Dalam hidup Queen Azalea dia tidak pernah menginginkan untuk dapat bertemu dengan Sean Alexander lagi,pria tampan dengan sejuta pesona,sensasi dan juga prestasi namun sayangnya menorehkan luka begitu dalam di masa lalunya. Karena dia telah menolak kehadiran putri kecilnya karena tidak berani bertanggung jawab dan tidak siap menjadi ayah. Tapi Tuhan berkata lain Sean kembali hadir dan dia pertemukan lagi,berubahlah hari-hari tenangnya saat ceo hot penuh aura dominant dan diinginkan oleh banyak wanita itu terus mengejarnya. Disisi lain pertemuan Sean dengan Lilly secara tidak sengaja membuatnya merasa dia seperti melihat cerminan dirinya ada pada diri Lilly dan Sean merasakan sesuatu perasaan asing yang hinggap dan sulit dimengerti. "Lilly memang anakmu,aku bukanlah wanita jahat yang menghilangkan nyawa anakku sendiri dan dia sudah menderita sakit kanker darah sejak satu tahun yang lalu."Queen. "Beri aku satu kesempatan untuk membuktikan jika aku mencintaimu dan Lilly,izinkan aku menjadi sosok ayah yang baik untuk putri kecilku."Sean "Jangan menangis Papa,Mama aku baik-baik saja kalian harus tersenyum karena senyum kalian obat terbaikku jika ini menjadi waktu terakhirku biarkan aku untuk pergi dengan melihat senyum kalian."Lilly
Di pagi hari dengan cuaca yang tampak begitu cerah terlihat seorang Queen Azelea wanita cantik dengan pakaian kerjanya yang rapi serta rambut yang diikat pony tail tampak membangunkan seorang anak kecil dengan sangat lembut dan penuh perhatian.
"Lilly sayang ayo bangun ini sudah pagi sayang."suara lembut wanita itu mengalun indah di telinga bocah berumur sepuluh tahun itu yang masih tampak terlelap nyaman hingga dia mengulangi lagi memanggil namanya agar anak itu bangun dari tidurnya."Lilly,ayo bangun nanti kamu terlambat masuk sekolahnya sayang."
"Iya mama,lima menit lagi ya."Lilly Alexandra nama anak kecil itu terlihat masih menutup mata walaupun terbangun dan menanggapi ucapan ibunya.
"Tidak ada lima menit kamu sudah hampir terlambat Lilly!"Queen mulai bertindak tegas agar anaknya itu segera bangun."Apalagi belum mandi,belum sarapan.Ayo bangun Lilly."
Lilly terlihat mulai terganggu tapi matanya tetap masih lengket dan tidak ingin terbuka lebih tepatnya dia masih sangat ingin menikmati tidurnya.
"Iya mama."dan Lilly terlihat masih asyik tidur dengan memeluk boneka beruang berukuran sedang dengan sangat nyaman.
Queen terlihat mulai habis kesabaran dengan sikap anaknya yang selalu sulit untuk bangun pagi dan suka tidur itu dengan sedikit agak kasar dia menarik bonek beruang yang Lilly jadikan sebagai guling hingga anak itu bangun dengan setengah sadar."Lilly,ayo bangun ini sudah siang!"
Cuma dengan cara ampuh itu Lilly langsung bangun dan merebut kembali boneka beruangnya yang dipegang oleh sang ibu dan mengembalikannya ke tempat tidur dengan menatanya begitu rapi,Lilly sangat menyukai dan menyanyangi boneka beruang berwarna cream itu.
"Iya,iya mama aku bangun,merepotkan"ucapnya sambil menguap serta dengan setengah mengantuk.
"Lilly."panggil Queen dengan nada dinginnya agar anaknya itu berbicara lebih sopan.
Mendengar nada suara ibunya yang berubah membuat rasa kantuk Lilly menghilang seketika dan langsung menatap ibunya serta mengulas senyum cantiknya."Maafkan aku Mama sayang,aku janji akan berbicara baik."
Lalu anaknya segera berlari masuk ke dalam kamar mandi dan Queen yang tersenyum miris melihat perilaku anaknya yang selalu mengingatkanya pada laki-laki yang dulu pernah sangat dia cintai.
Lilly sangat suka tidur,menggambar,bermain skateboard,memainkan harmonica dia sungguh gadis yang tomboy dan semua kesukaannya sama persis seperti sang ayah dan membuat perasaan Queen hancur berkeping-keping saat mengingat bagaimana pria itu menolak kehadiran buah hati mereka dengan mentah-mentah.
Dia bahkan juga mengatakan jika dia bukanlah ayahnya ataupun pria yang berhak untuk bertanggung jawab dia justru balik menuduh Queen yang mungkin juga bermain dengan pria lain selain dirinya di belakangnya dan dengan gila pria itu menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya jika masih ingin melanjutkan hubungan mereka.
Sakit tentu saja rasanya sangat sakit saat pria yang dia cintainya setulus hati justru menuduhnya begitu kejam,Queen hanya mengulas senyum penuh kekecewaan lalu berbohong dengan menyetujuhi permintaannya tapi hari itu juga Queen memilih untuk pergi karena untuk apa hubungan seperti itu dipertahankan jika salah satu pasangan sudah menyerah dan tidak mau bertanggung jawab akan perbuatan dosa mereka.
Tanpa Queen sadari air matanya turun ketika mengingat sekelebat bayangan masa lalunya yang menyakitkan dan di masa kini dia selalu membuat anaknya sedih serta menangis karena selalu diejek tidak memiliki ayah meskipun anaknya tidak terlalu peduli dan justru mengajaknya teman-temannya untuk bertengkar agar tidak menghinanya Queen tahu anaknya sangat merindukan sosok seorang ayah.
Tapi apa yang dapat Queen perbuat jika ayahnya saja orang pertama yang menolak kehadirannya,bagaimana Queen dapat mempertemukan mereka.
Bagi Queen,Lilly adalah cahayanya dia bukanlah dosa yang Queen sesali karena Queen dan pria itu membuatnya dengan penuh cinta dan kasih sayang bukan hanya sekedar nafsu ataupun keinginan gairah yang dipaksakan,Lilly benar-benar malaikat yang sangat Queen sayangi di dunia.
"Mama,kenapa menangis?"tanya Lilly yang terkejut serta khawatir saat keluar dari kamar mandi dan menemukan ibunya yang menangis dalam diamnya.
"Tidak,mama tidak menangis hanya saja debu baru saja masuk ke dalam mata mama lain kali Lilly harus membersihkan kamar dan buang sampah pada tempatnya seperti kertas yang sudah tidak digunakan itu."bohong Queen dengan mengalihkan pembicaraan lalu dengan cepat menggosok matanya tanpa berani menatap mata anaknya karena jika dia melihat Lilly maka runtuh sudah pertahanannya,Queen tidak ingin menangis di depan Lilly.
"Jangan digosokkan Mama nanti akan menyebabkan iritasi pada mata Mama."Lilly mengusap pelan mata mamanya dan Queen menikmati sapuan lembut tangan anaknya di matanya membuatnya semakin menangis dan runtuhlah pertahanannya."Jangan menangis Mama,jangan pikirkan hal apapun yang membuat Mama sedih karena nantinya aku juga akan ikut sedih,aku tidak suka jika melihat Mama menangis."
Lalu Lilly memeluk tubuh mamanya dengan sangat erat dan Queen tersenyum haru dengan membalas pelukan anaknya."Tidak mama tidak akan menangis itu janji mama pada Lilly,'kan."
Lalu Lilly melepaskan pelukannya dan mengulas senyum cantiknya dan menghibur mamanya."Seperti itu baru mamaku yang cantik."
"Terima kasih sayang,kamu juga cantik,kamu malaikat mama, Lilly."ucap Queen dengan senyum bahagianya.
Dia sungguh sangat bersyukur memiliki Lilly,Queen tidak pernah sedikitpun menganggap kehadiran Lilly sebagai musibah ataupun sesuatu yang harus disesali baginya Lilly adalah malaikat serta cahayanya untuk membawanya hidup kembali pada jalan kebenaran.
"Iya mama tidak akan menangis,maafkan mama ya."ucap Queen dengan tersenyum lalu memeluk anaknya dengan erat."Mama sangat menyanyangimu."
"Em,ngomong-ngomong Mama bisa lepaskan pelukkanmu Mama membuatku sesak napas."ucap Lilly pura-pura sesak nafas.
"Baiklah,maafkan mama ayo pakai seragamnya dan setelah itu kita sarapan bersama."ucap Queen dengan tersenyum lembut dan melihat anaknya yang masih memakai piyama meski sudah selesai mandi dan sangat harum.
"Baik boss."Lilly memberi hormat layaknya seorang tentara dan membuat Queen tersenyum.
Selesai bersiap-siap dengan seragam sekolahnya yang berwarna biru muda lalu Lilly segera keluar dari kamar untuk sarapan pagi bersama mamanya.
Selesai makan mereka segera berangkat bersama sebelum pergi bekerja Queen selalu meluangkan waktunya untuk mengantar Lilly ke sekolah.
"Sekolah yang benar,jangan nakal dan bertengkar lagi mama tidak ingin kamu kenapa-napa sayang."ucap Queen dengan lembut menasehati anaknya.
"Aku hanya membela diri,mereka sangat menyebalkan Mama andai saja aku memiliki ayah aku juga tidak mungkin akan bertengkar dengan mereka yang mengejekku."ucap Lilly dengan kesal.
Queen terlihat sedih dan mengusap lembut pipi gembil anaknya."Maafkan mama ya."
Lilly memegang tangan mamanya dan menciumnya lalu tersenyum kecil."Tidak,Mama tidak salah aku baik-baik saja."
Lilly dulu pernah bertanya di mana ayahnya,apa dia punya ayah dan bagaimana rupanya dan Queen selalu menjawab dia punya ayah,rupanya sangat tampan dan dia ada di mana Queen selalu mengatakan dia sudah pergi terlalu jauh hingga dia sendiri tidak tahu di mana dia berada.
Lilly tidak pernah mau membalas tentang ayahnya lagi saat dia melihat mamanya selalu menangis dengan mata penuh kesedihan,Lilly tidak mau membuat mamanya sedih dan memikirkan banyak hal.
Queen tersenyum dan memeluk anaknya dengan erat."Terima kasih sayang."
Lalu Lilly tersenyum ke arah ibunya dengan begitu ceria lalu berpamitan pada Queen untuk masuk ke dalam sekolah saat akan memasuki gerbang pintu sekolah ada suara yang memanggil nama anaknya.
"Tunggu aku Lilly!"ucap seorang anak laki-laki dengan berlari kecil menghampiri mereka berdua.
"Alpha jangan lari nanti jatuh."ucap seorang wanita cantik dengan rambut panjangnya.
"Aku tidak akan jatuh Mom aku anak yang kuat,selamat pagi Lilly kelinci dan aunty Queen yang cantik."ucap Alpha bocah laki-laki itu dengan menggoda.
Queen tersenyum kecil dan membalas salamnya sedangkan Lilly merengut sebal."Jangan panggil aku Lilly Kelinci,Lilly saja Alpha menyebalkan."
Alpha tertawa keras."Jika kau tidak suka berlari dan melompat-lompat serta mengajak banyak anak laki-laki bertengkar maka aku akan memanggilmu Lilly saja."
"Alpha!"kesal Lilly lalu mengadu pada ibu Alpha dengan nada manjanya yang menggemaskan."Aunty Hana lihat Alpha mengejekku."
Wanita bernama Hana itu hanya tersenyum kecil lalu menasehati anaknya."Alpha minta maaf tidak boleh seperti itu sayang."
Ucapan ibunya membuat Alpha tersenyum lembut."Baiklah,aku minta maaf Lilly aku hanya bercanda."
Alpha terlihat tulus membuat Lilly tersenyum senang."Baiklah aku maafkan."
"Ya sudah ayo kita masuk ke dalam nanti kita terlambat."ajak Alpha dan Lilly berpamitan pada kedua wanita itu.
"Mama dan Aunty aku masuk dulu ya dengan Alpha."ucap Lilly dengan tersenyum ceria,Queen dan Hana hanya tersenyum lalu mereka berdua segera masuk ke dalam.
"Oh ya nanti tunggu di sini jangan pergi kemana pun Alpha,Lilly kalian mengerti."ucap Hana dengan pesannya.
"Oke Mom."ucap Alpha dengan tersenyum ceria.
"Tentu Aunty."ucap Lilly dengan senyumannya.
"Lilly nanti jika dengan aunty Hana jangan nakal ya dan turuti ucapannya."pesan Queen.
"Iya Mama."ucap Lilly dengan patuh lalu tangannya ditarik Alpha untuk masuk ke dalam sekolah karena bel berbunyi nyaring dan kedua anak itu segera berlari kecil.
"Hana,sekali lagi aku minta maaf jika sering merepotkanmu dengan menitipkan Lilly di rumahmu setiap hari maafkan aku."sesal Queen dengan penuh rasa bersalah karena setiap harinya sering menitipkan Lilly di rumahnya.
Hana tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya pelan."Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak merasa direpotkan aku menganggap Lilly seperti anakku sendiri,dia anak yang baik,pintar dan penurut justru aku senang dengan kehadirannya,Alpha jadi punya teman bermain di rumah."
"Terima kasih Hana,terima kasih banyak."ucap Queen dengan senyumnya senang.
"Sama-sama Queen lagipula kau sahabat baikku dan juga Hans jadi jangan sungkan."ucap Hana dengan tersenyum,sungguh Hana berbicara jujur dia sama sekali tidak merasa direpotkan.
Hana tidak tahu siapa pria yang dengan tega melukai Queen sahabatnya bahkan tidak mau bertanggung jawab dan meninggalkannya begitu saja."Oh ya cepat berangkat sepertinya kau terlambat lihat jamnya sekarang.
Hana terlihat menunjukkan jam tangannya saat tadi dia tidak sengaja melihatnya dan Queen terlihat terkejut lalu buru-buru berpamitan dan pergi.
"Kau benar Hana,sepertinya aku harus berangkat kerja sekarang aku pergi dulu."ucap Queen berpamitan dan membuat Hana tersenyum.
"Hati-hati di jalan Queen."teriak Hana.
TbC
Maafkan typo dan lainnya.
Bab 1 1:Queen dan Lilly
09/11/2021
Bab 2 2:Kembali pulang
12/11/2021
Bab 3 3:Bertemu
24/11/2021
Bab 4 4:Bertemu masa lalu
03/12/2021
Bab 5 5:Berbicara
03/12/2021
Bab 6 6:Membicarakannya
11/12/2021
Bab 7 7:Bermain skateboard
15/12/2021
Bab 8 8:Di cafe
22/01/2022
Bab 9 9:senyum Lilly
01/04/2022
Bab 10 10:Gangguan Sean
16/04/2022
Bab 11 11:Si pemaksa
10/05/2022
Bab 12 12:Makan siang
13/09/2022
Buku lain oleh DiantiDianti
Selebihnya