Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dewa Itu Adalah Patungku

Dewa Itu Adalah Patungku

PrincessK

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
32
Bab

Siapa sangka, suatu saat ia menemukan patung beruang di jalan sebelum dibawa pulang. Patung yang ditemukannya dirawat dengan sangat baik oleh Melinda yang masih kecil dan polos. Tapi, ternyata patung beruang itu berubah menjadi sosok laki-laki muda dan perkasa. Sampai gadis itu tumbuh cantik, inkarnasi itu masih berupa patung beruang hingga ketegangan di antara mereka. Apa yang akan terjadi di antara mereka? Dewa Itu Adalah Patungku

Bab 1 Jumpa

Suatu malam suasana sepi dan diiringi suara petir yang menyambar di sana-sini disusul suara hujan deras di luar rumah. Sebuah pisau penuh darah mengalir dari titik ke titik ke lantai. Beberapa bekas darah terlihat di lantai rumah. Sementara seorang pria sasa berukuran sedang membawa pisau dengan kepalan tangan penuh hasrat dan dendam, seorang wanita yang ketakutan mencoba menjauh dari pria itu dalam keadaan di mana kakinya ditikam parah di paha.

Napas terengah-engah wanita itu jelas menunjukkan sisi cemasnya mendengar suara langkah kaki pria yang membawa pisau ke dalam rumah. Rupanya, pria yang kehilangan kendali itu baru saja datang dari luar rumah dengan rambut dan baju yang basah kuyup karena hujan, namun berhasil menusuk paha wanita itu setelah pintu dibuka dari dalam. Apa yang mendorong dia untuk membawa nafsu yang ekstrim untuk membalas dendam?

Pria itu tersenyum sinis saat melihat seorang wanita ketakutan duduk dengan luka parah di ruang tamu. Dia mendekat perlahan dengan pisau di tangannya. Wanita itu mulai menatapnya dengan daya tarik.

"Tolong jangan bunuh aku... aku mohon..." pinta wanita itu dengan berlinang air mata. Pria itu mengabaikan permintaannya.

"Kamu ingin aku melepaskanmu setelah apa yang telah kamu lakukan pada hidupku?! Aku bersedia ... mengutuk diriku sendiri untuk membunuhmu! Kamu tidak pantas hidup seperti yang kamu inginkan!" geramannya penuh dengan balas dendam untuk wanita itu. Dengan perasaan marah, ia langsung bertindak menusuk perut wanita itu berulang kali dengan 5 tusukan. Rambut basahnya yang masih mengalir menetes beberapa kali ke lantai. Suara petir mengiringi hatinya yang digelapkan oleh seribu dendam. Akhirnya, tubuh tak bernyawa wanita itu jatuh ke lantai dengan mulutnya memuntahkan darah. Puas dia melihat kematian malang wanita di lengannya.

Begitu dia berhasil menebus dendam yang bersembunyi di dalam hatinya, dia berjalan keluar sambil melepaskan pisau berdarah di tangannya. Wajahnya tampak tanpa emosi setelah membunuh wanita itu. Namun siapa sangka, sosok misterius berbaju hitam dan menyeramkan bertemu dengannya di depan rumah. Hujan yang masih deras di luar mengaburkan pandangannya tentang seseorang yang berdiri di depannya.

"Bersumpahlah padaku ... sesukamu." katanya, berlutut di depannya. Tubuhnya bisa merasakan hujan deras di luar rumah.

'Kamu akan menerima pembalasan karena melanggar perintah sebagai dewa pelindung. Tunggu kedatangan bunga untuk menjemputmu dan merawatmu seperti kamu merawat yang lain sebelumnya..' sebuah suara berdengung memperingatkan dia yang ada di pangkuannya lutut kesal. Dia menutup matanya dan menyerah pada makhluk itu.

***

100 TAHUN LALU....

Suara bel sekolah menggema menandakan waktu pulang sekolah. Masing-masing diundang oleh orang tuanya yang sangat mewah dan ada juga yang berani pulang bersama teman-temannya. Melinda, seorang putri lugu, berjalan pulang tanpa diundang oleh orang tuanya dan juga tanpa ditemani oleh teman-temannya. Melinda tumbuh bersama neneknya yang semakin hari semakin tua. Sementara itu, ibu ayahnya meninggal akibat kecelakaan di jalan. Kehidupan Melinda tak kalah sepi meski memiliki nenek yang akan merawatnya.

Saat Melinda berjalan murung menuju rumahnya, dia tiba-tiba melihat patung beruang yang kotor dan rusak tertinggal di saluran pembuangan. Dia segera melihat patung beruang dengan mata bingung. Dia ragu-ragu untuk membawa patung itu kembali dalam keadaan kotor seperti itu.

"Haruskah aku mengambilnya?" katanya berbicara sendirian.

Dengan hati tertarik pada patung itu, dia bahkan meraihnya dari dalam selokan setelah melirik ke kiri dan ke kanan di area tersebut. Area pejalan kaki yang tenang di sana. Jarang ada orang yang lewat. Patung beruang coklat dengan jelas menunjukkan kotorannya di seluruh permukaan ditambah efek sobek juga terlihat jelas. Melinda sambil tersenyum membawa patung itu ke rumahnya. Pahami bahwa gadis-gadis seperti dia sama tertariknya dengan patung. Dia pun tanpa ragu mengambil patung itu dengan hati yang senang.

****

TAK TAK TAK TAK

Suara mesin jahit menggema di seluruh ruang tamu seiring kesibukan neneknya menjahit baju. Pekerjaan neneknya hanya di rumah dengan menyelesaikan jahitan yang dipesan oleh pelanggannya setiap kali mereka datang. Pantas saja neneknya tidak sempat menjemput Melinda di sekolah.

Daun pintu terbuka dari luar membangunkan neneknya kepada Melinda yang baru saja tiba di rumah. Langkah kecil Melinda terhenti setelah neneknya memanggilnya begitu dia masuk ke dalam rumah.

"Kamu baru saja lewat seperti ini? Kemana kamu pergi ahh?!" nenek tua itu memarahinya. Melinda tanpa ragu mendekati sang nenek sambil membawa patung beruang itu. Mata patung beruang itu indah bulat hitam.

"Nenek, aku lapar ..."

"Lapar? Hekkk.. masak sendiri. Aku bukan nenekmu. Kamu hanya anak haram karena ibumu berselingkuh dengan pria lain sebelum menikahi putraku. Jika aku tahu dari awal, aku tidak akan menerimamu tinggal di sini."

Ternyata nenek tuanya sama sekali tidak bersahabat dengannya. Akibat cerita masa lalu hubungan ibu Melinda yang sulit. Siapa anak kecil ini yang baru saja menjadi korban ketika dia tidak bersalah?

"Itu... patung apa itu? Apa kamu memungut sampah?!"

"Aku baru saja menemukan patung ini di luar..."

"Singkirkan sampah itu sekarang. Aku tidak suka sampahmu diambil dari luar. Kamu seperti sampah itu."

Betapa kejamnya neneknya berkata demikian. Melinda yang masih kecil berusia 9 tahun hanya menunduk. Ia merasa kasihan dengan perlakuan buruk neneknya terhadapnya. Tanpa membuang waktu dan perasaan, Melinda bergegas naik ke kamar tidurnya. Ia menangis tersedu-sedu di tepi ranjang. Patung yang dibawanya diletakkan di atas tempat tidur. Air mata mengalir di pipinya saat dia melihat patung beruang kotor di depannya. Namun tanpa disadari, mata patung beruang itu membiru. Bukankah patung beruang itu memiliki mata hitam?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku