Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
"Cukup! aku sudah bosan dengan penjelasan kamu!" pekik Bella dengan tajam sambil menantang wajah di depan suaminya.
Bara mulai frustasi. Kedua bola matanya menatap sang istri yang marah. Bella kembali memasukkan baju-bajunya di dalam koper dengan cepat. Bara priia dengan rambut cepak dan kumis tipis itu mencengkram lengan istrinya dengan keras. Ia menghentikan aktivitas tangan istrinya. Bella kembali melihat wajah suaminya dengan geram. Ia menghempaskan lengan agar lepas dari tangan Bara.
"Bel! kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik. Jangan seperti ini Bella!"
Bella sama sekali tidak perduli. Ia menuruni anak tangga dengan berat membawa koper. Wanita berhijab segiempat berbahan satin itu sudah bulat keputusannya untuk pergi dari rumah. Kedua tangan Bara memegang kepalanya dengan pikiran kacau. Kakinya berusaha berjalan cepat untuk bisa menghalau sang istri pergi dari istananya.
"Bella!" teriak Bara yang kini sudah berada tepat di tengah-tengah pintu. Ia mengahalangi Bella untuk keluar.
"Kamu nggak bisa bertindak seperti ini dengan seenaknya sendiri Bella! kita juga harus memikirkan perasaan Mamah!" tegas Bara dengan kedua bola mata melotot.
Melihat sang suami yang begitu berapi-api. Wanita bermata bening itu hanya bisa menunduk. Kali ini Ia berusaha menahan amarahnya. Meski hatinya benar benar sudah perih. Seakan luka yang menganga begitu sakit.
Bella menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Kedua kelopak matanya di tutup sebentar lalu di bukanya kembali.
"Duduklah Bella!" perintah sang suami dengan memegang lengan Bella sambil membawanya duduk di sofa.
Ruang tamu itu serasa menjadi saksi bagaimana sakit hati Bella yang kala itu melihat sang suami yang berciuman di sebuah mobil bersama seorang perempuan.
"Semua sudah jelas kan, Mas? kamu selingkuh dari aku!" suara Bella yang serak terdengar miris oleh sang suami.
Pria itu kebingungan menjelaskan kalimat yang di katakan oleh sang istri. Kini kedua mata Bara berkedip kedip terus dengan pikiran kacau. Akhirnya ia bisa berbicara.
"Wanita yang kamu lihat di mobil itu cuma teman aku, Bella. Dia bernama Arum. Kita cuma ciuman biasa saja tidak lebih. Kami berdua samasekali tidak berhubungan badan!" jelas sang suami dengan jujur.
"Teman? memangnya boleh dalam agama kita bertingkah seperti itu?" tanya Bella dengan geram lalu menggeleng tak percaya apa yang di perbuat oleh suaminya.
Bara hanya melirik dengan kesal.
"Mas! kalau kamu sudah nggak sayang sama aku. Kamu boleh ceraikan aku. Aku ikhlas, dari pada kamu menyakiti aku dengan berselingkuh seperti ini," ucap Bella meski hatinya begitu sesak.
Bercerai dan diselingkuhi adalah dua perkara yang menyakitkan. Ia bahkan tidak akan memilih keduanya jika takdir mau. Tetapi ia memilih bercerai saja kalau sudah seperti ini keadaannya.
"Aku nggak bisa ceraikan kamu Bella. Kasihan Mamahku," jawab Bara dengan wajah polos. Pria berwajah oval dengan kumis dan jambang tipis itu terlihat bodoh saat berhadapan dengan Bella.
"Egois kamu, Mas. Kamu udah nyakitin dua orang sekaligus, Mas. Aku dan juga Mamah. Kamu bersenang senang sementara ada orang yang tersakiti karena kamu!" tegas Bella sambil menunjuk dada Bara dengan jijik.
"Bella, aku jujur sama kamu. Kalau Arum itu cuma temen aku. Dia yang nyosor duluan. Aku janji akan jauhi Arum. Percaya sama aku Bella," ucap Bara dengan tegas. ia benar benar harus mengatakan itu pada Bella.
"Aku nggak percaya sama kamu," kata Bella dengan melihat ke arah yang berbeda.
Bara tampak berwajah gelisah namun ia berusaha dengan tangannya memegang lengan Bella.
"Bella, kamu harus percaya sama aku. Aku nggak mungkin selingkuh dari kamu. Kita menjalani rumah tangga ini sudah lima tahun. Aku nggak mungkin segampang itu mengkhianati cinta kita," jelas Bara dengan nada seolah bersedih.
"Aku sakit banget, Mas. Kalau kamu selingkuh," ucap Bella dengan memegang dadanya.
"Aku nggak selingkuh Bella, percaya sama aku," Bara Mahesa dengan lembut segera memeluk wanita di depannya. Pelukan itu benar benar membuat Bella merasa sangat hangat.
Tak di pungkiri lagi kalau sentuhan lembut bisa membuat wanita lebih tenang. Kini Bella berusaha untuk percaya pada suaminya. Ia berharap ucapan suaminya tidak bohong.
Esok harinya Bara bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Namun Bella merasa khawatir kenapa suaminya berangkat kerja pagi sekali.