Rahasia Keluarga dan Pengkhianatan
menilai pantulan dirinya yang pucat. Ada lingkaran hitam di bawah matanya, tanda bahwa tidur yang nyenyak hanya tinggal kenangan. Tangannya gemetar saat dia menyentuh perutnya, merasak
uncur. Sebelum keluar dari kamar, Nadia menatap ke sekeliling ruangan yang penuh dengan kenangan-kenangan tentang hari-hari yang jau
tu itu diketuk, seolah seisi dunia bergeser, memperbesar ketakutannya. Pintu itu dibuka perlahan, dan di sana berdiri Reza,
mengesankan betapa pentingnya apa yang akan mereka lakukan hari i
adar kebingungan. Reza menghela napas, langkahnya mendekat hingga jarak di antara mereka hampir tak a
unya pilihan. Ini satu-satunya cara untuk menjaga anak ini dan membuat semuanya tetap aman," jawabnya, tangan kanan Reza terul
a dia lakukan. Air mata mulai menetes di pipinya, membuat Reza menunduk, khawatir. "Aku takut, Reza. Aku takut pada apa
anji, seolah setiap kata adalah mantra untuk memberi mereka kekuatan. "Kita akan mengh
ndela besar, menatap lautan yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi. Pikirannya dipenuhi dengan gambaran-gambaran yang saling
lembut Pamela, ibu Satria, terdengar d
ngenakan gaun hitam elegan dengan perhiasan berlian yang memantulkan cahaya. W
ya tentang bisnis, bukan?" kata Pam
epan," jawab Satria, menatap mata ibunya yang tajam,
hnya maju hingga dekat dengan anaknya. "Kita semua terperangkap dalam permainan ini. Tapi hanya s
dia bayangkan, ada seorang gadis yang bisa menjadi kunci dari semua yang ia perjuangkan. Gadis itu, Nadia, adalah jembatan
ngkah terasa seperti menghitung mundur ke sesuatu yang tidak bisa dihindari. Nadia memandang ke samping, melihat ekspresi tegang di wajah Reza dan merasakan sesuatu yang ti
tanya, suaranya bergetar. Reza berhenti, menoleh padanya dengan tatapan penuh art
r penuh tekad. Tetapi Nadia tahu, di dalam hatinya, mereka berdua sedang berdiri di persimpangan yang bisa
ng akan mengguncang semuanya. Pamela tersenyum dengan penuh arti, tahu bahwa permainan ini belum bera