Cahaya pagi yang menembus cendela kamar sederhana itu hingga membangunkan mahluk yang sedang tertidur didalamnya Jaza Leon Fernandez nama pemuda yang sudah terbangun itu tapi enggan untuk bangkit dari tempat tidurnya kondisi tubuh yang memang masih kurang sehat membuatnya lemas Ting.... Suara notifikasi dari hp Leon yang membuat nya langsung membuka hp tersebut. Iya menghela nafas sejenak ternyata pesan dari haris sang sekertaris nya Haris. "Bos kau dimana kenapa tak ada di rumah? Hari ini ada meeting dengan grup Sutanto" Begitulah isi pesan tersebut Leon "Aku sedang sakit kurasa aku takbisa hadir tolong kau wakili aku untuk meeting ini ris. Aku sedang ingin sendiri " Leon memang selalu pergi ke rumah tua itu ketika ia sedang sakit atau sedang menenangkan diri. iya ingin selalu bersama dengan semua kenangan di dalamnya namun iya tak ingin seorangpun tau tentang hal ini karena di dalam kenangan itu penuh dengan segala penyesalan untuknya Leon bangun dari tempat tidur dan mulai berjalan menuju dapur iya menyeduh segelas kopi lalu membawanya kembali ke kamar iya duduk di sebuah kursi di dekat jendela menaruh segelas kopi di atas meja di samping nya. Di Hadapan jendela iya terdiam kerinduannya akan kenangan di rumah itu semakin membara iya membuka sebuah album berisi foto-foto dahulu dibukanya satu persatu dipandang nya dengan lekat bayangan-bayangan itu mulai melintas di benaknya air matanya tak mampu iya bendung lagi cairan bening itu keluar menetesi lembaran-lembaran foto tersebut semua lembaran mengingatkan dari mana iya berasal
Hujan begitu deras bercampur badai malam ini petir memkikkan suaranya dengan ganas, begitu mengerikan dan mencekam. begitupun dengan sekelompok orang yang sedang berada jauh dari daratan itu. disebuah kapal penangkap ikan nampak beberapa orang yang sangat panik karena tiba tiba glombang dan badai besar meng ombang ambingkan kapal mereka.
Tio dan rema sibuk mengondisikan layar mereka yang hampir patah sedang Komang sang nahkoda sibuk mengoperasikan kapal dengan susah payah glombang yang semakin besar semakin mengembang ambingkan kapal ketakutan dan kekhawatiran takbisa ditutupi lagi oleh mereka disaat itu pula Fernandez dan zigo sedang bersusah payah mengangkat jaring ikan mereka tiba tiba jangkar perahu tersangkut trumbuk karang dan glombang besar pun menghantam kapal mereka hingga terbaliksemua penghuni kapal terpental akibat insiden tersebut dan Fernandez terbentur bagian kapalhinga bagian kepalanya mengalami pendarahan dan iya pun tenggelam.
Sementara di waktu yang sama istri dari Fernandez yang berbeda di rumah sedang mengambil air minum tiba tiba sebuah pohon tumbang karena badai pohon itu menimpa bagian belakang dapur Yuki karsela iya yang shock langsung teringat pada suaminya Fernandez iya begitu khawatir pada suaminya itu. Yuki berlari hendak mengambil telepon iya ingin menelpon suaminya tapi ketika sedang berlari iya terpeleset hingga terjatuh darah segar keluar melewati kaki Yuki yang sedang hamil muda iya merintih kesakitan namun tak ada pertolongan sama sekali iya terus merintih sambil berusaha bangkit dari duduknya kini pikirannya bercampur aduk dimana dia memikirkan suaminya yang tak ada kabar memikirkan keselamatan janin yang dikandungnya serta menahan rasa sakit yang begitu menyiksa lama kelamaan penglihatannya mulai kabur dan berangsur-angsur hilang iya pingsan di sebuah lantai dengan simbahan darah yang tadi mengalir
Sedang keadaan di lautan Fernandez telah tenggelam semakin dalam iya tak mampu untuk menyelamatkan diri tubuhnya semakin di permainkan oleh glombang di dalam laut sementara yang lain berusaha menyelamatkan diri mereka namun sia sia karna glombang terlalu besar.
Lautan yang mencekam serta gemuruh badai dan ledakan petir menjadi saksi bisu perjuangan mereka hingga menuju titik terakhir dalam hidup mereka
Yuki membuka matanya perlahan masih merasa neri pada tubuhnya iya menatap sekeliling dan mendapati sosok Jamilah wanita paruh baya yang telah selesai mengompres Yuki "mbok.."ucap Yuki dengan suara berat. mbok Jamilah membalikan badannya melihat Yuki "Alhamdulillah sudah sadar nduk" jawab mbok Jamilah dengan riang. "Saya kenapa mbok ?" "Tadi mbok temukan kamu pingsan di lantai, dan ada darah yang keluar namun untungnya kau dan janinmu tidak apa apa, tadi niatnya mbok mau minta Klapa buat masak nangka tapi mbok salam salam kamu ndakkunjung menyahut lalu mbok memutuskan masuk dan mbok liat kamu.. yang begitulah" Jawab mbok Jamilah menjelaskan apa yang terjadi mbok Jamilah sendiri adalah seorang dukun beranak dan juga tetangga Yuki ya maklumlah namanya juga di desa ya masih banyak dukun. "Mbok mas nandez gimana ada telfon GK tadi?" Tanya Yuki pada mbok Jamilah "enggak ada tu ndok" Yuki menganggukkan kepalanya tanda mengerti "yasudah ndok istirahat dulu saja biar mbok bilkan makanan dulu" ucap mbok Jamilah dengan perhatian lalu iya bergegas pulang untuk mengambil makanan di rumah mbok Jamilah adalah wanita janda yang tinggal sendirian anak anaknya sudah bekerja dan tinggal di kota semua. Setelah mbok Jamilah tak terlihat Yuki bangkit dari tempat tidurnya iya hendak pergi kekamarmandi ketika sedang melewati dapur iya melihat sebuah hp milik ya yang terletak di lemari makan namun naasnya hp tersebut rusak akibat basah terkena bocoran air hujan semalam Yuki mengambil dan menarik nafas setinggi dada padahal hanya benda ini yang bisa menghubungkan suaminya karena biasanya Fernandez bekerja sekitar dua sampai tiga bulan baru pulang Yuki kembali melajukan langkahnya menuju kamar mandi.
hari hari berlalu kini Yuki sudah tak begitu khawatir akan suaminya karna kondisi alam sudah membaik namun dibalik itu semua ada pristiwa memilukan yang tak iya ketahui. Yuki menjalani hari-hari seperti biasa sebagai penjual ikan di pasar biasanya ikan yang di jual di dapat dari teman teman Fernandez karena Fernandez sendiri memasok ikan untuk para suplayer besar di kota
"Yuki ini ikan yang kau pesan kemarin sesuai pesanan segar dan besar" seorang pria menghampiri lapak Yuki dengan membawa satu box berisi ikan. "Wah ren terimakasih ya jadi total brapa semua?"
"Dua ratus ribu Ki sudah termasuk diskon hahahah"jawab pria itu sambil tertawa
"Wah kau memang pengertian pada ku ren hahaha" Yuki pun menanggapi dengan bahagia "oh iya kau ada dengar kabar mas nandez gak ren aku mau telfon hp ku rusak?" Lalu Yuki menanyakan prihal tentang suaminya "nggak tu Ki. Emang blom pulang?" Yuki hanya menggelengkan kepala respon pertanyaan Rendi. "Eh aku baru ingat waktu itu nandez pernah bilang mau nglayar di laut..... soalnya kualitas ikan di Sanana harganya lumayan tinggi harganya si. soalnya ini lagi musim nya jadi mereka milih nglayar di sana"
"terus mas nandez gak ada kasih tau gitu mau berapa bulan?" "Gak tu tapi biasanya pelayar yang pernah kesana itu lebih lama ya sekitar lima sampai enam bulan gitu. Dan disana juga gak ada sinyal jadi yang sabar ya kalo gak ada kabar" jelas Rendi pada Yuki "ya tuhan pantes aja aku pernah telfon dia tapi gak aktif jadi dia ada di sana to. Ya sudahlah aku tunggu aja dia pulang" ujar Yuki dengan kecewa pasalnya sudah sekitar sebulan lebih Fernandez tidak memberi kabar pada nya. Usia kandungan Yuki kini memasuki usia empat bulan sudah. Bulan demi bulan berlalu berlalu kini usia kandungan Yuki sudah mencapai usia 8 bulan berarti sebentar lagi ia akan melahirkan dan yang lumayan besar membuat Yuki bingung mau dapat dari mana uang tersebut sedangkan suaminya Fernandez tak kunjung kembali dari bekerja uang pun tak diberikan Fernandez jelas takada kabar karena Fernandez telah mendahului menghadap Tuhan Yuki terus berpikir bagaimana ya dapat menghasilkan uang dengan cepat karena berjualan ikan saja tak cukup jika untuk biaya persalinannya nanti untuk mengurus anak dan juga Yuki masih berharap Fernandez datang untuk menemuinya namun ia sudah bertanya kepada seluruh teman-teman Fernandez tak ada yang pernah les 10 bulan yang lalu. Pagi ini Yuki bangun dari tidurnya iya bergegas melaksanakan pekerjaan rumah seperti biasa lalu ia bersiap-siap mendatangi sebuah rumah besar di desanya ya itu adalah rumah tuan Daka saudagar terkaya di desa itu dia berharap di rumah Tuan Daka mendapatkan pekerjaan ketika selesai bersiap-siap ya langsung menuju rumah tuan Daka ya mengetuk pintu gerbang rumah tersebut mengucap salam berharap ada jawaban dari dalam tak sedang beberapa lama ia mengucap salam seorang laki-laki menjawabnya dan langsung membukakan gerbang "maaf nona ada perlu apa kau datang ke sini?" Tanya sang satpam dengan ramah "maaf pak saya Yudi saya ndak bertemu dengan Tuan Daka apakah beliau ada saya mempunyai urusan dengan beliau ada yang ingin saya tanyakanHujan begitu deras bercampur badai malam ini petir memkikkan suaranya dengan ganas, begitu mengerikan dan mencekam. begitupun dengan sekelompok orang yang sedang berada jauh dari daratan itu. disebuah kapal penangkap ikan nampak beberapa orang yang sangat panik karena tiba tiba glombang dan badai besar meng ombang ambingkan kapal mereka. Tio dan rema sibuk mengondisikan layar mereka yang hampir patah sedang Komang sang nahkoda sibuk mengoperasikan kapal dengan susah payah glombang yang semakin besar semakin mengembang ambingkan kapal ketakutan dan kekhawatiran takbisa ditutupi lagi oleh mereka disaat itu pula Fernandez dan zigo sedang bersusah payah mengangkat jaring ikan mereka tiba tiba jangkar perahu tersangkut trumbuk karang dan glombang besar pun menghantam kapal mereka hingga terbaliksemua penghuni kapal terpental akibat insiden tersebut dan Fernandez terbentur bagian kapalhinga bagian kepalanya mengalami pendarahan dan iya pun tenggelam.
Sementara di waktu yang sama istri dari Fernandez yang berbeda di rumah sedang mengambil air minum tiba tiba sebuah pohon tumbang karena badai pohon itu menimpa bagian belakang dapur Yuki karsela iya yang shock langsung teringat pada suaminya Fernandez iya begitu khawatir pada suaminya itu. Yuki berlari hendak mengambil telepon iya ingin menelpon suaminya tapi ketika sedang berlari iya terpeleset hingga terjatuh darah segar keluar melewati kaki Yuki yang sedang hamil muda iya merintih kesakitan namun tak ada pertolongan sama sekali iya terus merintih sambil berusaha bangkit dari duduknya kini pikirannya bercampur aduk dimana dia memikirkan suaminya yang tak ada kabar memikirkan keselamatan janin yang dikandungnya serta menahan rasa sakit yang begitu menyiksa lama kelamaan penglihatannya mulai kabur dan berangsur-angsur hilang iya pingsan di sebuah lantai dengan simbahan darah yang tadi mengalir
Sedang keadaan di lautan Fernandez telah tenggelam semakin dalam iya tak mampu untuk menyelamatkan diri tubuhnya semakin di permainkan oleh glombang di dalam laut sementara yang lain berusaha menyelamatkan diri mereka namun sia sia karna glombang terlalu besar.
Lautan yang mencekam serta gemuruh badai dan ledakan petir menjadi saksi bisu perjuangan mereka hingga menuju titik terakhir dalam hidup mereka
Yuki membuka matanya perlahan masih merasa neri pada tubuhnya iya menatap sekeliling dan mendapati sosok Jamilah wanita paruh baya yang telah selesai mengompres Yuki "mbok.."ucap Yuki dengan suara berat. mbok Jamilah membalikan badannya melihat Yuki "Alhamdulillah sudah sadar nduk" jawab mbok Jamilah dengan riang. "Saya kenapa mbok ?" "Tadi mbok temukan kamu pingsan di lantai, dan ada darah yang keluar namun untungnya kau dan janinmu tidak apa apa, tadi niatnya mbok mau minta Klapa buat masak nangka tapi mbok salam salam kamu ndakkunjung menyahut lalu mbok memutuskan masuk dan mbok liat kamu.. yang begitulah" Jawab mbok Jamilah menjelaskan apa yang terjadi mbok Jamilah sendiri adalah seorang dukun beranak dan juga tetangga Yuki ya maklumlah namanya juga di desa ya masih banyak dukun. "Mbok mas nandez gimana ada telfon GK tadi?" Tanya Yuki pada mbok Jamilah "enggak ada tu ndok" Yuki menganggukkan kepalanya tanda mengerti "yasudah ndok istirahat dulu saja biar mbok bilkan makanan dulu" ucap mbok Jamilah dengan perhatian lalu iya bergegas pulang untuk mengambil makanan di rumah mbok Jamilah adalah wanita janda yang tinggal sendirian anak anaknya sudah bekerja dan tinggal di kota semua. Setelah mbok Jamilah tak terlihat Yuki bangkit dari tempat tidurnya iya hendak pergi kekamarmandi ketika sedang melewati dapur iya melihat sebuah hp milik ya yang terletak di lemari makan namun naasnya hp tersebut rusak akibat basah terkena bocoran air hujan semalam Yuki mengambil dan menarik nafas setinggi dada padahal hanya benda ini yang bisa menghubungkan suaminya karena biasanya Fernandez bekerja sekitar dua sampai tiga bulan baru pulang Yuki kembali melajukan langkahnya menuju kamar mandi.
hari hari berlalu kini Yuki sudah tak begitu khawatir akan suaminya karna kondisi alam sudah membaik namun dibalik itu semua ada pristiwa memilukan yang tak iya ketahui. Yuki menjalani hari-hari seperti biasa sebagai penjual ikan di pasar biasanya ikan yang di jual di dapat dari teman teman Fernandez karena Fernandez sendiri memasok ikan untuk para suplayer besar di kota
"Yuki ini ikan yang kau pesan kemarin sesuai pesanan segar dan besar" seorang pria menghampiri lapak Yuki dengan membawa satu box berisi ikan. "Wah ren terimakasih ya jadi total brapa semua?"
"Dua ratus ribu Ki sudah termasuk diskon hahahah"jawab pria itu sambil tertawa
"Wah kau memang pengertian pada ku ren hahaha" Yuki pun menanggapi dengan bahagia "oh iya kau ada dengar kabar mas nandez gak ren aku mau telfon hp ku rusak?" Lalu Yuki menanyakan prihal tentang suaminya "nggak tu Ki. Emang blom pulang?" Yuki hanya menggelengkan kepala respon pertanyaan Rendi. "Eh aku baru ingat waktu itu nandez pernah bilang mau nglayar di laut..... soalnya kualitas ikan di Sanana harganya lumayan tinggi harganya si. soalnya ini lagi musim nya jadi mereka milih nglayar di sana"
"terus mas nandez gak ada kasih tau gitu mau berapa bulan?" "Gak tu tapi biasanya pelayar yang pernah kesana itu lebih lama ya sekitar lima sampai enam bulan gitu. Dan disana juga gak ada sinyal jadi yang sabar ya kalo gak ada kabar" jelas Rendi pada Yuki "ya tuhan pantes aja aku pernah telfon dia tapi gak aktif jadi dia ada di sana to. Ya sudahlah aku tunggu aja dia pulang" ujar Yuki dengan kecewa pasalnya sudah sekitar sebulan lebih Fernandez tidak memberi kabar pada nya. Usia kandungan Yuki kini memasuki usia empat bulan sudah. Bulan demi bulan berlalu berlalu kini usia kandungan Yuki sudah mencapai usia 8 bulan berarti sebentar lagi ia akan melahirkan dan yang lumayan besar membuat Yuki bingung mau dapat dari mana uang tersebut sedangkan suaminya Fernandez tak kunjung kembali dari bekerja uang pun tak diberikan Fernandez jelas takada kabar karena Fernandez telah mendahului menghadap Tuhan Yuki terus berpikir bagaimana ya dapat menghasilkan uang dengan cepat karena berjualan ikan saja tak cukup jika untuk biaya persalinannya nanti untuk mengurus anak dan juga Yuki masih berharap Fernandez datang untuk menemuinya namun ia sudah bertanya kepada seluruh teman-teman Fernandez tak ada yang pernah les 10 bulan yang lalu. Pagi ini Yuki bangun dari tidurnya iya bergegas melaksanakan pekerjaan rumah seperti biasa lalu ia bersiap-siap mendatangi sebuah rumah besar di desanya ya itu adalah rumah tuan Daka saudagar terkaya di desa itu dia berharap di rumah Tuan Daka mendapatkan pekerjaan ketika selesai bersiap-siap ya langsung menuju rumah tuan Daka ya mengetuk pintu gerbang rumah tersebut mengucap salam berharap ada jawaban dari dalam tak sedang beberapa lama ia mengucap salam seorang laki-laki menjawabnya dan langsung membukakan gerbang "maaf nona ada perlu apa kau datang ke sini?" Tanya sang satpam dengan ramah "maaf pak saya Yudi saya ndak bertemu dengan Tuan Daka apakah beliau ada saya mempunyai urusan dengan beliau ada yang ingin saya tanyakan " Oalah kalau begitu silahkan masuk saja bu kebetulan bapak ada di dalam" ujar sang satpam dengan hormat. Yuki hanya mengangguk iya memasuki sebuah rumah besar yang itu melewati lorong lorong rumah untuk sampai di ruangan Daka
Yuki berdiri di hadapan sebuah pintu besar tempat Daka bekerja dengan memberikan diri Yuki mengetuk pintu tersebut.
"Assalamualaikum "
Selang beberapa saat terdengar jawaban dari balik pintu
"Waalaukum salam masuk tidak saya kunci"
Yuki menarik napafa setinggi dada dan menghembuska Dengan kasar untuk menenangkan dirinya iya perlahan membuka pintu tersebut dan membukanya ada sedikit keraguan di hatinya mengingat siapa Daka sebenarnya. Namun iya segera menepis fikiran yang bergemuru itu . Dan mulai melangkahkan kaki masuk keruangan itu suasana sinya dan dingin mendominasi ruangan tersebut pemandangan di sekeliling ruangan yang membawa aura mencekam.
"Ada apa kau kemari?" Tanya lelaki itu dengan datar suasananya semakin mengerikan kini Yuki harus memulai dari mana pembicaraan nya ketika sang Daka bertanya di atas kursi yang membelakangi posisi Yuki.
Bab 1 Jeritan malam ber gelombang
11/11/2022
Bab 2 Keram
11/11/2022
Bab 3 Yuki tinggal dibrumah daja6
13/11/2022
Buku lain oleh kenzo oshan
Selebihnya