Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kehormatan Keluarga & Cinta Sejati

Kehormatan Keluarga & Cinta Sejati

Sri Ati

5.0
Komentar
Penayangan
5
Bab

Ayah memaksa aku untuk menikah dengan pria bernama Aldric demi menyelamatkan kehormatan keluarga dan menghindari pergunjingan di masyarakat. Apakah reputasi keluarga lebih penting daripada kebahagiaanku? Sungguh, aku hanya mencintai Damien, dan hatiku hanya miliknya. Aku siap menunggu, meskipun harus bertahun-tahun. Namun, saat Aldric resmi menjadi suamiku, hidupku terasa hancur. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini, apalagi karena pernikahan ini terjadi karena Damien tidak bisa hadir. Tidak ada kebahagiaan dalam ikatan ini! Aku benci kamu, Aldric! Akankah Aldric mampu membuat Alina jatuh cinta padanya dan meruntuhkan janjinya? Dan bagaimana jika Damien kembali, menginginkan Alina untuk menikahinya? Apa yang akan dipilih Alina-tetap bersama Aldric atau kembali pada cinta pertamanya?

Bab 1 Perjanjian yang Pahit

Hari itu, matahari tampak terbenam lebih cepat dari biasanya, menyelimuti seluruh rumah keluarga Voltaire dengan keheningan yang memaksa. Suasana dalam ruang tamu terasa mencekam, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menahan napas di udara. Ayahku, dengan ekspresi serius yang jarang kutemui, duduk di kursi besar di ujung ruangan, wajahnya tegas, seolah tak ada ruang untuk penolakan.

"Aldric Aldenwood," katanya, suaranya berat. "Ini bukan hanya tentangmu atau keluargamu. Ini tentang kehormatan kami, Alina. Kamu mengerti itu, bukan?"

Aku menatapnya, kesal namun bingung. Mengapa kehormatan keluarga harus menjadi beban yang begitu besar untuk dipikul? Hatiku terasa tercekik oleh kata-katanya, dan aku ingin berteriak, mengatakan bahwa aku tak peduli dengan semuanya. Tetapi mulutku terkunci rapat.

"Aku tidak ingin menikah dengan pria itu," aku mencoba berbicara dengan suara serak, hampir tidak terdengar. "Aku sudah memutuskan. Hanya Damien yang ada di hatiku. Hanya dia."

Ayah menghela napas, matanya yang penuh peringatan tidak berpaling dariku. "Damien tidak akan datang, Alina. Kamu harus paham itu. Aldric adalah pilihan yang tepat untuk menjaga nama baik keluarga kita."

Aku menggigit bibir, menahan air mata yang hampir menetes. Aku tak ingin ini. Tak ingin melangkah ke altar dengan pria yang tak ada dalam hatiku, hanya untuk memenuhi kewajiban yang entah apa gunanya. Aku membayangkan Damien, wajahnya yang penuh kehangatan dan janji-janji yang belum pernah terwujud. Aku ingin berada di sampingnya, bukan di sini, di rumah ini yang kini terasa seperti penjara.

"Jangan paksa aku, Ayah," aku berkata, suaraku mulai bergetar. "Aku tidak bisa. Aku tidak mau."

Namun, tak ada tempat untuk penolakan. Ayah tetap bersikeras. "Tidak ada lagi yang bisa dibicarakan. Pernikahan ini sudah diatur."

Dan dengan kata-kata itu, semuanya sudah ditentukan. Tak ada ruang untuk memilih. Hatiku hancur, tapi tak ada yang bisa kulakukan selain tunduk pada keinginan mereka.

Ketika hari pernikahan itu tiba, dunia terasa gelap. Aku berjalan di sepanjang lorong, langkahku terasa berat, seolah-olah dunia sedang menghakimi setiap gerakanku. Di hadapanku, Aldric berdiri di altar, mengenakan jas formal yang tampak sempurna untuknya, namun hatiku hanya dipenuhi kebencian. Aku tidak ingin menikahinya. Aku ingin Damien, lelaki yang selalu ada dalam mimpiku, yang mungkin bahkan kini sudah terlambat.

Saat aku sampai di altar, Aldric memandangku dengan tatapan penuh ketegasan, namun ada sesuatu di matanya yang membuatku merasa... kosong. Mungkin dia juga tak menginginkan pernikahan ini, tetapi kami terjebak dalam permainan yang sudah ditentukan oleh keluarga kami.

Aku menundukkan kepala, menghindari tatapannya, berharap saat itu Damien akan muncul-bahkan hanya untuk mengatakan bahwa dia akan memperjuangkanku. Tetapi tak ada Damien di sana, hanya Aldric yang berdiri di hadapanku, siap untuk mengikatkan hidupnya padaku. Aku merasa tak berdaya.

Dan ketika pernikahan itu resmi, ketika janji yang dipaksakan itu diucapkan, aku merasa dunia hancur di sekelilingku.

Setelah pernikahan itu, semuanya berubah. Aku terjebak dalam rutinitas yang asing dan menyiksa. Aldric berusaha untuk mendekat, meskipun aku tidak pernah memberinya kesempatan. Setiap kata yang diucapkannya terasa seperti beban tambahan di bahuku. Aku tak peduli dengan perasaan yang coba dia bangun, karena hatiku tetap milik Damien.

Aku masih berharap. Aku masih ingin Damien datang, meskipun semakin lama harapanku semakin pudar. Tetapi entah mengapa, ketika aku melihat Aldric yang kini menjadi suamiku, ada sesuatu yang memaksa aku untuk bertanya pada diri sendiri: Akankah aku pernah mencintainya?

Dan jika Damien kembali, apakah aku akan bisa meninggalkan Aldric? Atau akankah aku dipaksa memilih antara dua dunia yang sangat berbeda?

Pertanyaan itu terus menghantuiku, dan aku tahu, jawabannya akan menentukan masa depanku.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sri Ati

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku