnya Bara terlalu mahir menyembunyikan rahasia besar dalam hidupnya yang tidak diketahui oleh kekasihnya. Selama ini Bara telah menyembunyikan Tiffany dalam hidupnya. Kontrak yang ditandatangani bersama dengan ketiga temannya, membuat Bara tidak mampu melangkah lebih jauh dari ini. Hingga suatu ketika, Bara menggila dengan syarat kontrak. Dimana tidak boleh menggandeng perempuan manapun. Dan juga para wartawan hanya akan tahu, tentang kegiatan mereka bukan untuk mengetahui asmara mereka. Sampai akhirnya, karena Bara sendiri tidak tahan dengan semuanya. Dia bermain gila dengan banyak perempuan hanya untuk memuaskan dirinya saja. Tapi anehnya, dia tidak berak menyentuh atau sekedar mencium bibir Tiffany. Bagi Bara, Tiffany adalah malaikat yang mampu memberi warna dihidup Bara. Tujuh tahun bukanlah waktu yang sedikit, menahan rasa rindu untuk bertemu ternyata mampu menyiksa Tiffany. Dia menjaga hati, tapi Bara mampu melukai hatinya dengan goresan pisau yang tajam. Hingga Tiffany tak mampu menahannya dan melepas Bara. Rahasia itu cukup menyakitkan, dan cukup membuat Tiffany trauma akan cinta.

Bab 1 Prologue

Suara tepuk tangan yang sangat meriah, terdengar di segala penjuru cafe. Hari ini ada grand opening salah satu cafe di Ibukota. Dan mengundang penyanyi lokal yang terkenal pula dikalangan remaja. Tentu saja hal itu langsung mengundang banyak penonton, terutama para remaja. Begitu juga dengan perempuan yang memiliki nama lengkap Tiffany Lenora Amora.

Perempuan itu datang ke cafe baru ini bersama dengan kedua temannya. Selain untuk menikmati makanan yang ada di cafe ini. Tiffany juga tidak mau kalah dengan penampilan solo dari lelaki yang memiliki nama lengkap, Bara Cavero Danendra. Laki-laki yang memiliki wajah tampan, kulit cerah dan juga senyum manis. Pandai bermain gitar, dan memiliki sifat yang begitu menjengkelkan.

Ya menjengkelkan, karena Tiffany harus satu sekolah bersama dengan Bara. Laki-laki itu cukup terkenal di sekolahnya, banyak perempuan yang menginginkan untuk menjadi kekasihnya. Sayangnya, tak ada satu perempuan pun yang mampu memenangkan hati Bara. Walaupun jadi fansnya, Tiffany juga tidak tahu perempuan mana yang masuk kriteria Bara kali ini.

Dia sangat menyukai laki-laki itu. Lihatlah, walaupun hanya menggunakan kaos oblong berwarna putih, dengan kalung peluru yang panjang. Dia terlihat sangat tampan dan juga keren. Kalau saja Tiffany bisa, ingin rasanya dia mendekati Bara dan mengajaknya berkenalan secara dekat. Siapa tau kan, Tiffany bisa membuat laki-laki itu jatuh cinta dengannya.

"Udah kali Tif lihatnya." kekeh Ambar salah satu teman Tiffany.

Perempuan itu hanya mampu tersenyum kecil dan mengangguk. "Sayang banget kalau sampai di anggurin. Cakep sih, anak orang."

"Kalau nggak anak orang, mau anak siapa Tif. Anak kamu apa?" sahut Shella tertawa kecil, dan menikmati kenyang gorengnya.

Ya tidak begitu juga konsepnya. Jika Bara anaknya terus Bapaknya siapa? Kan Tiffany juga pengennya Bara yang jadi bapaknya, masalah anak nanti deh bisa bercocok tanam berdua sampai subuh. Tiffany yakin selama satu bulan langsung hamil, anak kembar lima sangking banyaknya.

Tiffany terkekeh kecil, dia pun memainkan pipet minimnya dan sesekali menatap Bara yang dikerumuni banyak orang. Udah cakep, anak orang kaya, tapi masih aja mau mandiri cari duit sendiri.

"Bisa jadi ya hobby salah satunya." celetuk Shella mengusap dagunya.

"Sok tau deh." dengus Tiffany.

"Nggak lagi amnesia kan, kalau Shella itu tetangga Bara, Tiffany Lenora!!" sahut Ambar gemas.

Karena lupa akan hal itu Tiffany menepuk jidatnya sendiri. Tentu saja Shella tahu segala hal tentang Bara. Rumah Shella tepat di depan rumah Bara, di perumahan elit yang sangat terkenal. Banyak artis dan juga pejabat tinggi yang memiliki rumah disana. Termasuk shella, Ayahnya bekerja di salah satu partai di Ibukota.

"Ya ampun Shella, aku lupa." pekik Tiffany pura-pura.

Shella hanya menggelengkan kepalanya kecil, melihat reaksi Tiffany yang menurutnya sangat konyol itu. Dia juga meminta semua orang untuk segera menghabiskan makanan mereka. Shella tidak ingin pulang malam lagi, jika ayahnya terus saja marah-marah pada Shella karena pulang malam. Sedangkan Ambar dan juga Tiffany, mereka memiliki jam malam sendiri. Sampai jam sepuluh malam mereka harus sudah sampai di rumah.

Jika Shella dan Ambar lebih sibuk dengan makanan yang mereka nikmati. Tiffany malah lebih sibuk melihat Bara yang tertawa kencang bersama dengan temannya. Hingga tak sengaja pandangan mereka sempat berpadu beberapa detik, sebelum Tiffany menundukkan kepalanya. Jantungnya berdetak lebih kencang, nafasnya memburu, dadanya sesak seolah dia membutuhkan tabung oksigen yang bisa dibawa kemanapun.

"Tif kenapa sih? Ayo buruan makan, bapaknya Shella keburu marah." ucap Ambar.

"Nggak papa, ini juga lagi makan." jawab Tiffany asal dan memakan makanannya.

-Listen to My Heart-

Singkat cerita. Setelah kejadian di cafe tiga bulan yang lalu. Tiffany kembali dipertemukan oleh Bara di taman kota. Waktu itu Tiffany lagi pengen banget beli kembang gula. Dia meminta salah satu sopir papanya, untuk mengantar Tiffany ke taman kota. Hanya untuk membeli kembang gula. Tak disangka Tiffany malah bertemu dengan Bara yang waktu itu dikejar para fansnya.

Bara menarik tangan Tiffany dan mengajaknya bersembunyi di balik semak-semak. Awalnya Tiffany juga tidak tahu jika itu adalah Bara. Saat laki-laki itu membuka masker dan tudung jaketnya, barulah Tiffany tahu jika itu adalah Bara idolanya.

Sesak nafas, dan rasa ingin berteriak Tiffany rasakan waktu itu. Tapi dia memilih diam tanpa mengatakan apapun saat Bara membekap mulutnya. Oh shit!! Selama satu minggu bahkan Tiffany rasanya malas untuk membasuh mukanya saat bangun tidur. Malas untuk gosok gigi, karena takut aroma tangan Bara hilang dari mulutnya. Tapi karena bau jigong yang tak sedap itu, akhirnya Tiffany membasuh muka dan bibirnya saat sore hari.

Dan sekarang hubungan mereka cukup dekat. Seperti sore ini Bara mengajak Tiffany ke salah satu studio milik temannya. Katanya, hari ini dia akan latihan bernyanyi sebelum manggung untuk esok.

Benar-benar laki-laki idaman bukan!!

Duduk di sofa berwarna merah, Tiffany menatap Bara yang mengambil sebuah gitar dan mulai memainkannya. Sudah seperti konser pribadi, yang dihadiri tamu VVIP.

Sambil menunggu Bara selesai latihan, perempuan itu memilih berjalan-jalan di studio milik teman Bara ini. Banyak sekali figuran dan tulisan-tulisan di studio ini. Sampai akhirnya Tiffany melihat satu kupu-kupu yang sudah mati.

Kupu-kupu itu memiliki warna biru muda dan hitam. Dari warnanya saja sangat cantik, membuat Tiffany langsung jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya. Sedangkan Tiffany juga tahu, sebelum menjadi kupu-kupu, hewan itu berasal dari ulat yang sangat menjijikkan. Entah kenapa jadinya lebih cantik daripada burung merpati.

"Suka?"

Tiffany terjingkat kaget dia pun langsung menoleh menatap Bara, yang entah sejak kapan berada di belakangnya. Sedangkan Tiffany ingat betul jika Bara sedan ruangan yang kedap suara.

"Kamu.., kok ada disini?" tanya Tiffany kaget.

Bara tersenyum, "Tadi melihat kamu pergi aku panik. Takutnya kamu nyasar."

Tiffany tertawa kecil, mana mungkin juga dia nyasar di studio yang ukurannya saja bahkan bisa dihitung dengan jengkal jari. Yang ada Tiffany tadi hanya bosan saja, jika Bara harus bernyanyi di balik kaca. Sedangkan Tiffany hanya mampu duduk dan merasa bosan.

Tiffany kembali duduk di sofa merah, dengan pandangan ke arah kupu-kupu. Seolah tahu arah pandangan Tiffany, Bara mengambil spidol yang ada diatas meja dan menarik tangan Tiffany.

"Eh mau ngapain!!" pekik Tiffany kaget.

Dia berusaha menarik tangannya tapi yang ada Bara malah menahan tangan Tiffany. Kalau dibilang tangan yang beruntung, tentu saja iya. Bahkan saat ini Tiffany sangat iri dengan tangan kirinya yang ditarik oleh Bara. Bukan perkara Bara melukis sesuatu di tangan Tiffany. Tapi karena tangan kiri tanpa sengaja bisa menyentuh dada bidang Bara, yang dibalut kaos hitam dan sedikit basah. Ruangan ini memiliki pendingin ruangan, tapi nyatanya Tiffany masih merasakan hawa panas yang luar biasa.

Dan sekarang dunia dan hidupnya semakin panas, saat tangan kirinya menyentuh dada bidang Bara. Apa iya Tiffany tidak akan menyentuh air sedikitpun dengan tangan kirinya?

"Aku harap kupu-kupu ini adalah lambang hubungan kita. Keindahan, kesetiaan, kebebasan dan juga cinta kita."

Tiffany mengerjapkan matanya berkali-kali, menatap Bara dengan kebingungan. Apa maksud dari ucapan Bara, dan hubungan apa yang Bara maksud?

-Listen to My Heart-

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh AgathaQuiin20

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku