Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
845
Penayangan
65
Bab

Meski bekerja sebagai model dan memiliki latar belakang keluarga broken home, Pelita selalu menjaga kehormatannya sebagai wanita. Ia tidak pernah membiarkan ada seorang lelaki pun yang melecehkan atau menghinanya. Namun, suatu malam peristiwa tak terduga terjadi dan merenggut kesucian yang selama ini gadis itu miliki. Membuatnya mau tidak mau harus terlibat dan berurusan dengan Adhim, ketua salah satu geng motor di Bandung yang ternyata putra seorang kiai. Laki-laki itu berjanji akan bertanggungjawab atas dosa yang dilakukannya meski tanpa sengaja dan membahagiakan Pelita dengan menikahinya. Namun, akankah Pelita menerimanya begitu saja sedangkan di lain sisi gadis itu tidak pernah berencana menjalin hubungan asmara dengan siapa pun, apalagi terikat dalam pernikahan? Belum lagi melihat latar belakang keduanya yang jauh berbeda. Bisakah mereka melewati segala rintangan yang ada? Yuk follow dulu sebelum membaca 🔥 [ HIJRAH SERIES #1 ] Semi-spiritual romance story by Puput Pelangi Rating: 18+ (contains a 'little' dark romance & violence) Spin-Off Neng Zulfa: Part Gus Adhim (Bisa dibaca terpisah) Please tag @puputpelangii or @puputpelangi12 if you share something from this story on Instagram.

Bab 1 Prolog

Nur Walis Pelita dan Adhim Zein Ad-Din Hisyam adalah dua dari orang-orang yang hidupnya dipermainkan oleh semesta.

Apa jadinya kalau mereka dipertemukan dalam satu garis edar yang sama?

Mungkin, tidak hanya semesta, tapi seluruh isinya yang juga akan menertawakan keduanya.

"Tolong maafkan saya. Saya tahu apa yang saya lakukan pada kamu tidak termaafkan. Tapi saya mohon, biarkan saya sedikit menebus dosa saya. Kamu bisa menghukum saya dengan cara apa pun yang kamu mau. Saya juga rela masuk penjara asal kamu memaafkan saya. Tolong, izinkan saya mempertanggungjawabkan perbuatan saya." — Adhim Zein Ad-Din Hisyam.

"Rasanya sakit sekali, Kak. Rasanya saya seperti ingin mati. Saya sangat hancur pagi itu. Saya merasa saya sama sekali nggak berharga. Saya ingin mengakhiri hidup saya kalau saja saya nggak ingat Allah sangat membencinya. Saya ingin hilang dari dunia." — Nur Walis Pelita.

****

Cinta kadang tidak bisa kita lihat.

Cinta kadang tidak bisa kita dengar.

Namun, cinta ... selalu bisa kita rasa.

Sekalipun itu dalam bentuk luka.

****

Nur Walis Pelita begitu mencintai keluarganya. Papanya yang sangat penyayang, Mamanya yang lemah lembut, dan kakaknya yang penuh perhatian.

Pelita merasa, tidak ada orang yang lebih bahagia di dunia ini selain dirinya karena memiliki keluarga yang nyaris sempurna seperti keluarganya itu. Namun semuanya berubah dalam satu waktu.

Gadis itu masih duduk di bangku kelas dua SMA saat cintanya berubah menjadi luka, mengubah warna dunianya menjadi maya tak secerah sebelumnya.

Agaknya, peribahasa tiada gading yang tak retak adalah benar. Sesempurna apa pun keluarga yang dimiliki Pelita di matanya, sebahagia dan seharmonis apa pun mereka tadinya, semuanya bisa lenyap secepat kedipan mata saat salah satu badai kehidupan menerpa biduk keluarganya.

Sebuah badai kehidupan bernama kematian.

Suatu malam Mama Pelita tiba-tiba ditemukan dalam keadaan meninggal di mansion keluarganya. Pelita tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi sejak itu, semuanya tidak sama lagi.

Papanya yang penuh kasih sayang berubah menjadi seorang yang mudah marah. Seperti saat seorang pelayan atau pegawai melakukan sedikit kesalahan, maka tidak jarang, jika tidak dipecat, orang itu akan menerima kemarahan besar sang papa cukup lama, bahkan ada yang sampai berjam-jam hingga telinga siapa pun yang mendengar menjadi pengang.

Emosi Papanya tidak stabil. Jika Papanya itu mudah marah kepada orang lain, maka kepadanya dan kakaknya, Papa Pelita tidak pernah hangat lagi seperti sebelumnya. Ada jarak beribu-ribu kilo yang seolah membentang dan menjadi pemisah di antara mereka.

Seperti semuanya belum cukup, lima bulan setelah kepergian sang mama, Papanya tiba-tiba pulang dari sebuah perjalan bisnis membawa seorang perempuan yang hari itu dikenalkannya pada Pelita dan sang kakak sebagai istri baru.

Pelita sangat terkejut. Kakaknya yang tidak terima Papanya menikah lagi belum satu tahun setelah Mama mereka meninggal (bahkan belum setengahnya) dan tanpa bertanya atau meminta pendapat mereka terlebih dahulu marah besar dan berakhir dengan terjadinya pertengkaran.

Sejak itu perlahan Pelita mulai kehilangan sosok sang kakak juga perhatiannya.

Kakaknya sangat jarang berada di sisinya. Ia tidak pernah pulang ke rumah. Alasannya, kakak Pelita belum menerima pernikahan itu---mungkin tidak akan pernah. Ia juga benci dengan kehadiran ibu tiri. Sebab sang ibu tiri sendiri, wanita itu hanya berlaku baik saat di depan Papanya tapi tidak di belakangnya. Pelita juga semakin diselimuti kesedihan karena sikap Papanya yang semakin hari seolah semakin menjadi pribadi yang tidak Pelita kenal lagi.

Kematian ibunya menghancurkan hatinya dan pernikahan kedua dari Papanya mengubah dunianya.

Makna cinta bagi Pelita menjadi luka.

Dan dunianya benar-benar tidak lagi sama.

****

Bagi seorang Adhim Zein Ad-Din Hisyam, adiknya, Zulfa adalah segalanya.

Segalanya yang berarti apa pun isi dari dunia, pun, arti dari kata dunia itu sendiri.

Zulfa adalah kesayangannya. Mataharinya. Bunganya. Juga cintanya.

Ya, Adhim mencintai Zulfa. Lebih dari saudara dan kakak-kakak lain yang ada di dunia, cintanya pada sang adik sangat besar. Terlalu besar. Hingga seumpama salah satu di antara mereka dalam bahaya dan hanya satu orang yang bisa selamat tanpa kehilangan nyawa, Adhim akan memilih Zulfa untuk menjadi orang itu, tanpa sedikit pun ragu.

Adhim rela melakukan apa pun untuk keselamatan adik tercintanya, termasuk dengan menukar nyawanya. Hal yang sama juga berlaku demi kebahagiaan adiknya ditambah dengan semua yang juga bersangkutan dan berhubungan dengan Zulfa dan bahagianya.

Bisa dikatakan, hidup Adhim seolah berporos pada sang adik.

Zulfa. Zulfa. Dan Zulfa.

Mungkin Adhim sering bersikap menyebalkan di mata adiknya. Namun Zulfa tidak pernah tahu, jika sayangnya Adhim padanya lebih besar daripada kakak-kakak lain yang ada di dunia hingga Adhim rela melakukan segalanya untuk memastikan kebahagiaannya. Sebut saja dengan menaruh mata-mata di tempat manapun Zulfa berada, mencoba menjodohkan Zulfa dengan sahabat terbaik yang dimilikinya, juga selalu menjaganya dalam diam dan doa tanpa sepengetahuan siapa-siapa.

Semakin beranjak dewasa, Adhim kemudian sadar kalau rasa cintanya terlalu berlebihan pada adiknya, berlebihan dalam sudut pandang untuk ukuran 'seorang kakak'. Adhim sangat mencintai Zulfa hingga seumpama Zulfa bukan adiknya sendiri, Adhim pasti akan menikahinya karena besarnya rasa cinta yang ia miliki.

Sedikit gila? Memang. Cintanya pada Zulfa memang sampai kepada titik di mana Adhim ingin menjaga, memiliki, dan membahagiakannya sendiri. Itulah kenapa, demi menjaga kewarasannya, pada akhirnya Adhim memutuskan untuk pergi mengembara dalam arti yang sebenar-benarnya. Adhim memutuskan untuk pergi, menjauh dari adiknya dan mencoba mengendalikan perasaan 'berlebihan' yang dimilikinya.

Dari Kediri, gus muda itu pergi ke Bandung. Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yang sebelumnya bahkan tidak pernah ia minati sama sekali. Laki-laki itu sudah menyelesaikan pendidikan jenjang sekolah menengah atasnya di tahun sebelumnya. Namun karena tidak tertarik mengenyam bangku pendidikan formal lagi, ia memutuskan tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi meski Abah dan Uminya menghendaki.

Adhim memiliki jiwa bebas. Meski dirinya sayang dan menghormati kedua orang tuanya, laki-laki itu tidak sungkan menolak keinginan keduanya jika itu tidak sesuai dengan apa yang Adhim mau.

Lalu Adhim mengubah keputusannya itu di tahun berikutnya karena Zulfa yang membujuknya.

Adhim mencintai adiknya. Dan demi kebaikan semuanya, dirinya memang harus pergi sejauh-jauhnya.

Adhim harus menemukan arti yang lebih benar dari kata cinta. Cinta yang sebenar-benarnya cinta. Cinta sejatinya.

****

___

⚠️ Be wise❗

Rate: 18+

Mengandung kata-kata kasar, isu sensitif, kekerasan, dan adegan dewasa.

Sebaiknya follow dulu sebelum membaca! 🔥

Instagram dan TikTok: puputpelangiiYouTube: Puput Pelangi

Happy reading ....

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Puput Pelangi

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku