Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Friend Zone Itu Nyata!

Friend Zone Itu Nyata!

Blue

5.0
Komentar
36
Penayangan
2
Bab

Raikai, cool boy yang seketika akan menghangat jika berada disamping Rainny, cewe imut yang selalu berhasil menutupi segala kesedihannya dengan tawa. 7 tahun persahabatan bukanlah waktu yang singkat bagi mereka untuk saling mengenal satu sama lain. Namun sayang, mereka tak pernah mengenal hingga ke akar perasaan. Sebelum menyadari perasaannya, Rainny telah jatuh cinta pada Asraf, siswa baru yang ternyata memiliki misi yang tak terduga. Hingga ketika Raikal memilih pergi, Rainny baru menyadari perasaannya itu. Menyadari bahwa yang sebenarnya ia cintai adalah Raikal, bukan Asraf. Namun rasanya terlambat, karena Raikal telah pergi jauh. Akankah Raikal kembali? atau tetap memilih pergi menjauh membiarkan Rainny dengan segala sesalnya?

Bab 1 Fans Raikal

Rainny terus melangkah menuju tempat yang akan menjadi jawaban 'Pernikahan siapa ini?'

Hingga tiba-tiba Rainny terhenti, kakinya terasa berat, enggan kembali untuk melangkah. Rainny mematung diantara sekumpulan orang-orang yang tengah sibuk merayakan acara ini.

"Kal, lo tega," lirih Rainny yang seakan kehabisan suara juga ditemani air mata yang mengalir bergantian begitu cepat.

"Kal, lo jahaaaaat!"

***

"Buset, berisik banget ni orang!" ketus Rainny seraya mengacak-acak rambutnya yang begitu berantakan.

Entah muncul ide dari mana, yang pasti wajah Rainny seketika menyeringai dan mulai mendekati Raikal yang tengah tidur pulas di atas sofa dengan suara dengkurannya yang sangat menggangu ketenangan Rainny.

"Emm!" gumam Raikal yang berusaha menyingkirkan tangan Rainny dari hidung mancungnya. "Bisa gak lo ganggu hidup gue cuman ketika gue melek aja Ra, pliss ketika gue tidur jangan ganggu!"

"Gue juga maunya gitu si Kal, tapi dengkuran lo tuh yang ganggu mimpi indah gue!" Rainny tidak mau kalah.

"Yaelah, kuping lo sensitif amat si Ra. Kalau gitu gue pindah aja biar lo disini ditemenin sama nenek gayung tadi."

"Eh, gak gitu juga." Rainny menahan tangan Raikal yang hendak pergi membawa bantal dan selimbutnya.

"Ck, parnoan dasar. Udah sana ah gue mau tidur." decak Raikal yang tak jadi pergi dan menyingkirkan tubuh Rainny dari sofanya, mulai menarik kembali selimbutnya.

"Lo!" geram Rainny dengan menghentakkan kakinya, kembali menuju kasur empuk dekat sofa.

"Haha parah sii, yang satu parnoan, yang satunya lagi tukang ngedengkur." Jordi tertawa puas, tak peduli siswa-siswi lain tengah melihat kearahnya. "Kenapa? Terpesona ya sama ketawa gue?" ujarnya pada siswa-siswi yang menatapnya. Sontak hal itu membuat yang lain berdecak sebal.

Pedenya minta ampun, udah jelas-jelas makan siang mereka terganggu sama suara ketawanya yang super besar.

"Bentar, jadi lo berdua pernah tidur sekamar?" tanya Jesicca yang terkejut mendengar cerita Rainny.

"Itu udah lama, waktu gue SMP," jawab Rainny sebelum kembali melahap makanan.

Ketika itu kalau saja bukan karena orangtua Rainny yang pergi keluar kota, mungkin Rainny tak akan menginap dirumah Raikal yang memang bersebelahan dengan rumahnya. Dan begonya Rainny, saat itu ia menerima tawaran Raikal untuk menonton film horor yang jelas-jelas Rainny akan menjadi lebih parno.

"Iya tapi tetep aja, kalian pernah tidur sekamar kan?" Sanggah Jesicca yang entah mengapa terus bertanya.

"Lagian kalau sekamar pun, gue gak ada hasrat sama cewe papan gitu," ujar Raikal dengan ekspresi yang super dinginnya.

Rainny melotot kearahnya, "Heh, siapa juga yang mau sama tukang dengkur ihh."

Rainny kembali melihat kearah Raikal yang duduk dikursi sebelahnya. Orang paling menyebalkan sejagat raya.

"Jangan salah bro, tipis-tipis gitu juga uh makannya spek pekerja tukang."

Rainny gak peduli sama celetukan Jordi yang membuat meja makan ini penuh dengan tawa, toh itu memang fakta. Terkadang Rainny sendiripun heran, soal makan jangan ditanya lagi porsinya, tapi rasanya semua makanan itu sia-sia tak masuk kedalam tubuh Rainny yang tetap mungil ini.

"Permisi kak, boleh titip ini ke kak Raikal gak?" ucap salah satu siswi yang terlihat malu-malu, menyapa Rainny didepan cermin toilet.

"Oke," jawab Rainny singkat seraya mengambil bungkusan ditangannya. Sepintas Rainny menatapnya, terlihat seperti anak baru disekolah ini. Mau menginjak tiga tahun Rainny sekolah disini dan ini bukan kali pertama baginya mendapatkan titipan untuk Raikal. 'From Sarah' kertas yang bertuliskan sipemberi itu terlihat jelas diatas bingkisannya.

Raikal Devanio AlBara, sahabat Rainny yang sikapnya super dingin tapi seketika akan menghangat kalau dia bersama Rainny. Sikap Raikal yang memang sedikit berbeda terhadapnya, seringkali orang-orang menganggap Rainny sebagai sepupu Raikal, adik Raikal bahkan ada yang mengatakan pacar Raikal. Entahlah Rainny gak pernah peduli soal itu, toh faktanya Rainny sama Raikal hanya sahabat yang sedari kecil memiliki nasib yang sama dan kehidupan yang sama, hingga sampai saat ini membuat mereka berdua selalu bersama-sama.

"Stop!" Persis ketika Sarah dan satu orang temannya akan keluar toilet tiba-tiba Classic, Ratu dan Puteri mencegahnya.

"Adik-adik yang cantik," Classic mengibaskan rambut pirang bergelombangnya, berlagak sok cantik. "Ehm jadi gini ya, gue cuman mau nyaranin, kalian itu gak perlu repot-repot ngasih bingkisan kaya gitu, percuma! Raikal itu gak akan tertarik sama kalian."

"Enggak masalah ko kak, soalnya niat aku ngasih bingkisan itu karena aku kagum aja sama Kak Raikal," jawab Sarah dengan suara yang begitu kecil.

"Lo bacah, susah-"

"Bilang aja takut nambah saingan," celetuk Rainny mulai melangkah mendekat, sedari tadi Rainny hanya berdiri di depan cermin besar toilet, memperhatikan apa yang akan dilakukan Classic, cewek blasteran Inggris dengan dua orang temannya.

"Masa sih seorang Rank takut tersaingi sama adik kelas yang masih imut-imut."

"Eh lo bisa gak si manggil nama gue yang bener!" bentak Classic yang selalu kesal mendengar Rainny memanggilnya dengan sebutan Rank.

"Lagian nama lo kenapa harus Classic? Gak Rank aja, atau Brawl atau bahkan Arcade aja si, kan lebih simpel." Rainny yang memang memiliki hoby bermain game, mulai menyebutkan satu persatu tingkatan permainan dalam game yang memang salah satunya sama dengan nama musuhnya ini. Disamping itu, Rainny telah memberikan celah pada Sarah dan temannya untuk segera keluar dari toilet ketika Classic sibuk marah pada Rainny.

"Lo!" geram Classic yang hendak melayangkan tamparan pada Rainny lalu seketika menurunkan kembali tangannya, memilih pergi dengan ber sungut-sungut.

Rainny hanya tersenyum tipis. Mungkin karena Classic takut jika Rainny akan mengadu pada Raikal jika ia memang benar-benar menamparnya.

Classicia Angelista, cewe tinggi dengan rambut pirang bergelombang, blasteran Indonesia-Inggris yang dari dulu ngejar Raikal. Tapi seakan kecantikannya tertutupi sama sifat ambisiusnya yang selalu ingin merasa paling top disekolah ini. Entahlah, mungkin ingin mendapatkan Raikal pun hanya semata-mata untuk menambah ketenaran bahwa ia berhasil menaklukan cowo es yang paling cool sekaligus paling diincar cewe-cewe di SMA Abdi Bangsa.

"Nih, buat Kak Raikal tercinta," ucap Rainny dengan gerakan bibir yang membuat Raikal tersenyum melihatnya.

"Buat lo aja, udah kenyang nih," jawab Raikal menoleh sepintas dan kembali terfokus pada layar handphone yang menampilkan game dihadapannya.

Seperti biasanya, Rainny selalu menghabiskan bingkisan-bingkisan kecil pemberian adik kelas yang seharusnya ditujukan untuk Raikal. 'Dari pada mubazir, ya mending dimakan aja yee kan' kata Rainny sipecinta makanan.

"Ni bocil kaya yang belum makan seharian aja." Raikal kembali menoleh pada Rainny yang duduk sebangku dengannya kini tengah lahap makan

"Kaya yang baru kenal gue kemaren aja Kal," sahut Rainny dengan santai.

"Masalahnya tubuh lo tuh gak masuk akal Ra. Makannya super duper banyak, tapi badannya gak gede-gede," celetuk Jordi yang duduk dimeja belakang Rainny. "Nih liat badan gue, gede gini juga wajar soalnya makan gue banyak, sama kaya porsi makan lo." Jordi menggulung baju seragamnya, memperlihatkan tangan Jordi yang ukurannya besar.

"Udah-udah gak perlu digulung juga udah keliatan kok gedenya," timpal Rainny yang tak mau kalah dengan meledek Jordi. "Lagian ya," Rainny membalikkan badannya, bertatapan langsung dengan Jordi yang duduk semeja dengan Rara. "Gue tuh gak perlu khawatir buat diet-diet kaya yang sering dilakuin sama cewek-cewek lainnya. Karena mau makan sebanyak apapun tubuh gue tetep cantik, persis kaya uni-uni korea, postur tubuh yang didambakan semua cewe Indonesia haha."

"Sekarang kita ulangan!" Seketika Rainnya harus menghentikan tawa kemenangan atas argumennya pada Jordi, karena dengan tiba-tiba Pak Dodi, guru matematika masuk kelas membawa pengumuman ulangan yang mencengangkan. Namun disisi lain, Jordi terkekeh kekeh melihat tawa Rainny yang menurutnya menyebalkan itu harus terhenti.

"Yah, kok dadakan sih pak?" Keluhan siswa yang tidak terima.

"Suprise." Demi melihat ekspresi Pak Dodi yang terlihat bahagia sebari mengangkatkan kedua tangannya seolah-olah sedang memberikan kejutan istimewa pada murid-muridnya, kami seisi kelas seketika terhenti dan menatap Pak Dodi dengan terheran-heran.

"Iya ulangan harian ini tuh suprise buat kalian," sambung Pak Dodi dengan begitu semangat.

"Yah pak, suprisenya bikin sensara." Kembali terdengar suara keluhan seisi kelas.

"Ayo kerjakan saja, kasihan tuh otak kalian nganggur terus," ucap Pak Dodi yang tak mempedulikan keluhan kami, mulai membagikan kertas ulangan.

Berbeda dengan murid lainnya, wajah Rainny tetap terlihat santai, toh sijagoan matematika ada disampingnya sekarang, Raikal.

Nilai Raikal memang selalu rata-rata, tapi untuk matematika, Raikal selalu mendapatkan nilai sempurna. Bahkan Raikal berkali-kali memenangkan kejuaraan olimpiade mewakili sekolah Abdi Bangsa. Si es ini jago matematika.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku