Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
23
Penayangan
5
Bab

Niat awalnya ingin meningkatkan perekonomian keluarga, namun malah harus bertemu dengan mafia yang dingin dan sombong. Cassandra Belanca adalah seorang gadis yang baru saja lulus SMA dan diterima di sebuah hotel terkenal sebagai office girl. Ia terpaksa menikah kontrak selama 3 bulan demi kepentingan pribadi seorang mafia bernama James Agraish. Mau tidak mau, Cassandra harus menuruti keinginan mafia tersebut agar tidak dituduh melakukan fitnah terhadap dirinya. Akankah Cassandra terbebas dari nikah kontrak ini?

Bab 1 Pria Dingin dan Arogan

"Menikah denganku atau rumahmu akan ku sita sebagai jaminan! " tegas seorang pria berusia 50 tahun keatas, dengan tubuh tinggi tegab dan hidung besarnya.

Cassandra mematung dengan keringat dingin menetes dari pelipisnya. Dadanya bergemuruh begitu cepat seperti kilatan yang akan siap menyambar kapan saja.

"Tolonglah tuan...kami akan segera melunasi hutang-gutang kami. Tapi tolong jangan paksa anak kami untuk menikah dengan anda. "Helena bersimpuh tepat dihadapan Dodi yaitu seorang rentenir kaya raya yang ada di kampung tempat mereka tinggal.

" Ma...ayolah jangan begini,"Cassandra membantu Helena untuk berdiri karena merasa terlalu berlebihan.

Dodi yang melihat itu tersenyum licik dengan maksud lain yang ada di dalam hatinya.Gayanya yang begitu sombong dan angkuh membuat siapa saja yang melihat akan langsung menatap tak suka kepadanya.

Sementara papa Cassandra belum pulang sedari tadi karena sedang mencari pinjaman.Begitulah yang selalu dilakukan orang tua Cassandra gali lobang tutup lobang agar hutangnya bisa lunas.

Hening sesaat sebelum akhirnya Cassandra membuat keputusan besar dalam hidupnya. Dia menatap sekilas rentenir dihadapannya itu yang sedari tadi menghisap sebatang rokok.

"Baiklah saya sudah membuat keputusan." Cassandra berdiri dan menatap yakin kearah Dodi.

"Nak...., " Helena memegang tangan Cassandra untuk meyakinkan dengan apapun nanti keputusannya.

"Beri saya waktu selama 2 minggu untuk melunasi semua hutang-hutang orang tua saya. Dan jika dalam waktu itu saya tidak dapat memenuhi janji saya, maka saya akan menikah dengan anda. "

Dodi diam sambil memikirkan perjanjian yang Cassandra berikan. Sedangkan Helena tak hentinya melihat ke arah luar berharap suaminya datang dengan membawa uang.

"Oke! Saya akan menunggu sampai waktunya tiba. Tapi jika kau berani membohongi ku, maka aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan rumahmu. " Ancam nya lalu pergi dengan beberapa pria lain yaitu preman yang menjadi anak buahnya.

"Maafkan mama dan papa ya nak...Mama janji akan segera menyelesaikan masalah ini, kamu tidak perlu memikirkan ini lagi. " Helena berucap seakan dirinya dapat terbebas dari belenggu rentenir tamak itu, tapi nyatanya dia juga bingung harus berbuat apa nantinya.

Setelah insiden itu Cassandra terus mencari lowongan pekerjaan dari situs internet.Bahkan dia menelpon beberapa temannya juga. Hingga dia teringat dengan satu teman lamanya yang merupakan anak dari pemilik perusahaan ternama.

Dia adalah Marven anak tunggal dari pasangan kaya raya yaitu Tuan Darry dan Nyonya Diana.Marven dan Cassandra telah berteman kurang lebih selama 2 tahun dan sering main bersama setelah pulang sekolah.

["Hallo marven...hmm gini.....aku lagi kesusahan banget sekarang, kalau kamu tau lowongan pekerjaan kamu boleh tolong kabari aku ya. "] Dengan sedikit gugup Cassandra mengutarakan masalahnya dengan marven, mengingat mungkin saja dia dapat membantunya.

["Hallo san,wahh tumbenan banget kamu nelpon malem gini. Kebetulan di hotel milik temen papaku ada nyari office girl,tapi kayaknya apa kamu ga kecapean nanti? "]

["Engga ven! Makasih banyak ya kamu udah bilang ke aku. Kalau gitu kira-kira kapan aku bisa ajuin lamaran? "]

["Kamu tenang aja nanti aku bakal cerita ke papaku, dan kamu cuma tinggal bawa berkas aja.Paling cuma formalitas doang sih nantinya."]

3 hari kemudian!

Kamar yang berantakan dan barang yang berserakan entah kemana, ditambah seorang gadis yang sibuk kesana kemari untuk merias wajahnya.

"Duh dimana lagi ini poundation aku. " Rutuknya kesal dengan wajah masam.

"Astaghfirullah Sandra! Ini kamar atau kapal pecah? Kenapa bisa seberantakan ini. " Wanita setengah baya baru memasuki kamar anaknya karena dari tadi terus mendengar kebisingin yang tiada hentinya.

"Sandra harus cepat sampai ke kantor hari ini ma. Ini hari pertama Sandra bekerja. " Sahutnya meski belum melihat wajah mamanya.

"Kamu juga sih bangunnya kesiangan.Kan udah mama bilang jangan main handphone terus sampe jam berapa kamu tuh. "

"Udah ah ma..! Mama ngomel mulu dari tadi. Cassandra mau pergi bentar lagi, mending mama mandi kek apa kek gitu. "

Helena hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah putrinya yang konyol itu.Jika sudah begini siapa yang mau disalahkan coba. Cassandra memang sudah mempersiapkan segalanya beberapa hari yang lalu, namun memang dia lupa menyetel alarm sehingga dirinya harus kesiangan begini.

Cassandra diterima bekerja di salah satu hotel ternama yang ada di kotanya.Walau hanya menjadi office girl, tetapi dia bersyukur bisa sedikit demi sedikit membantu orang tuanya.Dengan umur yang masih 18 tahun dan pengalaman yang memang belum ada, membuat tekad Cassandra semakin kuat. Ia berharap dirinya tidak boleh dimarahi oleh atasannya nanti, itu sebabnya dirinya harus terlihat sempurna baik itu pekerjaan ataupun penampilan. Ya walaupun hanya tukang bersih-bersih.

"Sandra pergi dulu ya ma, pa. Kemungkinan Sandra pulangnya agak lama. Jaraknya juga jauh banget, kalo nanti ada waktu luang Sandra mau cari kostan yang dekat dari kantor. "Ucapnya sambil memakai sepatu berwarna hitam dengan liris putih itu.

Sebenarnya tempat Cassandra bekerja memang sangat jauh. Membutuhkan waktu 3 jam untuk sampai dan dia masuk bekerja juga sekitar pukul 11 siang.Terlambat ya enggak juga sih sebenernya karena dia masih punya waktu 4 jam lagi untuk sampai.

"Kamu hati-hati ya nak. Ingat, jangan mudah percaya sama orang yang belum kamu kenal. " Nasehat papanya Cassandra.

"Iya pa, Sandra pasti ingat nasehat papa. Kalau gitu Sandra pergi ya ma, pa. Assalamu'alaikum. " Ucapnya lalu pergi diantar oleh salah satu ojek langganan mereka.Tidak lupa Cassandra mencium kedua tangan mama dan papanya.

Tidak bisa dibohongi jika papa Cassandra yaitu Bernard seperti susah untuk melepas putri semata wayangnya itu. Namun keadaan juga tidak bisa dipaksakan. Cassandra mempunyai orang tua yang begitu miskin dan kadang untuk makan saja mereka kesulitan. Orang tua Cassandra bekerja sebagai buruh kasar. Bernard yang bekerja sebagai Pedagang buah, sedangkan Sarah sebagai penjual kue.Bukan tidak ingin kuliah, hanya saja Cassandra tidak ingin merepotkan orang tuanya dengan kehendaknya sendiri. Biarlah dia bekerja di kota yang jauh walaupun itu sebagai tukang bersih-bersih, yang penting dia bisa membantu orang tuanya.

"Papa sedih ma.Terkadang papa berpikir sebagai orang tua, papa sudah gagal untuk membahagiakan anak kita.Dia yang sedari kecil harus menahan segala keinginannya karena keadaan kita yang miskin. "

Bernard bersandar pada salah satu kursi tua yang terbuat dari rotan itu. Dirinya yang kadang juga sakit-sakitan dan tidak punya uang untuk membeli obat.

Sarah menatap wajah suaminya itu dengan rasa sedih. Dia pun juga merasa jika sebagai seorang ibu, dia sudah sangat gagal. Kasih sayang yang dia berikan kepada Cassandra juga tidak penuh. Cassandra lebih sering berada dirumah tetangga jika dirinya sedang bekerja mencuci ke tempat orang lain.

"Kita doakan saja semoga anak kita menjadi orang yang sukses ya pa! " Sarah pun berpindah duduk di samping suaminya itu sambil menyandarkan kepalanya ke bahu suaminya.

"Tapi, bagaimana jika kita tidak dapat melunasi hutang kepada juragan Dodi? Papa akan sangat malu kepada diri sendiri apalagi kepada orang tua kita. "Bernard mengacak rambutnya frustasi bingung dengan apa yang dia hadapi saat ini.

Sepasang suami istri itu pun larut dalam pikiran mereka masing-masing. Sebagai orang tua siapa yang tidak ingin anaknya bahagia dan sukses. Akan tetapi dengan keadaan mereka yang seperti ini harus banyak bersabar dan berdoa.

Cassandra akhirnya sampai setelah menempuh perjalanan selama 3 jam lebih lamanya.Dia 2 kali pindah angkot agar bisa sampai di tempat kerjanya yang sekarang. Cassandra menatap kagum dengan hotel megah dan mewah yang ada dihadapannya. Dia menghirup nafas dengan dalam dan menepuk pelan dadanya.

"Ayo Sandra! Hidup yang sesungguhnya akan dimulai disini. Aku harus sanggup menghadapi apapun yang akan terjadi nantinya. " Ucapnya bangga kepada diri sendiri.

Cassandra mengedarkan pandangannya untuk mencari meja resepsionis. Sesuai dengan arahan yang diberikan melalu pesan HRD kepadanya, bahwa dia harus melapor dulu ada kepentingan apa. Dan nantinya akan diantar langsung ketempat interview kerja.

"Permisi...saya karyawan yang akan di interview hari ini. Katanya saya harus melapor dulu di meja resepsionis. " Ucap Sandra dengan pelan dan berusaha sopan.

"Oh iya kamu ya! Kalau begitu kamu bisa tunggu dulu di kursi sebelah sana. Nanti saya akan panggilkan lagi. "

Cassandra pun mengikuti arahan yang diberikan oleh si resepsionis. Sambil menghilangkan rasa bosan yang menyerang, Cassandra memutuskan untuk menelpon salah satu sahabatnya yaitu violet. Mereka berdua sudah lama bersahabat.Sejak Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas. Sehingga tidak ada kecancungan diantara keduanya.

["Hallo vi! Kamu ada dimana? " ]Tanya Cassandra sambil memainkan benda kecil yang dia dapat di jalan tadi.

["Hallo san! Aku lagi di rumah sih masihan. Kamu gimana kerjanya? Lancar? " ]Tanya violet.

["Aku masih nunggu panggilan nih! Katanya tunggu dulu sampai nanti di panggil lagi, ya mungkin nunggu HRD datang atau bosnya langsung mungkin yang interview. "]

["Oh yaudah kalau gitu. Semangat sahabat ku yang cantik dan manis. Jangan lupa berdoa ya! " ].Ucap violet di ujung sana.

["Aku tutup ya vi, assalamu'alaikum. "]

["Waalaikumsalam san. "]

Pov Violet

"Siapa itu vi? " Tanya seorang wanita berumur 40 tahun yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan.

Violet yang baru tau ternyata mamanya sudah berada disitu,tiba-tiba terlonjak kaget. Dia memegangi dadanya dan mengatur nafas.

"Mama kayak setan aja ah! Ngagetin banget tau ngak!" Ucap violet lalu berjalan ke arah mamanya itu.

"Hahaha iya iya maafin mama....Jadi kamu tadi telponan sama siapa?Kamu punya pacar? "

Violet memicingkan matanya dan menatap mamanya dengan penuh kecurigaan. Tumben sekali mamanya ini yang biasanya tidak mau tau urusan begitu, dan kali ini bertanya apakah violet punya pacar? Jangan-jangan semalam dia bermimpi aneh atau bahkan sedang dirasuki jin.

Violet menggeleng cepat membayangkan bagaimana mamanya nanti tertawa dan ngomong sendiri jika kesurupan.

"Hei, kenapa geleng-geleng begitu! Mama tanya kamu tadi telponan sama siapa? "

"Eh, hah?! Itu...tadi telponan sama Cassandra sahabatnya aku ma. Ah iya Cassandra. " Ucapnya terbata dan berusaha menetralisir perasaannya.

"Beneran kamu tidak telepon sama pacar kamu? Atau kamu belum punya pacar? "

Dan duaarr...violet yang sedari tadi menahan tawanya kini harus pecah sambil terus memegangi perutnya. Dia tidak habis pikir dengan mamanya yang satu ini. Sangat protektif sekali hari ini. Ataukah hari ini mamanya sedang datang bulan?Ah.. Tapi kan dirinya sudah tua, eh tapi masih bisa datang bulan tidak ya.

"Mama ini aneh sekali sih...! Kok tumben mama tanya tentang hal itu. Aku juga baru lulus sekolah ma,dan untuk pacar tentu saja aku tidak memiliki. Emangnya mama mau jodohin aku gitu sama orang kaya, ganteng, dan baik hati?Hahahah mama ini ada-ada saja. "

Violet pun mengambil handphone nya yang dia letakkan tadi diatas sofa, lalu setelah itu beranjak ingin pergi ke dalam kamarnya. Tapi sekali lagi dirinya hampir dibuat pingsan dikala satu kalimat yang keluar dari mulut mamanya.

"Mama memang mau menjodohkanmu vi. " Begitulah yang Sonya katakan kepada putrinya.

"HAH?! Yang benar aja lah ma! Violet tadi cuma bercanda kok ma. Jangan dianggap serius ya ma, lagi pula mana ada yang mau sama bocah ingusan seperti violet ini ma. "

Violet berusaha berdiskusi dengan Sonya.Ekspresi yang dia tampakkan pun seperti dia memang tidak ingin perjodohan ini, lebih tepatnya dia berpikir mamanya sedang bercanda.

"Besok teman mama akan kesini dengan anaknya. Nanti kamu berkenalan lah saja dengan dia, cerita apa gitu yang penting kenal dulu lah satu sama lain. Masalah apa yang kamu pikirkan itu nanti mama bisa bicarakan dengan teman mama. "

Hanya kalimat itu yang Sonya ucapkan kepada Violet. Lalu setelahnya dia pun pergi meninggalkan violet yang bingung,kaget, marah dan sedih. Violet memang tidak memiliki pacar saat ini tapi dia memiliki seseorang yang sudah lama dia suka sebelumnya. Dia pun masih ingin berkuliah dan bekerja di perusahaan yang dia inginkan. Dan sekarang dengan tidak merasa bersalah mamanya langsung mengatakan hal yang hampir membuat jantung violet copot dari tempatnya.

"Tidak bisa dibiarkan ini! Aku harus telpon Sandra untuk minta perlindungan. Eh tapi dia kan lagi sibuk banget ya hari ini. Ah...mengapa dunia tidak berpihak kepadaku sekali saja sih! " Ucap Violet prustasi sambil melempar bantal kesegala arah.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku