Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dibenci Keluarga Mertua

Dibenci Keluarga Mertua

Krisdian13

5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
10
Bab

"Jika hanya karena ibu mertua dan adik ipar mu yang memperlakukan aku dengan buruk aku masih bisa terima, mas ! Tapi tidak dengan perselingkuhan ini!" Wahyu masih terdiam, hatinya sakit melihat wanita yang dicintai terluka, terlebih yang menorehkan luka itu adalah dirinya sendiri. 'Aku tidak sengaja, Nisa. Sungguh' tapi Wahyu hanya bicara dalam hati. "Sudah, biarkan saja wanita kampungan itu pergi, Wahyu. Kamu hanya sekali membuat kesalahan saja, dia tidak mau terima. Ceraikan saja dia ! Masih banyak wanita lain yang mau sama kamu, seperti Vina contohnya." Ayu, gadis kampung yang selalu dihina dan dibenci oleh mertua dan iparnya sendiri. Selama ini, dia menerima kebencian itu dengan sabar, tapi saat mengetahui suaminya selingkuh. Dia tidak lagi ingin bertahan. "Kamu tidak pernah tau marahnya orang baik 'kan ? Tunggulah, kehidupan kalian tidak akan baik-baik saja!"

Bab 1 Menantu Atau Pembantu

"Yu ... Ayu tolong belikan susu ! susu Neny-adik ipar mu habis." Teriak bu Sekar dengan suara cemprengnya.

"Iya Bu, sebentar." Ayu yang baru saja ingin beristirahat setelah mencuci 3 bak baju, mencuci piring dan mengepel lantai rumah langsung beranjak menghadap mertuanya. Padahal Neny sebenarnya ada di rumah, Ia adik bungsu Wahyu -suami Ayu tapi jika memerlukan kebutuhan rumah atau untuk cucunya sekalipun, Ayu yang akan disuruh. Tak peduli dan tak mau tau Ayu sedang apa.

Dulu, pernah ketika sedang menyetrika baju, ada tamu yang datang, ibu menyuruh Ayu membeli cemilan untuk tamu, karena kebetulan stok di rumah habis. Padahal ada Neny yang sedang santai karena anaknya sedang tidur siang. Saat itu karena terburu buru Ayu lupa mematikan setrikaan jadilah baju yang dia setrika hangus, untung tidak terjadi kebakaran dan untung nya lagi tu bukan baju Ibu atau Neny atau Ayu akan dihukum.

"Mana uangnya Bu ?" Ayu mendekati Ibu Sekar yang sedang asik menonton tv.

"Pakai uang kamu dulu lah ! Sama adik sendiri kok perhitungan." Jawab bu Sekar tanpa menoleh ke arah Ayu .

"Baik Bu" Ayu hanya bisa menghela napas, sudah biasa sperti ini dia berjalan gontai ke kamar, mengambil selembar uang merah terakhir yang dia punya.

Wahyu sebenarnya memiliki gaji yang lumayan, tapi dia selalu memberikan semuanya pada ibunya dan Ayu akan mendapat sisa nya .

Karena itu adalah kesepakatan dulu, sebelum Ayu menikah dengan Wahyu. Ayu berasal dari kampung, karena ingin meraih cita cita dia pergi kuliah ke kota. Ayu bertemu Wahyu saat kuliah. Pacaran selama setahun, Wahyu berniat menikah dengannya.

Awalnya keluarga Wahyu tak setuju, karena Ayu gadis kampung, tidak selevel dengan keluarganya. Namun Wahyu tidak menyerah ia selalu membujuk keluarganya. Hingga suatu hari, keluarganya setuju, dengan syarat gaji Wahyu harus diberikan pada Ibu mertua, dan Ayu mendapat sisa, dengan catatan kebutuhan keluarga ditanggung oleh bu Sekar. Tapi faktanya, tak seperti itu, bahkan susu Neny pun sering menggunakan jatah uang Ayu yang hanya 500ribu.

Ayu sebenarnya sudah lelah, tapi dia memutuskan memberi waktu selama setahun jika mertua dan adik iparnya tidak luluh dengan kebaikan hatinya, maka dirinya juga tidak bodoh, dia akan mulai melawan. Bulan depan adalah batas akhir Ayu untuk mengalah.

Sejak kecil, dia diajarkan untuk sabar dan berusaha untuk mengubah keadaan dengan kebaikan, karena bisa jadi mertua dan ipar adalah ujian dalam pernikahannya, tapi jika tidak juga ada perubahan, maka dia akan melawan bagaimanapun, dia bukan malaikat .

Ayu berjalan ditengah terik matahari, jarak A*fa ma*t lumayan jauh. Sebenarnya ada motor Neny di rumah, tapi jika Ayu hendak pinjam, dia akan selalu berkata tak ada bensin. Sedangkan Ayu, tak boleh memiliki motor dengan alasan hanya di rumah dan lagipula ada motor Neny.

"Ayu ... panas panas begini mau ke mana ?"

Ayu yang sedari tadi menunduk karena panas menoleh ke sumber suara, ternyata itu adalah Bu Ningsih, tetangga yang tak jauh dari rumah.

"Ini Bu, mau beli susu untuk Kinan."

"Owh, panas begini kok jalan kaki, ayo ikut ibu kebetulan ibu juga mau ke sana." Bu Ningsih melempar senyum .

Ayu memgangguk dan langsung naik motor bu Ningsih.

"Terimakasih bu."

Ayu mengangguk sopan, Bu Ningsih hanya tersenyum. Bu Ningsih orang yang baik, ia tau betul keadaan Ayu. Tadi saat di kasir, ia membayar susu yang Ayu beli dan juga mengantar pulang.

"Si Ayu lama amat si Bu, ini Kinan udah rewel banget pengen minum susu." gerutu Neny sambil menimang anaknya.

"Iya, beli susu aja kaya pergi haji, lama banget mana ini Kinan brisik banget. Dasar menantu tak berguna."

Ayu yang ada di ambang pintu hanya bisa mengelus dada .

"Assalamualikum."

"Waalikumussalam, eh pulang juga akhirnya beli susu di planet mars ya ? Lama banget. Udah cepet sekalian bikinin, Kinan udah laper nanti bawa ke kamar ya! " Neny berjalan masuk ke kamar.

"Hehh !! Malah bengong, ayo cepet bikinin susunya ! Berisik itu Kinan nangis terus." Omel Ibu.

"Iya, Bu."

*

"Heh,, apa apaan ini ! Kenapa tugasku yang ini belum dikerjakan ?"

Ayu yang sedang melipat baju kaget saat tiba tiba Aryo-Adik lelaki Wahyu menarik tangan dengan paksa .

"Kamu sengaja ya ? Supaya aku dimarahi dosen hah ?!!"

Aryo mencengkram tanganku kuat dan memojokkan ku ke dinding.

"Tidak, aku kelelahan semalam, jadi aku lupa memgerjakan tugas itu"

Ayu berusaha melepas cengkraman tangan Aryo yang terasa sakit. Dia memang kelelahan semalam, karena harus rewang di rumah tetangga yang melaksanakan hajatan.

"Alaaahh, alasan ! Dimintai tolong begitu saja tidak becus." Aryo mendorong Ayu hingga terjatuh, kepala nya terbentur siku kursi ruang tamu. Ayu meringis menahan perih.

'Ini tidam bisa didiamkan, sikap mereka sudah keterlaluan' ucap Ayu dalam hati.

"Ini kerjakan ! Besok harus selesai ! Awas kalau sampai lupa lagi" Aryo melemparkan buku yang berisi catatan tugasnya.

"Ada apa ini ribut sekali ?"

"Ini bu, Ayu sengaja tidak mengerjakan tugasku, sampai aku dimarahi dosen karenanya dasar Ipar tak berguna ! Heran aku, kenapa mas Wahyu bisa cinta sama kamu."

"Oohh,, heh ! Kamu sudah berani melawan perintah anakku ? Kamu sengaja supaya Aryo kena marah kan ?" Ibu menarik paksa Ayu untuk berdiri.

"Ingat ya, jangan berani membantah perintah . Atau kamu akan lebih menderita dari ini !" bu Sekar menunjuk nunjuk Ayu dengan jari telunjuknya, mendorongnya kasar . Lalu mereka pergi.

Bagi sebagian orang mungkin mereka akan langsung melawan, tapi karena Ayu sedari kecil diajarkan untuk bersabar sebelum mengambil tindakan, maka dia pun bersabar.

Tapi sikap Aryo yang sudah berani main fisik ini sudah keterlaluan, sudah saatnya Ayu melawan.

*

Sore hari saat Ayu hendak mandi, dia mendengar percakapan Keluarga mertuanya di dapur.

"Bu, enak juga ya punya pembantu gratis, mana si Ayu nurut banget." haha tawa Neny menggema .

"Iya, biarkan saja , bukankah dulu ia yang meminta jadi menantuku ? Dari awal aku sama sekali tak suka padanya, biarkan dia rasa jadi menantuku, sampai kapanpun aku tak akan bisa menerimanya."

"Benar bu, karena ada dia aku juga tak perlu pusing pusing memikirkan tugas tugas kuliahku, aku bebas main sepuasku dan tetap bisa kuliah dengan lancar." Sambung Aryo.

"Iya bu, lagi pula selama mas Wahyu tidak tau apa yang kita lakukan padanya, kita aman. Kayaknya dia juga gak berani mengadu karena ancaman dari kita, dasar bodoh."

Sebenarnya Ayu tidak mengadu bukan karena takut, tapi karena dia ingin bersabar dulu. Mencoba merubah mereka dengan mendoakan dan tetap berbuat baik.

"Ia, kalaupun mengadu, Wahyu akan lebih percaya pada Ibu ketimbang istrinya yang kampungan itu,"

"Ia ... biarkan saja si Ayu kita manfaatkan tenaga juga fikirannya, itu sangat membantu kita punya Babu gratiss gak perlu susah susah bayar si ijah." Hahaha

Hati Ayu ngilu, padahal selama ini dia sudah sabar mengahadapi mereka, melayani mereka sebaik mungkin, pun tak pernah mengadu. Berharap hati mereka akan luluh dan mau menerimanya.

"Setiap rumah tangga pasti ada ujiannya Nduk, kalau tidak karena uang, ya karena anak, atau suami, atau mertua. Pernikahan adalah ibadah seumur hidup yang harus dijalani sebaik mungkin, bersabarlah kuatkan hatimu, karena jalan pernikahan tak akan selalu mulus."

Nasihat Si Mbok-ibu Ayu kembali menggema dikepalanya.

"Kita lihat saja Bu, aku akan memberitahukan ini pada mas Wahyu, kita lihat apa yang akan dia lakukan. Orang baik juga bisa marah." Gumam Ayu.

Bersambung..

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku