Dewa Itu Adalah Patungku
da tidak tergila-gila. Senyum manis Key persis seperti bunga yang sedang mekar, mengabaikan suasana di antara
ulmu cukup nanti." katanya memperingatkan sambil meme
mbil mengerutkan kening melihat tingkah Melinda terhadap
Aku punya pekerjaan y
atkan sebelum turun ke dapur. Langkah yang tampak s
hat Key yang sudah berada di dapur duduk di meja makan. Sementara itu, dia baru
dung. Aku punya kekuatan untuk menggunakann
membuka lemari es untuk mengambil air. Key dengan ten
ar. Buat
u memiliki kekuatan si
emiliki kekuatan untuk me
ntuk apa kamu mengg
, kamu merawatku sejak kamu masih kecil. Dulu kamu terlihat imut tap
kamu mem
long
. Kunci Diam begitu. Gadis yang dulunya anak yang ceri
membawa semua bahan. Namun sedetik kemudian, matanya menjadi cerah melihat kelakuan Melinda yang sibuk. Sangat rajin dan
**
ia mencurigakan mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan neneknya. Melihat suasana di sekitarnya yang sangat sepi membua
nenek Melinda setelah melihat mereka menjadi sangat gelisah. Tangannya mulai gemetar ketakutan. Men
e t
hh?! Oh... ternyata selama ini kamu di sini
aku tidak punya
bali. Berapa hutangmu tapi tidak kamu bayar! Apakah k
mohon ampun agar mereka berdua melepaskannya. Namun persoalan utang menjadi kekuatan
kapan aku m
ek kemerahan akibat pukulan keras itu. Mulutnya tampak tak berdaya untuk berbicara. Beberapa det
membayar
ak percaya lagi dengan janjinya. Kematian ada di tangan kedu
**
khawatir dengan kondisi nenek Melinda yang belum juga sampai di rumah. Waktu makan malam telah tiba tetapi
ang datang ke rumah secara diam-diam. Mereka berdua mulai berjalan perlahan mendekati pin
NG K
dapur langsung berjalan menuju pintu utama. Dia membuka daun pintu perlahan.
ua cari?" kata Melinda tanpa r
a Melinda ke ruang tamu. Mulut Melinda ditutup dengan tangan oleh salah satu pria. Sementara tubu
kalian b
n sesuatu." tersenyum misterius kedua pria itu memandangi be
" Melinda tidak membuang waktu untuk berteriak minta tolong
linda di lantai. Yang lain mulai membuka ritsleting celana dan ikat pinggangnya. Melin
umah. Key sekali lagi menggunakan kekuatannya untuk membantu Melinda. Pria itu sejenak ambruk di lanta
merah tua menatap pria yang masih pingsan merintih kesakitan. Sementara itu, pria yang memegang tubuh Melinda, begitu dia melihat tubuh pria
ke dinding. Hanya dengan satu tangan, dia mampu mengangkat pria
ng menyuruhmu mel