Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Rahasia Keluarga dan Pengkhianatan

Rahasia Keluarga dan Pengkhianatan

Iis Jumiati

5.0
Komentar
89
Penayangan
30
Bab

Ketika Nadia terjepit dalam kekisruhan finansial untuk membiayai pengobatan adiknya yang kritis, dia membuat keputusan impulsif yang mengubah hidupnya selamanya. Di tengah teriknya desakan dan keputusasaan, Nadia menerima tawaran dari keluarga Reza Azhar, konglomerat ternama yang memiliki kekuasaan tak terbantahkan. Istri Reza, Aulia, telah lama mencoba hamil tanpa hasil, sementara di dalam keluarga itu, kehadiran pewaris adalah impian yang harus diwujudkan. Tentu saja, Nadia tidak tahu bahwa tawaran tersebut datang dengan harga yang tinggi. Satria, ibu Reza yang licik, menginginkan warisan keluarga tetap terjaga dan sengaja merancang rencana untuk menggugah Nadia agar mendekati Reza dan memberi keturunan yang diharapkan. Awalnya, Nadia ragu-hati nuraninya menolak, sementara kesadarannya menjerit menolak pengkhianatan ini. Namun, semakin lama dia berada dalam lingkaran itu, semakin sulit baginya untuk menolak, dan hatinya, yang sudah lama terkubur dalam kesedihan, mulai terjerat dalam pusaran emosi yang membingungkan. Dan saat jantung Nadia semakin terjerat, sebuah tragedi memukul-adiknya meninggal dunia di rumah sakit. Rasa bersalah menyelimuti dirinya seperti selimut tebal, membekukan pikiran dan tubuhnya. Dengan takdir yang semakin membelit, Nadia membuat keputusan nekat. Dia melarikan diri dengan membawa rahasia terbesar dalam hidupnya-anak yang ia kandung, darah dari pria yang tak pernah tahu tentang keberadaannya. Namun, di dunia yang penuh intrik dan kekuasaan ini, tak ada rahasia yang bisa tersembunyi selamanya. Ketika Satria mulai mencium bau kebohongan dan Reza akhirnya mengetahui kebenaran, pertanyaan muncul: Akankah Reza mengejar anaknya dan memulai hidup baru, ataukah Nadia, dengan ketakutan yang membara di dada, akan terus berlari, bersembunyi dalam bayang-bayang masa lalunya, mengubur rahasia itu selamanya?

Bab 1 Tubuh kecilnya terlihat rapuh

Hujan mengguyur deras, menimpa atap rumah sakit dengan ritme seperti tangisan tak berujung. Setiap tetesnya seolah mewakili setiap tetesan air mata yang mengalir di wajah Nadia, membasahi pipinya yang pucat. Ruangan yang sempit itu hanya diterangi lampu neon yang berkedip, membuat bayangan-bayangan di dinding seakan menari-nari dalam kesedihan. Bau antiseptik yang kuat bercampur dengan aroma obat-obatan, menciptakan suasana yang dingin dan mencekam.

Nadia duduk di kursi plastik yang keras, matanya tak pernah lepas dari wajah adiknya, Adi, yang terbaring di ranjang. Tubuh kecilnya terlihat rapuh, lebih rapuh daripada yang Nadia ingat. Udara di ruangan itu begitu sepi hingga detak jantung Nadia terasa seperti dentuman drum yang bergema di telinganya. Tak ada suara lain, hanya hujan dan tangis sunyi yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang terjebak dalam kegelapan.

"Adi, bangunlah, nak. Kakak di sini," Nadia berkata pelan, suaranya nyaris seperti bisikan. Dia menggapai tangan Adi, menggenggamnya sekuat mungkin. Jari-jarinya yang kecil terasa dingin dan lemas, tak seperti biasanya. Hati Nadia dipenuhi rasa takut yang tak bisa diungkapkan. Rasa takut yang bukan hanya tentang kehilangan, tapi tentang kebingungan-kebingungan akan jalan hidup yang sudah tak bisa dia ubah lagi.

Setiap kali dia memejamkan mata, wajah Reza Azhar muncul di pikirannya, dengan senyum setengah sinis dan tatapan yang selalu tajam, seolah mampu menembus jiwanya. Bagaimana bisa dia, seorang gadis dari keluarga sederhana, terjerat dalam permainan ini? Semua bermula dari tawaran itu-tawaran yang datang seperti petir di siang bolong, tak terduga dan menghancurkan.

"Apakah kau benar-benar ingin membantu adikmu?" suara Satria, ibu Reza, berbisik di telinganya, mengusik ingatan yang menyakitkan. Suara itu seakan menggaung dalam benaknya, mengingatkannya akan harga yang harus dibayar untuk menyelamatkan Adi.

Nadia menatap Adi, menyeka air mata yang mengalir deras. "Kakak akan melakukan apa pun, Adi. Aku janji," katanya dengan suara bergetar. Di luar jendela, kilat menyambar, menerangi malam yang gelap. Gemuruh petir membuat Nadia terkejut, membuatnya seolah terlempar kembali ke kenyataan yang brutal. Adi masih terbaring di sana, tak bergerak, dan Nadia tahu waktu mereka semakin sedikit.

Pintu kamar terbuka dengan suara gemerincing, dan seorang perawat muncul, wajahnya tampak lelah dan tak jauh berbeda dari Nadia-penuh tanda-tanda keputusasaan. "Nona Nadia, waktunya sudah habis. Kami harus memindahkan adikmu ke ruang perawatan intensif."

Nadia merasa seperti bumi berguncang di bawahnya. Kakinya tak bisa bergerak, tubuhnya kaku, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menahan. "Tunggu, jangan pergi dulu," suaranya hampir putus-putus, tetapi perawat itu hanya menggelengkan kepala dengan simpati di matanya.

"Maaf, Nona. Kami sudah diberitahu bahwa perawatan ini harus segera dilakukan," jawabnya pelan, sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan, meninggalkan Nadia dalam kekosongan yang menyesakkan.

Kegelapan yang semakin pekat hanya dipecah oleh suara hujan dan derap langkah kaki Nadia saat dia berjalan menuju jendela. Dia menatap ke luar, melihat hujan yang semakin deras, dan bertanya pada dirinya sendiri, apakah ini semua benar-benar terjadi. Wajah Reza dan kata-kata Satria kembali menghantui pikirannya. Tawarkan aku bantuan, kata Satria dengan senyum yang dingin, dan aku akan membantumu. Tapi ada harga yang harus kau bayar, Nadia. Sebuah harga yang akan mengubah hidupmu selamanya.

Air mata menetes, menempel di wajahnya. Dia ingin berteriak, meronta, membebaskan dirinya dari beban ini. Namun, dia tahu, teriakan itu hanya akan hilang di antara suara hujan yang menutupinya. Hati Nadia semakin sesak, terjebak dalam sebuah pilihan yang menguras segala-galanya-pengorbanan, rasa bersalah, dan rasa takut yang menggerogoti jiwa.

"Semua demi Adi," bisiknya, hampir seperti mantra. Tubuhnya gemetar, dan air mata yang mengalir deras di pipinya seolah menegaskan bahwa dia sudah terjebak dalam jebakan yang tak mungkin dibatalkan. Reza Azhar, pria yang sejak awal telah menciptakan badai ini dalam hidupnya, adalah satu-satunya orang yang bisa mengubah segala sesuatunya. Namun, untuk itu, dia harus menghadapi kenyataan bahwa hati dan jiwanya tak akan pernah sama lagi.

Malam itu, di antara gemuruh petir dan deru hujan, Nadia memutuskan. Dia akan melawan takdirnya. Bahkan jika itu berarti kehilangan dirinya sendiri.

Di ruang sebelah, Adi terbaring dengan monitor jantung yang mengeluarkan bunyi yang monoton. Seperti detak jantung Nadia yang sudah hampir tak terdengar. Semuanya semakin gelap, dan Nadia tahu, di luar sana, di dunia yang penuh dengan intrik dan kekuasaan, permainan yang sebenarnya baru saja dimulai.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Iis Jumiati

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Rahasia Keluarga dan Pengkhianatan
1

Bab 1 Tubuh kecilnya terlihat rapuh

13/12/2024

2

Bab 2 Pikirannya dipenuhi suara jantungnya yang berdegup

13/12/2024

3

Bab 3 Ruangan itu terasa semakin sempit

13/12/2024

4

Bab 4 Janji yang Terpatri

13/12/2024

5

Bab 5 ada perasaan yang semakin tak tertahankan

13/12/2024

6

Bab 6 kabut masih menyelimuti jalan-jalan kota

13/12/2024

7

Bab 7 Jantung yang Berdegup dalam Gelap

13/12/2024

8

Bab 8 mencerminkan kekacauan dalam diri Nadia

13/12/2024

9

Bab 9 Semakin dekat mereka dengan tujuan

13/12/2024

10

Bab 10 Udara malam itu terasa mencekik

13/12/2024

11

Bab 11 kacaunya tak dapat diungkapkan dengan kata-kata

13/12/2024

12

Bab 12 Hati Nadia terasa seperti terperangkap dalam siksaan

13/12/2024

13

Bab 13 Nadia merasakan beban yang tak terlukiskan di pundaknya

13/12/2024

14

Bab 14 menyadari bahwa langit di atas mereka akan segera mendung

13/12/2024

15

Bab 15 sementara Reza berada di sisi Nadia

13/12/2024

16

Bab 16 menunggu momen di mana mereka akan mundur

13/12/2024

17

Bab 17 Jangan berharap bisa keluar hidup-hidup

13/12/2024

18

Bab 18 Nadia memegang map itu erat-erat

13/12/2024

19

Bab 19 Angin malam yang dingin menggigit kulit Nadia

13/12/2024

20

Bab 20 matanya tetap waspada terhadap setiap suara

13/12/2024

21

Bab 21 Nadia merasakan beban di perutnya semakin berat

13/12/2024

22

Bab 22 tetapi sinarnya tak mampu memecahkan ketegangan

13/12/2024

23

Bab 23 Kebisingan di luar rumah semakin memekakkan telinga

13/12/2024

24

Bab 24 Di Ujung Pengorbanan

13/12/2024

25

Bab 25 matanya penuh amarah

13/12/2024

26

Bab 26 Malam itu terasa seperti penghabisan

13/12/2024

27

Bab 27 kekacauan memuncak

13/12/2024

28

Bab 28 Kemenangan ini adalah awal dari perjalanan yang lebih panjang

13/12/2024

29

Bab 29 Bagaimana keadaan mereka

13/12/2024

30

Bab 30 Semua orang sedang berkumpul di alun-alun

13/12/2024