/0/24057/coverorgin.jpg?v=fd1094b94f91e88087ae939108913a37&imageMogr2/format/webp)
Suasana pagi yang tak kalah sibuk seperti kehidupan orang -orang lainnya. Begitu juga dengan suasan rumah mewah di mana para maid berlalu lalang mengerjakan semua pekerjaan mereka masing-masing.
Suasana dapur yang juga tampak heboh karena sedang menyiapkan sarapan untuk Tuan muda yang mereka sayangi.
Kehebohan itu tak luput dari pantauan seorang pria yang baru saja keluar dari lift rumah mewah berlantai tiga itu. Dia menghampiri seorang bibi, kepala pelayan rumah itu dan berkata padanya. "Bibi!Kenapa kalian heboh sekali? Tuan bilang dia tidak turun sarapan hari ini!" ujar suara itu menghentikan kegiatan para maid.
Wanita paruh baya yang bertugas sebagai kepala pelayan menatap ke arahanya dan bertanya, dengan raut wajah yang cemas. "Apa Tuan muda baik-baik saja, Eiden?"
Pria bernama Eiden itu mengangguk sopan padanya, "Iya. Dia baik-baik saja. Anda tidak perlu mengkhawatirkannya Bibi May. "
"Apa Tuan muda mengkhawatirkan sesuatu? "
Eiden mengangguk singkat. "Ya, mungkin saja. " Eiden berjalan menuju dapur yang sangat luas itu, dia mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas dan meneguknya.
"Apa dia mengkhawatirkan pertemuan dengan calon istrinya hari ini? "
Pffftttt..…
Air menyembur dari mulut Eiden karena terkejut dengan suara Bibi May di belakangnya. Padahal dialah yang tidak menyadari bahwa wanita itu mengikutinya sejak tadi.
"Astaga, Bibi! Kau suka sekali mengagetkanku! "tegurnya.
"Tidak, aku tidak mengagetkanmu!"Protes Bibi May tak terima.
Eiden sedikit berdecak, "Lalu kenapa bibi bisa tiba-tiba di belakangku? "
"Aku mengikutimu sejak tadi! Kau saja yang tidak sadar! "
"Benarkah? Apa bibi bisa melayang di udara makanya aku tidak bisa mendengar langkah kakimu! "
Pletakk...
"Aduhh! Kenapa bibi memukulku!” ringisnya Eiden ketika mendapatkan pukulan cukup keras di bahunya dari sang bibi.
"Kau pikir aku hantu, hah! Nanti ketika aku sudah mati aku akan melayang dan menghantuimu! "sunggut Bibi May, galak.
"Ya ampun Bibi May, aku hanya bercanda! Horor banget pagi-pagi udah bahas hantu!”
Eiden melahap sepotong roti gandum di meja makan, "Seperti yang bibi katakan tadi. Hari inikan Tuan Muda akan bertemu dengan calon istrinya. Dia kelihatan tidak senang,"
"Kenapa bisa begitu? Bibi dengar dia nona dari keluarga Fadekya,bukan? Para pelayan lain bilang dia wanita yang sangat cantik karena seorang model terkenal! " timpal Bibi.
"Ya, memang. Memang sangat cantik, Bi. Tuan muda sedang melihat foto wanita itu di kamar. Tapi dia langsung mencampakan majalah model wanita itu setelah melihatnya,"
"Huhh? Kenapa bisa? "
Eiden mengedikan bahunya, "Ntah! Bibi tahu apa yang Tuan Muda katakan ketika dia baru melihat lembaran pertama majalah itu, "
"Apa?" jiwa kepo Bi May mulai meronta-ronta.
“Dia bilang, ‘Wanita murahan! Berani sekali mereka menikahkanku dengan wanita sepertinya! ‘ Begitu dia bilang!” ujar Eiden dengan memperagakan gaya bicara tuanya yang datar.
Bibi May sampai meringis mendengarnya,“Apa Tuan Muda harus tetap mengikuti pernikahan ini, Eid? Aku tidak tega melihatnya. Jelas sekali Tuan Muda tidak menyukai wanita itu,”
Eiden mengangguk, setuju. “Tapi Bi, kalau Tuan Muda menolak pernikahan ini maka akan menjadi malapetaka besar antara Tuan Muda dan Tuan Besar, Bi! “
“Kau benar. “ Bi May tertunduk sedih, “Aku hanya bisa berdoa semoga dia bisa segera mendapatkan kebahagiaannya. “
“Aamiin, Bi. Kita sama-sama ingin yang terbaik untuk Tuan Muda. “ Eiden tersenyum padanya.
“Aku harus kembali ke atas. Tuan Muda ingin pergi ke suatu tempat sebelum malam nanti bertemu dengan calonnya dan aku harus mengantarnya.“
“Ya. Pergilah! Jaga dia baik-baik”
“Pasti! “ sahut Eiden.
Pria kembali memasuki lift dengan sebotol jus jeruk dan sandwich di tangannya.
Bagaimanapun dia harus memaksa Tuan Mudanya itu agar memakan sesuatu.
Eiden mengetuk pintu lebih dahulu, dan menunggu orang di dalam meyahutnya.
“Tuan, anda harus makan sesuatu sebelum keluar.” kata Eiden setelah pria itu mengizinkannya masuk.
/0/7195/coverorgin.jpg?v=66de677581964fb1265823dbf8169755&imageMogr2/format/webp)
/0/10887/coverorgin.jpg?v=fa43449dedb7a96610a9331b748acfe1&imageMogr2/format/webp)
/0/13378/coverorgin.jpg?v=ccf175b59590ed22905f00b516dbe1e2&imageMogr2/format/webp)
/0/10879/coverorgin.jpg?v=832f849f50e9ff94dbfcfb8d619a6081&imageMogr2/format/webp)
/0/18065/coverorgin.jpg?v=e3ea30fe70602114f61553b6357c16d2&imageMogr2/format/webp)
/0/6677/coverorgin.jpg?v=11f7b2dbd634945e4fe9a13f3394e04f&imageMogr2/format/webp)
/0/3905/coverorgin.jpg?v=80685fced6d4403a026d3d4bb7660cff&imageMogr2/format/webp)
/0/16503/coverorgin.jpg?v=0a6f06fe1619a44b1ef011902c6cc2eb&imageMogr2/format/webp)
/0/19673/coverorgin.jpg?v=25988945196601dde51c6207d83011e0&imageMogr2/format/webp)
/0/15325/coverorgin.jpg?v=bc443b2fe4f706c1171c34a92edb313f&imageMogr2/format/webp)
/0/17276/coverorgin.jpg?v=f48421a3957cf0d2753dcda12edfd578&imageMogr2/format/webp)
/0/17562/coverorgin.jpg?v=20240510133417&imageMogr2/format/webp)
/0/19371/coverorgin.jpg?v=675dc0a4ae540045ea021ae373289abd&imageMogr2/format/webp)
/0/10426/coverorgin.jpg?v=76818ceee2f802563efd68fcee7c15a5&imageMogr2/format/webp)
/0/30175/coverorgin.jpg?v=db14e568f4c595c3e85e350081afdf2a&imageMogr2/format/webp)
/0/18428/coverorgin.jpg?v=864d9da90263f511aa09dd0db2ca3afa&imageMogr2/format/webp)
/0/10891/coverorgin.jpg?v=35954a113c9f1b9eeb4607a5ae7a545e&imageMogr2/format/webp)