Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Hujan turun sangat deras di Welberk, Prancis. Semua orang yang berlalu-lalang, sibuk mencari tempat untuk berteduh. Halte dipenuhi oleh mereka yang tidak membawa payung. Tidak terkecuali Joanna yang menjadi korban perkiraan cuaca yang salah.
“Akhhh!” pekik Joanna. Ia ditabrak oleh wanita asing saat mencari tempat untuk menyelamatkan diri dari rintikan hujan yang semakin lebat.
“Maafkan saya, Nona. Saya tidak sengaja,” ucap wanita berambut hitam tersebut.
“Tidak apa-apa, Nona,” ucap Joanna.
Wanita cantik itu membantu Joanna mengambil tasnya yang terjatuh. “Ini milik Anda, Nona. Sekali lagi, maafkan saya,” ucapnya sembari menjabat tangan Joanna.
Joanna terpesona akan kecantikan wanita itu. Ia baru tersadar kalau wanita itu meninggalkan sesuatu di atas telapak tangan Joanna.
“Ah, cincin?” pekik Joanna. “Hei, Nona! Cincin Anda ketinggalan!” teriak Joanna.
Entah ke mana perginya wanita itu. Sosoknya seakan-akan lenyap begitu saja. Joanna lari mengejar ke arah wanita itu pergi. Ia menerobos derasnya hujan yang mengganggu penglihatan.
“Cincin ini pasti sangat berharga untuknya. Ke mana Nona itu pergi?” gumam Joanna.
Joanna seperti memiliki tanggungjawab untuk mencari pemilik dari cincin yang tiba-tiba saja ada di tangannya. Tidak peduli bagaimana hujan menelan tubuhnya. Ia erus melangkah, mencari ke mana insting tajamnya akan membawanya.
Tanpa sadar, Joanna berlari dan mencari terlalu jauh. Namun, hasilnya tetaplah nihil. Wanita berambut blonde tersebut, berada di atas jembatan. Ia memberanikan diri melihat ke bawah. Kalau-kalau, wanita misterius pemilik cincin itu melakukan hal gila.
Mata Joanna mengernyit. Sedari tadi, tidak ada mobil yang melewati jembatan tersebut, tapi tiba-tiba saja ada satu mobil yang sinar lampunya menyorot tajam ke arahnya.
Joanna tidak bisa melihat dengan jelas. Samar-samar, di tengah derasnya air hujan yang membasahi bumi, ada seseorang yang berlari ke arahnya.
“Hei, Nona!” teriak seorang pria yang terengah-engah sembari memegang erat lengan Joanna.
“Lepaskan tangan saya! Anda siapa?” teriak Joanna.
“Tuan muda sudah menunggu Anda. Kenapa Anda malah ada di sini, Nona?”
Pria asing itu terus saja bicara sesuatu yang tidak Joanna pahami. Tentang Tuan muda, menunggu, dan entah apa lagi yang disebutkan.
“Saya rasa, Anda salah mengenali orang. Jadi, bisakah Anda lepaskan saya?” pinta Joanna. Ia terus menarik tangannya, tapi hanya sakit yang ia rasakan.
Mobil semakin ramai berdatangan. Joanna menendang pria asing yang terlihat memiliki niat tidak baik padanya.
“Akhhh! Nona, Anda tidak bisa pergi!” teriaknya sembari memegang pangkal pahanya.
Drap ... Drap ...
Joanna berlari. Ia menoleh ke belakang untuk melihat pergerakan pria aneh itu. namun, tiba-tiba ...
“Akhhh!” pekik Joanna.
Joanna menabrak sesuatu yang sangat keras. Ia terpental dan terjatuh. Joanna menengadahkan kepalanya sembari memegang hidungnya yang berdarah.
Deg!
‘Kenapa banyak pria aneh di sini?’ batin Joanna.
Pria yang ditabrak oleh Joanna berbeda. Pria itu tampak memiliki pesonanya tersendiri. Sorot matanya tajam seperti seekor singa. Postur tubuhnya juga sempurna. Wajahnya sangat tampan, tapi dingin dan menakutkan.
“Apa kau tidak apa-apa, Jia?” tanya pria itu sembari membungkuk mengulurkan tangannya.
“Nama saya bukan—“ Otak Joanna memikirkan hal lain tanpa melanjutkan kata-katanya. “Cincinnya?” pekik Joanna.
Joanna yang masih berada di atas aspal, memutar tubuhnya tanpa beranjak dari tempatnya. Ia mencari cincin milik wanita asing yang terlempar bersamaan dengan dirinya yang terpental.
“Jia, hidungmu berdarah. Gunakan sapu tangan ini,” ucap pria misterius itu.
“Bisakah Anda jangan mengganggu saya?” pinta Joanna. “Saya sedang mencari sebuah cincin yang hilang gara-gara Anda,” lanjutnya.