/0/13690/coverorgin.jpg?v=34d407bff7def1b62c3b6d9da1a2d824&imageMogr2/format/webp)
Hujan turun deras membasahi jendela kaca restoran mewah di pusat kota. Suara rintiknya berpadu dengan musik klasik yang mengalun pelan, seperti sengaja menyamarkan luka yang tengah merekah di dalam dada Keyra.
Ia berdiri mematung di antara meja-meja bundar yang ditata elegan. Lilin aroma terapi, bunga segar, dan balon berwarna biru tua menghiasi tempat yang seharusnya menjadi saksi perayaan ulang tahun kekasihnya, Rio.
Namun justru di sanalah segalanya berakhir.
Keyra terpaku pada pemandangan tak terduga di depannya, seorang wanita cantik berseragam ASN duduk bersisian dengan Rio. Kepala wanita itu bersandar manja di bahunya, tangan mereka saling menggenggam. Mesra. Intim. Bukan hubungan yang baru saja dimulai, itu jelas. Terlihat dari cara mereka saling memandang. Ada kenyamanan dan kebiasaan yang hanya dimiliki oleh dua orang yang sudah lama saling mengisi.
"Keyra?" Suara Rio terdengar panik, nyaris berbisik.
Wanita itu mengangkat wajah, menatap Keyra dari ujung kaki hingga kepala. Bibirnya tersenyum tipis, tapi sinis.
Keyra menunduk sebentar, menatap kotak kecil di tangannya. Kotak kado yang dibalut kertas kado merah, warna kesukaan Rio, dengan pita pink yang kini sudah sedikit kusut karena digenggam terlalu lama. Di dalamnya, sepasang jam tangan couple yang ia beli dari tabungan selama dua bulan terakhir. Hadiah sederhana, tapi dipilih dengan cinta.
"Maaf," gumam Keyra, mencoba tersenyum walau matanya mulai memanas. "Aku seharusnya tahu kamu terlalu berkelas untuk jam tangan dua ratus ribu."
Wanita itu tersenyum kecut. "Rio nggak pernah cerita kalau kamu... sederhana sekali," sindirnya, menatap pakaian Keyra yang hanya blouse putih biasa dan celana kain hitam, pakaian kerja yang ia kenakan sejak pagi.
"Key, aku... aku bisa jelaskan." kata Rio canggung.
"Tidak perlu," potong Keyra, suaranya tenang tapi terdengar jelas seperti tamparan. "Selamat atas promosi... dan pasangan barumu." lanjutnya menahan segala rasa yang tak mampu ia ekspresikan dengan kata-kata.
Ia membalikkan badan dan melangkah pergi. Hatinya patah, tapi langkahnya tetap tegak. Setiap derap high heels murahnya terasa menghantam lantai restoran, menggema seperti suara hatinya yang retak-keras, getir, dan menyakitkan.
Keluar dari restoran, hujan menyambutnya seolah turut menangis bersama. Keyra menengadah, membiarkan tetesan hujan bercampur dengan air mata yang sudah tak bisa ia bendung. Ia berjalan tanpa tujuan, menyusuri trotoar yang lengang sambil menenteng hadiah yang kini terasa seperti simbol kebodohan.
Langkahnya membawanya ke sebuah hotel bintang lima di seberang jalan. Tempat yang tidak pernah ia masuki sebelumnya, tapi malam itu entah kenapa kakinya membawa ke sana. Mungkin karena butuh tempat untuk menyendiri. Atau sekadar ingin menyembunyikan tangis.
Di dalam lounge bar hotel itu, suasana tenang. Lampu remang-remang dan musik jazz lembut menciptakan nuansa yang kontras dengan badai dalam hati Keyra.
Ia duduk di kursi bar, memesan segelas wine yang bahkan tak tahu mereknya. Rasanya pahit, seperti hidup. Ia menatap kosong ke arah gelas, bibirnya bergetar menahan isak.
/0/24171/coverorgin.jpg?v=20250601200033&imageMogr2/format/webp)
/0/6689/coverorgin.jpg?v=20250122151454&imageMogr2/format/webp)
/0/5990/coverorgin.jpg?v=cf8e85a15d831094e7493879013ec767&imageMogr2/format/webp)
/0/21370/coverorgin.jpg?v=7328cf3737317bba022bce44e532b5df&imageMogr2/format/webp)
/0/25460/coverorgin.jpg?v=eeaf14b8283ddc84cd1ad293398abb63&imageMogr2/format/webp)
/0/12930/coverorgin.jpg?v=20250122183639&imageMogr2/format/webp)
/0/14164/coverorgin.jpg?v=20250123115726&imageMogr2/format/webp)
/0/22437/coverorgin.jpg?v=bdfa0eafac12711b0f31f8df322135af&imageMogr2/format/webp)
/0/21992/coverorgin.jpg?v=a0aa3db4896e5b2ef99742c2f8bcf1e7&imageMogr2/format/webp)
/0/18075/coverorgin.jpg?v=22197f456e123d64a5ab781d0f0a5bb5&imageMogr2/format/webp)
/0/6079/coverorgin.jpg?v=00a1f6c0c468fd46d51c37e5460a9c74&imageMogr2/format/webp)
/0/17363/coverorgin.jpg?v=b8f0db56c3cb97ecb3afe275c703f710&imageMogr2/format/webp)
/0/3957/coverorgin.jpg?v=fd33d41740566c75264a79e788da8759&imageMogr2/format/webp)
/0/12462/coverorgin.jpg?v=f49e8d04aacf4cfe1abb30abb5476569&imageMogr2/format/webp)
/0/12741/coverorgin.jpg?v=20250122183526&imageMogr2/format/webp)
/0/17190/coverorgin.jpg?v=6930a9824edd2f4f056669d76b3dfe68&imageMogr2/format/webp)
/0/3517/coverorgin.jpg?v=3462e1a574e19158fc2fcdcee6e93998&imageMogr2/format/webp)
/0/6810/coverorgin.jpg?v=20250122151547&imageMogr2/format/webp)
/0/12593/coverorgin.jpg?v=9175d9bfbc3ee93c606111000d56ea7b&imageMogr2/format/webp)
/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)