Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Seorang pemuda berusia 27 tahun tengah berjalan menelusuri perkebunan sawit milik PT. Nusa Bahtera yang berada di wilayah Kalimantan Selatan. Pemuda itu berpawakan tinggi tegap berkulit putih dan rambut cepak rapi. Sepintas mirip aktor korea Lee Min Ho.
Bagas Surya Atmaja namanya, aslinya orang Jawa dan lulusan S1 Biologi. Dalam perusahaan ia menjabat sebagai tenaga ahli dalam urusan riset dan pengembangan teknologi. Tugasnya adalah memastikan kualitas sawit yang digunakan untuk produksi, bagus.
"Bagas." Seorang wanita cantik memanggilanya.
"Kenapa Na? Ada masalah sama hasil lab minyak sawit kita?" tanyanya dingin.
"Oh enggak. Aku cuma mau ngajak kamu jalan-jalan. Mau ya?"
"Oh sorry, aku udah ada janji sama Ricky nanti malem. Kita ada urusan penting."
"Kamu tuh ya. Apa sih yang kurang dari aku?" Gadis bernama Nana mulai tersulut emosi.
"Aku ini cantik, langsing, putih dan anak orang kaya juga. Jangan lupa papahku salah satu dewan direksi di perusahaan. Bisa pecat kamu kalau kamu menolak aku."
"Terserah. Coba saja kalau berani. Akan aku pastikan nama baik perusahaan ini hancur. Jangan lupa aku punya kartu AS papah kamu," sinis Bagas.
"Dasar cowok guy. Sana pergi saja sama pacar cowokmu itu." Ungkap Nana benar-benar emosi.
"Kalau kamu gak tahu apa-apa, diem! Dan jangan bikin gosip ngaco. Atau aku laporin tingkah kamu di club sama papah kamu. Biar papah kamu tahu seberapa liar putrinya di luaran sana." Bagas kemudian pergi meninggalkan Nana.
"Brengsek kamu Bagas, lihat aja aku bakalan dapetin kamu." Teriak Nana frustasi.
****
Di sebuah rumah kontrakan yang berisi lima anggota laki-laki dimana dua orang tampan nan rupawan, dua orang biasa saja dan satu orang sangat-sangat biasa.
Kelimanya adalah perantauan dari luar Kalimantan. Ada Ricky dan Bagas yang berasal dari Jawa. Zidan dari Palembang, Hasan dari Padang dan Mateo dari Papua. Saat ini mereka sedang makan bersama sambil lesehan. Sesekali mereka mengobrol dan tertawa jika ada hal yang lucu.
"Kenapa kau Ky, muka kau pucat sekali?" Tanya Mateo yang paling tua disini. Mereka kompak memanggilnya abang padahal mateo orang Papua.
"Aku lagi dilema Bang, mau ngajuin mutasi ke Jawa atau enggak." Jawab pemuda bertubuh tinggi atletis berkulit eksotik khas lelaki Jawa.
"Kenapa galau? Kalau betah disini ya disini aja kalau mau balik Jawa ya balik Jawa aja. Repot sekali kau ini," ucap Mateo.
"Makanya aku bilang juga apa Ky, udah kamu nyari istri orang sini aja. Toh perawan Kalimantan cantik-cantik. Gak bakalan galau kamunya," sambung Zidan.
"Macam kalian semua tak tahu saja kalau Ricky ini gak mungkin nikah sama perempuan. Orang pacarnya Bagas. Ya kan Gas?"
Serempak semua orang tertawa. Iya karena Ricky dan Bagas sahabat karib yang sering bersama. Sama-sama tampan, mapan dan rupawan sekaligus sama-sama suka nolak perempuan. Jadilah ada gosip kalau mereka pasangan sejenis.
"Astaga Dan! Aku sama Ricky masih normal kali. Ampun deh, siapa sih yang nyebarin gosip enggak bener tentang kami? Udah lah Ky nikah kamu sana biar aku gak dicap homo lagi gara-gara kamu gak kawin-kawin." Bagas menyahut dengan santai.
"Enak aja, kenapa harus aku? Kamu aja yang nikah sana sama si Nana. Bukannya dia yang ngejar-ngejar kamu ya." Ricky tak mau kalah.
"Halah gak usah pada rebutan sapa yang mau kawin duluan. Aku yang bakalan kawin duluan. Soalnya lamaranku untuk Syarifah sudah diterima." Hasan yang awalnya diam akhirnya bersuara.
"Serius?" tanya keempatnya kompak.
"Seriburius. Bulan depan kita kawin," sambung Hasan.
"Alhamdulillah."