Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Iblis Suci

Iblis Suci

Rendi OP

5.0
Komentar
5.7K
Penayangan
152
Bab

Sejak kecil, Limdong selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya. Karena Limdong kerap mengamuk ketika ia tidak bisa mengontrol kekuatan yang ada pada tubuhnya. Oleh karena itulah sejak kecil Limdong selalu kesepian. Ia selalu sendirian. Tidak ada anak sebayanya yang mau berteman dengannya. Limdong yatim piatu sejak kecil karena kedua orang tuanya mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan orang banyak. Kekuatan yang ada pada diri Limdong bukanlah kekuatan biasa. Tidak ada satupun orang yang sanggup melawan kekuatan hebat itu. Tapi karena Limdong dianggap berbeda dari anak lain yang seusianya, itu pula yang menyebabkan Limdong sering bertingkah nakal. Karena ia menginginkan perhatian dari orang lain. Kenakalan dan kejahilan Limdong malah semakin membuat dirinya dihindari oleh orang-orang disekitarnya. Dan Limdong ini, sering kali mengatakan kalau dirinya ingin menjadi seorang Raja. Apakah mungkin Limdong bisa meraih mimpinya menjadi Raja?

Bab 1 Mengamuk

Boom!

Suara ledakan di tengah kota terdengar sangat keras.

Rupanya ledakan itu berasal dari pertarungan yang saat ini sedang terjadi di tengah kota.

Lebih tepatnya, bisa dibilang itu adalah pengepungan.

"Jangan menyerah teman-teman! Kita pasti bisa menjatuhkan dia!" ucap Lingling, yang tak lain adalah sahabat seorang pemuda yang saat ini sedang mengamuk itu.

"Tapi Ling, rasanya kurang yakin. Jujur saja, kekuatanku sudah semua aku kerahkan," ucap Lee.

"Iya aku tahu. Aku juga sudah mengerahkan seluruh kekuatan yang aku miliki. Tapi Lee, kita harus berusaha menyadarkan kembali kesadaran Limdong. Limdong itu sahabat kita Lee! Aku rela jika memang harus mengorbankan nyawa ini demi menyadarkan Limdong kembali."

Lingling kembali melesat ke arah Limdong untuk menyerang.

Lingling tetap gigih walaupun seluruh tubuhnya sudah babak belur akibat pertarungan ini.

Boom!

Boom!

Suara ledakan terus terdengar.

"Baiklah, Teman-teman! Aku minta tolong pada kalian semua. Karena hanya kita sajalah yang tersisa. Kalau Limdong tidak segera sadar, maka bisa-bisa Limdong akan mengamuk ke seluruh tempat. Akan ada lebih banyak lagi korban berjatuhan," ucap Lee pada sekumpulan orang itu.

"Tapi Lee, lihatlah! Kebanyakan dari kita nampaknya sudah tidak sanggup lagi untuk meneruskan pertarungan ini. Kekuatan Limdong saat ia mengamuk seperti ini sungguh di luar nalar," ucap salah satu orang dari kelompok itu.

"Kalau kalian merasa sudah tidak sanggup lagi, maka kalian segera menjauh dari sini. Sementara biarkan aku dan Lingling yang mencoba menahan Limdong. Kalian bisa beristirahat untuk memulihkan kekuatan kalian." Lee juga ikut melesat ke arah Limdong. Lee sudah memantapkan hatinya bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Lingling.

Karena apa? Ya, Karena mereka bertiga adalah sahabat sedari kecil. Setiap saat selalu bersama.

Dan saat ini, Lee tidak akan berdiam diri melihat sahabatnya itu yang sedang mengamuk.

Akibat amukan Limdong, keadaan kota rusak parah.

Untungnya, walaupun banyak korban namun tidak ada satupun yang kehilangan nyawa. Itu karena semua orang di sana mampu bekerja sama dengan baik untuk mengungsikan warga lainnya seperti wanita, anak-anak, dan juga orang lanjut usia.

"Argh...!" teriak Lingling. Ternyata ia terpental akibat pukulan dari Limdong.

"Lingling...!" Lee langsung berlari ke arah Lingling untuk menahan tubuhnya agar tidak membentur tembok bangunan.

"Jangan terlalu memaksakan diri. Sebaiknya kita coba atur strategi untuk menyerang Limdong," ucap Lee.

Lee lega karena ia masih sempat menyelamatkan Lingling.

"Tapi Lee, kalau kita tidak terus menahannya bisa-bisa Limdong pergi dan mengamuk di tempat lain. Kita harus bisa menahannya sampai bantuan dari Guru datang," jawab Lingling.

"Iya aku tahu. Tapi Ling, lihatlah keadaan kita. Dan coba kau lihat keadaan mereka semua. Kalau kita terus bertarung dengan kondisi yang seperti saat ini, aku takut akibatnya akan fatal," ucap Lee.

"Sebaiknya suruh saja semua orang mundur. Biarkan aku sendiri yang akan berusaha menahan Limdong. Kamu juga, istirahatlah bersama yang lainnya," ucap Lingling.

Lingling memang terkenal dengan kegigihannya. Gadis ini sangat keras kepala. Dan Lee sangat paham dengan sifat yang dimiliki gadis cantik di hadapannya saat ini.

"Tidak! Aku menolak usulanmu. Biarkan aku ikut denganmu menahan Limdong."

Lee juga bersikeras akan menahan Limdong sampai guru mereka datang.

Tapi, saat mereka sedang berdiskusi ada bola cahaya melesat ke arah mereka.

Pertahanan yang dimiliki Lee dan Lingling tidaklah kuat. Karena energi yang mereka miliki sudah tinggal sedikit. Mereka sudah bertarung kurang lebih selama dua jam penuh. Dan lagi, lawan yang mereka hadapi kekuatannya sepuluh kali lipat.

Boom!

Duar!

Lagi-lagi suara ledakan yang dahsyat kembali terdengar.

Dan benar saja, perisai yang mereka bentuk hancur dengan mudahnya saat energi pukulan dari Limdong menyentuhnya. Dan parahnya lagi, mereka terkena serangan itu dengan telak.

Wush...!

Tubuh Lingling dan Lee terpental dan membentur puing-puing bangunan dan pohon yang ada di sekitarnya.

Setelah mendarat, Lingling dan Lee merasakan sakit yang luar biasa pada bagian dada mereka masing-masing. Dan mereka berdua juga memuntahkan segumpal darah.

Serangan itu terlalu kuat. Tubuh mereka tidak sanggup bila harus menerima pukulan seperti itu lagi.

Tatapan Lingling mulai menjadi buram. Demikian halnya pula dengan Lee.

Tapi Lingling masih tetap berusaha untuk berdiri. Ia sudah bertekad bahwa akan terus berjuang.

"Roar...! Roar...! Roar...! Akan aku habisi kalian semua!" Suara teriakan Limdong memekikkan telinga.

Limdong masih terus mengamuk sambil berteriak. Dan teriakan Limdong saat ini terdengar seperti suara Monster!

Itu efek dari kondisi tubuhnya yang saat ini sedang tak terkendali. Dan baru kali ini Limdong mengamuk sehebat ini.

Sedari kecil, Limdong memang sudah sering kali mengamuk. Itu disebabkan karena tubuh Limdong tidak mampu menampung kekuatan yang sangat dahsyat yang terdapat dalam tubuhnya.

Didalam tubuh Limdong ternyata terdapat sesosok mahluk. Itu adalah Iblis. Dan ternyata Iblis yang ada di dalam tubuh Limdong itu kekuatannya jauh di atas manusia. Entah bagaimana ceritanya, Iblis itu tersegel di dalam diri Limdong.

Limdong masih terus mengamuk. Ia akan menghancurkan apapun yang ada di hadapannya. Gedung,pohon, bahkan semua orang. Karena kondisi Limdong saat ini tak terkendali, maka ia akan menyerang siapa saja yang mendekatinya. Tak terkecuali dua sahabatnya sekalipun.

Satu-satunya harapan yang bisa membuat Limdong kembali sadarkan diri adalah Guru mereka. Guru mereka terkenal akan keahliannya dalam ilmu penyegelan. Hanya teknik penyegelan lah yang bisa menekan kekuatan Iblis yang ada di dalam tubuh Limdong itu.

"Gawat!" Lingling melihat ada seorang anak kecil bersembunyi di balik sebuah tembok yang sudah tidak utuh lagi. Lingling berusaha sekuat tenaga menggerakkan tubuhnya berniat untuk menyelamatkan anak kecil itu.

Dan Lee juga menyadari apa yang dilihat oleh Lingling.

"Biar aku saja! Kau tetaplah di situ!" teriak Lee. Kemudian dengan terseok-seok Lee berjalan kearah anak kecil itu.

Tapi sayangnya, usahanya sia-sia. Nampaknya Limdong memang tidak melihat keberadaan anak kecil di balik tembok itu. Tapi, Limdong malah melihat ke arah Lee.

Dan benar saja, Limdong langsung menyerang ke arah Lee.

Boom!

Limdong menyemburkan energi panas dari mulutnya.

"Tidak...! Lee...!" Lingling berteriak melihat Limdong yang menyerang Lee.

Lee yang memang kondisinya sudah terluka parah, ia pun pasrah. Lee memejamkan matanya. Ia bahkan sambil tersenyum. Seakan-akan kematiannya tidak ada rasa penyesalan sedikitpun. Sedangkan Lingling, ia menangis. Hubungan mereka bukan lagi sekedar sahabat. Tapi bagi Lingling, Lee dan Limdong sudah ia anggap seperti saudaranya.

Namun nyatanya, mau berusaha sekuat apapun Lingling tidak akan bisa menyelamatkan Lee.

"Lee...!"

Lingling terus berteriak. Karena hanya itulah yang bisa ia lakukan saat ini. Tubuhnya sudah terluka parah sama seperti Lee. Bahkan berdiri pun terasa sulit.

Slash...!

Tapi tiba-tiba ada cahaya yang melesat.

"Lee...!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rendi OP

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku