Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tutup Mata, Jangan Lihat

Tutup Mata, Jangan Lihat

megamnbnn

5.0
Komentar
100
Penayangan
1
Bab

Melihat kematian kedua orang tuanya dengan mata kepalanya sendiri membuat kepribadian seorang gadis kecil bernama Ishana Syifanazia Havika berubah drastis. Ia melakukan segala macam cara untuk menemukan siapa pembunuh kedua orang tuanya. Berusaha untuk menutupi identitas diri yang sebenarnya ia lakukan agar segala rencananya bisa berjalan dengan lancar. Beberapa tahun setelah kepergian orangtuanya, memilih untuk menjadi seorang detektif disebuah institusi kepolisian. Melakukan beberapa penyelidikan kasus, mulai dari kasus kekerasan, korupsi hingga pembunuhan suda menjadi makanan sehari-hari gadis ituu. Tiba-tiba gadis itu dipertemukan dengan seorang laki-laki yang juga merupakan seorang detektif yang memiliki banyak rahasia. Bersama-sama dengan laki-laki itu ternyata bukanlah keputusan yang tepat untuk Ishana, namun gadis itu juga sadar jika jau h dari laki-laki itu juga bukan keputusan yang bagus. Kedua orang itu berusaha untuk memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan mereka masing-masing. Sempat memilih untuk menghilang dan berniat untuk tidak memiliki hubungan lagi satu sama lain, namun takdir berkata lain, mereka kembali dipertemukan karna sebuah masalah yang harus mereka pecahkan secara bersama-sama. Akankah dipertemuan mereka kali ini, kedua orang itu bisa menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dan kembali bersama lagi? Ikuti perjalanan mereka dalam memecahkan semua masalah yang mereka hadapi melalui novel ini. Novel Tutup Mata, Jangan Lihat akan menjadi novel yang menjelaskan semua masalah dan cara mereka menghadapi masalah itu secara bersama sama.

Bab 1 Kecelakaan

"Papa, mama...... Tolonggg, tolongin Ishana. Hana takut, aku mohon hiksss."Gadis itu terus merengek sambil menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya.

Tatapannya terus tertuju pada kedua orang tuanya yang kini sudah terbujur lemas di kursi bagian depan mobil itu.

Tubuh ketiga orang itu kini dipenuhi oleh darah.

Indah⇒ mama gadis kecil itu berusaha untuk meraih tubuh anaknya, namun keadaannya yang sudah tidak stabil tidak mampu meraih tubuh anak kecilnya itu.

Wanita itu menatap ke arah laki laki yang ada di sampingnya yang notabenenya adalah suaminya.

Ia melihat sudah tidak ada reaksi lagi dari suaminya.

Kepala suaminya itu kini masih berada di atas stir mobil itu.

Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Ishana, putri kecilnya.

"Hana, kamu denger mama nak?" Tanya wanita itu pada Ishana.

Ishana mengangguk sambil terisak kecil.

"Sekarang Ishana pergi dari sini ya nak, jangan sampai ada orang yang liat Ishana ada di sini." Ucap wanita itu pada Ishana.

Sedangkan Ishana yang mendengar perkataan bundanya masih terdiam, gadis itu terlihat bingung dengan apa yang diucapkan oleh mamanya tadi.

"Kenapa ma? Kenapa nggak boleh ada yang liat Ishana bareng sama kalian?"

"Karena itu bahaya buat kamu sayang, sekarang mama mohon kamu pergi dari sini. Kamu masih kuat kan nak."

"Ngak, aku nggak mau ma. Ishana nggak akan ninggalin mama dan papa disini." Ucap gadis itu sambil terus menggelengkan kepalanya.

Air matanya semakin keras mengalir.

"Waktunya udah nggak banyak nak, mama mohon sama kamu. Ini untuk kebaikan kamu, mama mohon."

"Ta....."

"Pergi dari sini Hana."

"Ma....." Gadis itu menatap mamanya dengan tatapan sendunya.

"Kamu harus sembunyi, jangan ada yang tau kalau kamu anak mama dan papa. Ciptakan latar belakang keluarga kamu yang baru nak, jangan sampai mereka tau tentang papa dan mama."

"Mereka siapa ma?"

"Suatu saat nanti, kamu juga akan tau.Yang jelas, siapa pun tidak boleh ada yang ta kalau kamu kenal mama dan papa. Setelah kabur dari sini, kamu jangan kembali ke rumah dulu atau pun melapor ke kantor polisi, kamu harus menghilang. Kamu pergi yang jauh.Mulai se.... Sekarang, anggap kamu tidak pernah menjadi anak mama dan papa, dan bahkan kamu sama sekali tidak kenal mama dan papa."

"Tapi ma, Hana ngak bisa sendirian. Hana nggak tau harus ngapain, Hana nggak mau pisah sama mama dan papa hiks..." Ucap gadis itu sambil terus terisak.

"Mama mohon Hana, mama tau kamu anak yang pintar sayang. Sekarang kamu ikuti apa kata mama oke, ki... kitta nggak punya banyak waktu. Ka.. kamu harus selamatttt." Nafas wanita itu semakin lama semakin melemah.

Ia terlihat sudah tidak sanggup lagi.

Ishana menatap ke arah ayahnya yang hingga saat ini masih belum memberikan reaksi apa apa.

"Papa..."

"Cepat nak, sebelum me.... merekaaa semua datang dan menemukan kamu ada di sini."

Ishana menatap kedua orang tuanya dengan mata sendu.

Saat Ishana menatap ke arah Indah, wanita itu menganggukkan kepalanya.

Melihat itu, akhirnya Ishana mulai bergerak dan mulai meninggalkan tempat itu.

Ia melihat ke arah sekelilingnya untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang akan melihatnya sama dengan apa yang diucapkan oleh mamanya.

Saat semuanya terlihat aman, gadis kecil itu langsung berlari dengan pincang karena kakinya yang masih terluka.

Air mata gadis itu tidak henti-hentinya keluar.

Kini ia berada di balik sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat dimana ia bersama dengan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan tragis tadi.

Ia menatap ke arah mobil itu dan membayangkan bagaimana orang tuanya yang ada disana.

Ia benar-benar tidak mengerti kenapa mamanya tidak menginginkan jika ada yang tau bahwa dirinya ada disana dan bersama dengan mama papanya itu.

Gadis itu juga masih penasaran dengan siapa orang yang mamanya maksud tadi.

"Maafin Hana ma, pa. Maafin Hana karena pergi sendirian dan nggak bisa bantu kalian, maafin Hana hiks.."

Saat Ishana hendak pergi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia melihat jika ada beberapa orang yang datang mendekat ke arah mobil tempat kedua orang tuanya itu.

Ishana mengernyitkan keningnya saat melihat orang-orang itu.

"Mereka siapa?" Ucap gadis itu sambil mengambil posisi jongkok agar orang-orang yang ada di sana tidak bisa melihat dirinya.

"Apa mereka mau nolongin papa sama mama? Apa aku lebih baik muncul? Iya, aku nggak boleh sembunyi, aku harus ngomong sama mereka. Maafin Hana karna ngak nurut sama mama." Ucap gadis itu saat ucapan mamanya tadi terlintas di benaknya.

Namun, saat gadis itu mulai melangkahkan kakinya, tiba tiba ia langsung dikejutkan oleh suara ledakan yang berada di hadapannya.

Gadis itu langsung terdiam saat melihat mobil yang tadi di tumpangi mama dan papanya kini sudah berubah menjadi api.

Mobil itu terbakar habis hingga menyemburkan api yang begitu tinggi.

Seluruh tubuh gadis itu langsung terkulai lemas.

"Semua sudah aman bos, mobilnya sudah terbakar habis. Kami menjalankan sesuai perintah bos." Ucap salah satu orang yang tadi Ishana lihat mendekat ke arah mobil mama dan papanya itu.

Laki laki itu sepertinya sedang melaporkan kejadian itu kepada seseorang yang ada di dalam telepon itu.

"Siapa yang nyuruh dia buat bunuh mama dan papa?" Tanya Ishana pada dirinya sendiri.

Dari ucapan laki- laki itu bahwa ia melakukan itu pada mama dan papanya karena disuruh oleh seseorang, siapa dia sebenarnya dan kenapa ia melakukan ini pada kedua orang tuanya?

"Hanya ada mereka berdua bos, tidak ada anak kecil disana." Ucap orang itu lagi.

Saat mendengar itu, Ishana langsung melangkah mundur dan kembali bersembunyi di balik mobil yang berada tidak jauh darinya.

"Cari anak kecil yang tadi bersama dengan mereka berdua. Dia pasti belum jauh dari sini, jika anak itu melawan langsung bunuh saja. Itu perintah dari bos, jadi segera lakukan sekarang." Ucap orang itu dengan suara cukup lantang.

Orang- orang yang tadi ikut bersamanya langsung menganggukkan kepalanya dan mulai berpencar untuk menjalankan tugas yang sudah dikatakan padanya.

Ishana langsung melihat kesekelilingnya.

Gadis itu langsung kaget saat melihat daerah di sekitarnya.

Pantas saja tidak ada orang yang datang ataupun lewat sejak tadi ia disini.

Sebenarnya dimana ia saat ini? Kenapa daerah disekitarnya malah banyak pohon pohon besar?

Gadis itu semakin panik saat orang- orang yang sedang mencarinya berjalan semakin dekat dengannya.

Gadis itu benar benar tidak tau harus pergi kemana sekarang.

Ia takut jika harus memasuki hutan itu sendirian. Namun, ia juga tidak bisa jika terus ada disini.

Ia bisa mati saat ini juga, ia tidak boleh mati sekarang.

Walaupun kehidupannya sudah benar-benar hancur saat melihat kedua orang tuanya dibunuh di hadapannya sendiri.

Ia harus bisa tetap hidup, ia harus tau siapa yang sudah melakukan ini pada keluarganya itu.

Ia harus bisa membalaskan dendam papa dan mamanya.

Gadis itu mengepalkan tangannya keras berusaha menahan emosinya.

"Kamu bisa Hana, mama dan papa harus bisa dapet keadilan, kamu nggak boleh lemah." Ucap gadis itu untuk menyemangati dirinya sendiri.

Gadis itu langsung berlari dan masuk ke dalam hutan.

Paling tidak di dalam hutan, ia bisa memiliki area yang lebih luas untuk menghindari orang-orang itu.

Ia terus berlari tanpa arah, yang penting saat ini adalah dirinya tidak tertangkap oleh orang orang itu.

Bahkan ranting- ranting pohon yang terus merobek kakinya dan juga tangannya sudah tidak ia perdulikan lagi.

Darah kini sudah menyatu dengan kulitnya.

Bau amis darah menjadi parfum bagi gadis itu kali ini.

Apakah kali ini Ishana akan selamat dan terbebas dari orang- orang itu?

Akan kah aksi balas dendam Ishana berjalan dengan lancar?

Ataukah akan ada halangan yang akan ia alami saat menjalankan aksi balas dendam itu?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Tutup Mata, Jangan Lihat
1

Bab 1 Kecelakaan

22/10/2022