Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jangan Main Api Denganku, Mas

Jangan Main Api Denganku, Mas

Anggrek Bulan

4.7
Komentar
10.4K
Penayangan
31
Bab

Mas Bambang yang menikahiku selama lima tahun, dan selama ini bersikap seolah suami yang setia, ternyata tukang selingkuh. Lanjutkan kebohonganmu Mas, aku akan tetap main cantik hingga bisa memiskinkan dan membuatmu menyesal nanti.

Bab 1 Dilabrak Pelakor

SEBELUM BACA KLIK BERLANGGANAN DULU YA

**************** ****************

"Jadi kamu, yang namanya Vivin?!"

Seorang wanita berpakaian serba minim dan berambut pirang, menghampiriku yang sedang menyapu halaman pagi itu, tepatnya petang setelah subuh. Kulihat sebuah mobil kecil berwarna merah di depan gerbang. Memang biasanya sepagi ini, gerbang tak pernah kukunci setelah aku pulang dari berjamaah di mushola kompleks, jadi siapapun bisa masuk.

"Iya benar, aku Vivin. Ada apa, ya?" kataku sambil menghentikan sejenak kegiatan menyapuku itu.

Kucoba seramah mungkin pada gadis muda, yang kukira umurnya belum genap dua puluh tahun itu, sementara dari tadi tatapan matanya seolah jijik memandangku.

"Kuno dan nggak berkelas banget sih! Malah kayak pembantu penampilannya," katanya sambil membuang muka dariku.

"Eh, maksudnya apa ya? Siapa yang kamu bilang kayak pembantu itu?" tanyaku penasaran.

"Ya kamulah! Masak setan! Di sini 'kan cuma ada kita berdua!" ucapnya ketus.

"Dijaga ya mulutnya kalau ngomong sama yang lebih tua! Menurut kamu kalau lagi bersih-bersih harus pakai pakaian seperti apa? Pakai baju serba mini kayak kamu?! Haduh bisa gatal-gatal semua badanku, Dek!" ucapku sambil tertawa.

"Eh, enak banget kamu panggil aku 'Adek', sok akrab! Nggak mau lah aku punya kakak seperti kamu!" ucapnya ketus.

"Terus...aku harus panggil apa!? Ya ampun, ngimpi apa semalam sampai pagi-pagi ketemu gadis lucu kayak kamu ini?!" Aku kembali tertawa melihat tingkahnya yang makin lucu, "sebenarnya kamu ini siapa sih?"

"Kamu nggak perlu tahu siapa aku! Yang penting, aku sudah tahu kalau kamu yang namanya V I V I N!" ucapnya sembari melotot.

Hemmm...makin tidak jelas saja nih anak, mungkin dia agak kurang sedikit atau gimana gitu ya?

Datang tiba-tiba di rumah orang, ngomongnya sambil ngegas, giliran ditanya siapa? malah jawabnya nggak boleh tahu. Akhirnya, kuputuskan lagi untuk meneruskan menyapu halaman.

"Kamu kok malah balik nyapu lagi sih?!" gerutunya kesal.

"Lha terus aku harus gimana?"

"Dengerin ya, mulai sekarang jauhi Mas Bambang, karena kamu itu tidak selevel dengannya!" ucapnya sambil berkacak pinggang.

"Mas Bambang siapa yang kamu maksud?" Saat nama suamiku disebut, tentu aku langsung bereaksi.

"Ya Bambang Wijaya, yang sekarang jadi suamimu itu!" jawabnya enteng.

Kuhentikan segera kegiatan menyapuku, aku kembali fokus menatap gadis itu.

"Kenapa kamu menyuruhku menjauhi suamiku sendiri?!"

"Karena kamu tidak pantas dengannya! Dan untuk kebaikanmu sendiri, lebih baik kamu secepatnya mundur! Nggak punya malu banget sih kamu itu, suami sudah nggak suka sama kamu, tapi kamu ngemis-ngemis nggak mau pisah?!" Dia makin sok berani menatapku.

"Kamu ini makin nggak jelas deh!" Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya.

"Pantas saja, Mas Bambang berpaling darimu! Penampilanmu sudah kayak pembantu gitu kok! Pasti bau ikan asin! Mana mandul lagi, nikah bertahun-tahun tak bisa punya anak!"

"Jaga ucapanmu! Aku bukan wanita mandul!" ucapku yang mulai emosi.

"Oke begini saja ya.. .secepatnya kamu harus meninggalkan Mas Bambang! Karena dia lebih cocok denganku! Dan asal kamu tahu, kami sudah menjalin hubungan asmara lebih dari enam bulan loh! Hahaha" katanya dengan senyum mengejek.

Sebenarnya aku sudah sangat emosi, namun aku tahan. Setahuku Mas Bambang selama ini adalah suami yang setia, jika tiba-tiba datang wanita yang mengaku selingkuhannya, bisa jadi 'kan itu hanya tipuan belaka. Jadi aku tak boleh gegabah, nanti aku harus selidiki dulu.

"Kamu kira, aku percaya dengan semua omonganmu?! Gadis nggak jelas!" ucapku sambari menunjuk padanya.

"Jadi wanita jangan polos banget dong, Buk! Jadinya mudah banget dibohongi sama suami! Penampilan dijaga, biar suamimu nggak sepet lihat ginian mulu di rumah! Hahaha."

"Pergi kamu dari sini! Jangan buat aku emosi!" teriakku.

"Ini peringatan terakhir ya, buat kamu! Kalau kamu nggak segera mau di cerai dan ninggalin Mas Bambang, maka aku akan buat kamu menyesal!" Mata gadis itu kembali melotot kearahku.

"Pergi nggak kamu sekarang juga?!" kataku sambil mengacungkan sapu lidi ke arahnya.

Ternyata caraku ini berhasil membuatnya pergi dan langsung masuk ke mobilnya.

"Ketahuilah jika suamimu di luar itu, seorang buaya darat yang ulung! Dan wanita simpanannya bukan hanya aku saja!" teriaknya dari dalam mobil, dan kemudian berlalu.

Setelah kepergiannya, aku mulai berpikir, apa mungkin yang dikatakan gadis tak jelas itu benar? Sedangkan di depanku, Mas Bambang sangat alim dan penyayang?

Ah aku harus segera mencari tahu kebenarannya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Anggrek Bulan

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku