Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Business Proposal

Business Proposal

KAISAR

5.0
Komentar
224
Penayangan
3
Bab

Warning 18+ (Banyak adegan dewasa) Bermula dari sebuah cincing yang ditinggalkan oleh wanita asing, Joanna harus terjebak dengan pria asing yang mengaku sebagai tunangannya. Pria itu memiliki latar belakang yang tidak biasa. Pembisnis termuda nomor satu di Prancis. Bisakah Joanna terlepas dari jerat pesona Tuan muda Phittman?

Bab 1 1. Cincin Pertemuan

Hujan turun sangat deras di Welberk, Prancis. Semua orang yang berlalu-lalang, sibuk mencari tempat untuk berteduh. Halte dipenuhi oleh mereka yang tidak membawa payung. Tidak terkecuali Joanna yang menjadi korban perkiraan cuaca yang salah.

"Akhhh!" pekik Joanna. Ia ditabrak oleh wanita asing saat mencari tempat untuk menyelamatkan diri dari rintikan hujan yang semakin lebat.

"Maafkan saya, Nona. Saya tidak sengaja," ucap wanita berambut hitam tersebut.

"Tidak apa-apa, Nona," ucap Joanna.

Wanita cantik itu membantu Joanna mengambil tasnya yang terjatuh. "Ini milik Anda, Nona. Sekali lagi, maafkan saya," ucapnya sembari menjabat tangan Joanna.

Joanna terpesona akan kecantikan wanita itu. Ia baru tersadar kalau wanita itu meninggalkan sesuatu di atas telapak tangan Joanna.

"Ah, cincin?" pekik Joanna. "Hei, Nona! Cincin Anda ketinggalan!" teriak Joanna.

Entah ke mana perginya wanita itu. Sosoknya seakan-akan lenyap begitu saja. Joanna lari mengejar ke arah wanita itu pergi. Ia menerobos derasnya hujan yang mengganggu penglihatan.

"Cincin ini pasti sangat berharga untuknya. Ke mana Nona itu pergi?" gumam Joanna.

Joanna seperti memiliki tanggungjawab untuk mencari pemilik dari cincin yang tiba-tiba saja ada di tangannya. Tidak peduli bagaimana hujan menelan tubuhnya. Ia erus melangkah, mencari ke mana insting tajamnya akan membawanya.

Tanpa sadar, Joanna berlari dan mencari terlalu jauh. Namun, hasilnya tetaplah nihil. Wanita berambut blonde tersebut, berada di atas jembatan. Ia memberanikan diri melihat ke bawah. Kalau-kalau, wanita misterius pemilik cincin itu melakukan hal gila.

Mata Joanna mengernyit. Sedari tadi, tidak ada mobil yang melewati jembatan tersebut, tapi tiba-tiba saja ada satu mobil yang sinar lampunya menyorot tajam ke arahnya.

Joanna tidak bisa melihat dengan jelas. Samar-samar, di tengah derasnya air hujan yang membasahi bumi, ada seseorang yang berlari ke arahnya.

"Hei, Nona!" teriak seorang pria yang terengah-engah sembari memegang erat lengan Joanna.

"Lepaskan tangan saya! Anda siapa?" teriak Joanna.

"Tuan muda sudah menunggu Anda. Kenapa Anda malah ada di sini, Nona?"

Pria asing itu terus saja bicara sesuatu yang tidak Joanna pahami. Tentang Tuan muda, menunggu, dan entah apa lagi yang disebutkan.

"Saya rasa, Anda salah mengenali orang. Jadi, bisakah Anda lepaskan saya?" pinta Joanna. Ia terus menarik tangannya, tapi hanya sakit yang ia rasakan.

Mobil semakin ramai berdatangan. Joanna menendang pria asing yang terlihat memiliki niat tidak baik padanya.

"Akhhh! Nona, Anda tidak bisa pergi!" teriaknya sembari memegang pangkal pahanya.

Drap ... Drap ...

Joanna berlari. Ia menoleh ke belakang untuk melihat pergerakan pria aneh itu. namun, tiba-tiba ...

"Akhhh!" pekik Joanna.

Joanna menabrak sesuatu yang sangat keras. Ia terpental dan terjatuh. Joanna menengadahkan kepalanya sembari memegang hidungnya yang berdarah.

Deg!

'Kenapa banyak pria aneh di sini?' batin Joanna.

Pria yang ditabrak oleh Joanna berbeda. Pria itu tampak memiliki pesonanya tersendiri. Sorot matanya tajam seperti seekor singa. Postur tubuhnya juga sempurna. Wajahnya sangat tampan, tapi dingin dan menakutkan.

"Apa kau tidak apa-apa, Jia?" tanya pria itu sembari membungkuk mengulurkan tangannya.

"Nama saya bukan-" Otak Joanna memikirkan hal lain tanpa melanjutkan kata-katanya. "Cincinnya?" pekik Joanna.

Joanna yang masih berada di atas aspal, memutar tubuhnya tanpa beranjak dari tempatnya. Ia mencari cincin milik wanita asing yang terlempar bersamaan dengan dirinya yang terpental.

"Jia, hidungmu berdarah. Gunakan sapu tangan ini," ucap pria misterius itu.

"Bisakah Anda jangan mengganggu saya?" pinta Joanna. "Saya sedang mencari sebuah cincin yang hilang gara-gara Anda," lanjutnya.

"Karena cincin itu hilang karena kesalahanku, aku akan membantumu untuk mencarinya."

Tanpa sebuah perintah, para pengawal langsung bergegas ikut mencari cincin itu. Tangan Joanna sampai memerah karena ia mengais jalanan. Khawatir kalau cincin itu hanyut terbawa oleh genangan air.

"Aku mohon, jangan hilang. Aku tidak punya uang untuk menggantinya," gumam Joanna cemas.

"Apa ini cincin yang kau cari?" ucap pria itu sembari menunjukkan cincin yang sudah ia temukan.

"Ah, benar. Terima kasih, Tuan," ucap Joanna.

"Akhhh!" pekik Joanna. "Apa yang Anda lakukan? Apa Anda memegang lengan saya karena menunggu imbalan setelah Anda menemukan cincin yang saya cari?" tanya Joanna.

"Kalau iya, apa kau akan membayarku?" ucap pria itu.

Joanna memelas. "Saat ini saya tidak punya uang. Bagaimana kalau saya membayar Anda lain kali?" tanya Joanna.

Hujan tidak juga reda. Joanna seperti seekor kelinci yang dikelilingi oleh para singa yang sedang lapar. Tentu saja ia takut, tapi ia harus tenang.

"Aku tidak akan pergi kalau kau tidak membayarku lebih dulu," ucapnya.

"Siapa nama Anda? Saya akan menghubungi Anda asal Anda meninggalkan nomor telepon," kata Joanna.

"Coba kau cari tahu sendiri siapa namaku," pinta pria tampan itu.

"Omong kosong apa lagi itu?" pekik Joanna.

Joanna beranjak dari tempatnya. Ia mencari kesempatan untuk kabur dari cengkeraman pria asing. Meski ketampanan pria itu membuat Joanna terpesona, tapi ia tetap waspada.

"Akhhh!" teriak Joanna. "Turunkan saya! Apa yang Anda lakukan?" teriak Joanna lagi sembari meronta-ronta.

Pria itu mengangkat Joanna seperti sekarung beras di atas pundaknya. Tidak peduli bagaimana Joanna meronta, ia memasukkan Joanna ke dalam mobilnya.

"Apa Anda sudah gila? Ini namanya kejahatan karena Anda menculik orang asing!" hardik Joanna.

Pria itu menutup pintu mobilnya. Sopirnya mengunci semua akses yang bisa digunakan Joanna untuk lari.

"Kenapa mobilnya jalan?" pekik Joanna. "Tuan, ke mana Anda akan membawa saya? Apa Anda memiliki bisnis penjualan wanita?" pekiknya lagi.

"Hst!" Pria itu hanya menempelkan jari telunjuknya di atas bibir Joanna. "Kau harus mengeringkan rambutmu lebih dulu," ucapnya.

Pria dingin dan terlihat arrogant itu, mengusap kepala Joanna menggunakan handuk kecil dengan sangat lembut. Tidak dipungkiri kalau Joanna tentu saja semakin terpikat oleh pesonanya.

"Hah!" Joanna menghela napasnya. "Hentikan mobilnya, Tuan. Saya sama sekali tidak mengenal Anda. Anda tidak bisa membawa orang asing sembarangan seperti ini," ucap Joanna yang mulai frustasi.

"Hmmm ..." Pria itu tersenyum sembari menunjukkan cincin di jari manis di tangan kanannya. "Bagaimana bisa, tunangan sendiri kau sebut sebagai orang asing?" tanya pria itu.

"Apa? Tunangan?" teriak Joanna.

Sopir menghentikan mobilnya mendengar teriakan Joanna yang menggelegar. Joanna memperhatikan lagi cincin itu. designnya serasi dengan cincin yang saat ini ada bersamanya. Kesalahpahaman yang entah mulai dari mana harus Joanna jelaskan.

"Sepertinya Anda salah. Saya bukan tunangan Anda," ucap Joanna tegas.

"Mau sebanyak apapun kau memungkirinya, tentu saja tidak akan mengubah keadaan," kata pria itu.

"Dasar gila!"

Joanna bisa membuka pintu mobil dan ia berlari keluar menjauhi pria asing itu. pria tampan tersebut tersenyum. "Wanita yang menarik," gumamnya.

"Tuan Linus, apa kami harus mengejar Nona Jia?"

"Tidak perlu. Aku bisa pastikan, dalam waktu dekat akan bertemu dengannya lagi."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku