Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Akkhh!!
Akhhh!!
Wanita yang menjerit histeris di dapur. Sehingga para keluarganya yang ada Di depan Dan juga mendengarkan teriakan itu.
"Naila, itu suara apaan?" tanya ayah kepadaku
"Mungkin saja, Aliyah yah. sebentar aku coba Cek keadaan dia' yah?" pinta ku berbisik kepada ayah.
"Naila! Ibu ikut sama kamu." panggil ibu yang berdiri untuk ikut dengan ku
"Yaudah boleh kok,"
Lalu kami berdua menuju ke dapur, tempat Aliyah berteriak disana.
"Ya Allah!" tanya ibu ku yang terkejut
"Ibu. Jangan berisik' nanti Tamu kita dengar loh ibu mau Nanti mereka datang semua kesini?" pinta ku kepada ibu untuk tidak berisik
"Maafkan ibu sayang," jawab ya
Lalu kami melihat aliyah sudah banyak sekali Darah yang mengalir ke kakinya. dan mungkin Dia memanglah jatuh dan teriak histeris dengan kami.
"Aliyah kamu, kenapa sih nak' Kaki kamu?" tanya ibuku yang khawatir
"Nganu' buk, Tadi aliyah..." jawab dia dengan ketakutan melihat wajah ibunya
Saat Kejadian, Aliyah Terjatuh...
"Hah, enaknya minum apa ya?"
"Oh ya! Aku kan punya teh Sama susu yah?"
"Mending aku, rebus airnya lalu Nanti ku Tuang airnya ke es Batu."
Ternyata aliyah ingin membuat teh susu dingin dan ingin memasak, air untuk Membuatnya jadinya dia ingin langsung Mengeluarkan susu dan teh ya.
"Aduh! Aduh! Adu.. Adu.. Aduhh!!"
Tiba-tiba saja tangan aliyah terpegang panci Yang dia pegang itu dan panci tersebut, Panas dan ingin menuangkan airnya ke Tempat susunya.
Dan tiba-tiba saja saat aliyah, tidak bisa Menahan kepanasan itu panci yang dia Pegang lalu terlepas dan jatuh mengenai Kakinya yang putih itu.
Setelah itu aliyah tidak bisa menahan, kesakitan dalam terkena air panas itu dia Lalu terjatuh dan juga bersamaan dengan Panci yang panas tersebut.
Lalu dirinya juga teriak karena sudah tidak Bisa lagi menahan, kesakitan itu dan Sehingga dia ingin minta tolong Dengan Keluarganya di ruang tamu tersebut.
"Jadi begitu buk, Ceritanya."
"Astagfirullah..." jawab ibuku sambil menggelengkan kepalanya
"Hahaha..."
"Ibu. Kakak ngejak aku!" ngadu dia kepada ibuku
"Kamu memang, salah ngapain kamu engga Bilang dulu?" tanya ibu kepada dia
"Engga sempat, tau buk. Soalnya aku lihat Ibu sama ayah dan kakak kayaknya serius Bicaranya sama keluarga, calon kakak ipar Aliyah." jawab ya kepada ibu
"Astagah! Kamu ini ya dek. Kamu tinggal Bilang aja sama kakak!" ucapku dengan kesal kepada dia
"Ya maaf' Tadi aliyah engga Sempat bilangin Kakak sama ibu," jawabnya yang begitu rasa Bersalah kepada kami
"Yaudah naila. Kamu bisakan bersihkan Lantai? Soalnya ibu mau nemanin Aliyah," pinta ibu kepadaku untuk membersihkan lantai yang basah tersebut.
"Iya buk, Naik akan bersihkan kok." jawabku kepada ibu yang ingin pergi.
"Yaudah ibu, masuk dulu."
Lalu aku ditinggalkan sendiri di dapur, dan Aku langsung mengambil sapu pel. dan ku Lihat memang banyak sekali air dan makanan Yang jatuh dibuat oleh aliya, Karena itulah Aku yang dipinta ibu untuk membersihkan Semua keberantak ini yang dibuat oleh aliya.
"Semoga aja, Calon suamiku tidak pergi dulu. Karena aku ingin pernikahan ini segera cepat Diselenggarakan, karena aku sudah tak Sabar Lagi melihat calon suamiku bahagia kepadaku." jawab ku yang sambil memikirkan Pernikahan ku karena sudah tak sabar melihat suamiku bahagia melihatnya.
Di Ruang tamu...
Terlihat ada calon suami Naila dan juga ayah Naila yang sedang berbicara, sangat penting Dan terlihat di wajah mereka semuanya.
"Mir! Gimana ini kok lama sekali Naila Keluar?" tanya laki-laki tua yang duduk bersama calon naila.
"Tenang. Mungkin ada kecelakaan di belakang? Jadi mereka membersihkan dulu," jawab pak samir yang beralasan kepada orang tersebut
"Iya, Mas! Mungkin benar kata samir. Tadi Kamu dengar kan mas?" jawab istrinya yang juga membela pak samir
"Ma. Pa. Kayaknya aditya ada telepon dari bang Raj," tanya laki-laki itu kepada kedua orang tuanya.
"Emang abang, kamu bilang apa nak?" tanya papahnya kepada dia
"Mungkin ada, urusan di kantornya?" ucap dia yang asal menebak
"Ohh... Yaudah kalau begitu. Oh ya tapi Anak Pak samir belum datang loh?" tanya papahnya kepada dia