Alea Marisa Herlambang adalah gadis 19 tahun yang cantik dan cerdas. Gadis yang selalu patuh pada orang tua dan tidak pernah macam-macam. Setelah ayahnya terlibat kasus korupsi besar yang banyak merugikan negara, Alea bukan hanya ikut menjadi bahan bully semua orang di penjuru negeri, dia juga harus terpaksa berhenti dari kuliahnya dan kehilangan masa depan. Harta keluarganya dibekukan negara, ibunya mendadak struk karena suaminya yang tertangkap bersama wanita muda di sebuah hotel. Alea sudah tidak memiliki apa-apa dan tidak mungkin dia mengharap belas kasihan keluarga paman serta bibinya terus-menerus. Selain itu juga tidak ada yang mau memperkerjakan anak seorang koruptor, semua orang mencaci dan membencinya, bahkan memberi doa buruk untuk mereka. Untuk bisa mengurus ibunya Alea terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu yang anak laki-lakinya juga merupakan teman Alea di kampus. Apakah Alea akan tahan menjalani pernikahan dengan pria yang terlihat lebih pantas menjadi ayahnya? sementara anak laki-laki dari suaminya itu juga mencintai Alea sejak lama dan tidak pernah berhenti mengganggunya.
"Ayahmu adalah seorang koruptor, sekarang semua orang di seluruh penjuru negeri ini juga menbencinya. Walaupun kau tidak tahu apa-apa tapi mereka semua mengenalmu sebagai putri Herlambang dan tidak akan mudah untukmu mendapatkan pekerjaan di manapun, Alea."
Bibi Rosita masih terus bicara sambil mengajak duduk keponakannya baik-baik.
"Sekarang juga sudah tidak ada yang membiayai kuliahmu. Bibi serta paman-pamanmu hanya bisa bantu mengurus ibumu sebisa kami dan tidak mungkin selamanya kami bisa mengurus kalian."
Alea sudah tidak bisa menangis lagi, air matanya sudah kering sejak dua bulan yang lalu ketika ayahnya tersangkut masalah korupsi dan tertangkap tangan di sebuah hotel bersama teman wanitanya. Karena berita itu ibu Alea juga langsung terkena serangan struk dan sekarang dirawat oleh keluarga paman serta bibinya.
Kekayaan keluarga Alea dibekukan oleh negara. Sekarang Alea bukan hanya tidak bisa melanjutkan kuliah lagi tapi dia benar-benar sudah ikut tidak memiliki masa depan. Semua orang membencinya dan benar apa yang dikatakan bibi Rosita 'dia juga tidak akan diterima bekerja di manapun!'
Walaupun seorang anak tidak tahu apa-apa mengenai perbuatan orang tuanya tapi nyatanya dia tetap ikut dihakimi atas dosa mereka.
"Jika kau mau mendengarkan saran pamanmu, menikahlah saja dan terima lamaran tuan Anmar kemarin. Toh, sebentar lagi umurmu juga sudah dua puluh tahun tidak apa-apa menikah agar ada yang mengurus kalian."
Alea masih diam belum bicara apa-apa. Meskipun bibinya bicara pelan-pelan dan tidak ingin memaksa tapi dengan sama sekali tidak diberi pilihan maka artinya akan sama saja. Alea yakin bibi Rosita juga disuruh oleh paman-pamannya untuk membujuk Alea supaya mau menerima lamaran tuan Anmar, seorang duda beranak satu yang anak laki-lakinya juga merupakan teman Alea di kampus.
Alea merasa masih sangat muda, belum mau menikah, Alea masih sanggup bekerja untuk membiayai ibunya, 'tapi siapa yang mau menerima anak seorang koruptor seperti dirinya?' Semua penduduk negeri ini sedang mengutuk keluarganya. Bahkan keluarga paman dan bibinya juga ikut malu dengan kasus korupsi ayahnya. Andai saja Alea tidak ingat masih memiliki ibu pasti dia sudah kabur sejauh mungkin entah ke mana agar tidak merepotkan mereka semua, tapi Alea sedang tidak memiliki banyak pilihan.
"Menurutku tuan Anmar juga tidak buruk. Dia masih bisa memberimu seorang anak, dan ingat Alea!" bibi Rose kembali mengingatkan, "tidak banyak pria yang mau menikahi anak seorang koruptor. Tuan Anmar mau menikahimu karena dia masih ingin memiliki keturunan dari wanita yang lebih muda."
Tanpa kenal putus asa bibi Rosita terus membujuk keponakannya. Pada kenyataannya keluarga mereka bukan keluarga kaya, mustahil mereka bisa terus menanggung biaya hidup Alea serta ibunya.
"Aku masih belum bisa berpikir Bibi tolong beri aku waktu," hanya itu yang bisa diucapkan Alea.
Sang bibi meraih tangan Alea dan mengenggamnya layaknya seorang ibu.
"Bibi mengerti, Alea. Bibi mengerti perasaanmu. Tapi seperti yang Bibi katakan tadi, tuan Anmar orang yang baik. Bibi yakin nanti kau akan mengerti jika di dalam rumah tangga wanita tidak cuma membutuhkan cinta yang menggebu-gebu, kita perlu seseorang yang lebih tenang sebagai sandaran."
Akhirnya Alea mengangguk. "Aku ingin bertemu dengannya dulu."
Bibi Rosita langsung tersenyum meskipun sambil menahan isakan haru. "Percayalah Alea tuan Anmar bukan pria yang buruk dia juga masih tampan andai saja kau mengerti nantinya."
Tentu Alea sudah pernah melihat tuan Anmar, dia pengusaha kaya raya, duda dengan satu anak. Walaupun masih terlihat gagah dan berkarisma tapi tetap saja pria empat puluh tahun akan lebih cocok sebagai ayah Alea. Tuan Anmar sudah dua puluhan tahun menduda sejak kepergian istrinya, dan tiba-tiba mau kembali menikah karena ingin memiliki keturunan lagi.
Bab 1 MASA DEPAN YANG HANCUR
23/01/2022
Bab 2 ANMAR HARIS
23/01/2022
Bab 3 TROY HARIS
23/01/2022
Bab 4 DUA MINGGU SEBELUMNYA
23/01/2022
Bab 5 MAHAR
23/01/2022
Bab 6 ALEA DAN TROY
23/01/2022
Bab 7 CANGGUNG
23/01/2022
Bab 8 DIANTARA AYAH DAN ANAK
23/01/2022
Bab 9 PUTRI SEORANG KORUPTOR
23/01/2022
Bab 10 TEKAT
23/01/2022
Bab 11 PERNIKAHAN
23/01/2022
Bab 12 ISTRI MUDA
23/01/2022
Bab 13 MERASA ASING
24/01/2022
Bab 14 KEINTIMAN
24/01/2022
Bab 15 GADIS BAIK
24/01/2022
Bab 16 HADIAH
24/01/2022
Bab 17 TERJEBAK
24/01/2022
Bab 18 PAGI
24/01/2022
Bab 19 BERBUAT BENAR
24/01/2022
Bab 20 BLUE SAFIR
24/01/2022
Bab 21 KEHAMILAN
24/01/2022
Bab 22 VONIS
24/01/2022
Bab 23 DUKA
24/01/2022
Bab 24 TIGA BULAN KEMUDIAN
24/01/2022
Bab 25 BERTEMU TROY
24/01/2022
Bab 26 GALAU
24/01/2022
Bab 27 MOBIL MEWAH
24/01/2022
Bab 28 TIDAK BERCERITA
24/01/2022
Bab 29 KEBENCIAN
24/01/2022
Bab 30 KABUR
24/01/2022
Bab 31 PULANG KE RUMAH
24/01/2022
Bab 32 MENGINAP
24/01/2022
Bab 33 KEMARAHAN
24/01/2022
Bab 34 BERTENGKAR
24/01/2022
Bab 35 LIONTIN
24/01/2022
Bab 36 JARAK
24/01/2022
Bab 37 SANGAT INGIN HAMIL
24/01/2022
Bab 38 ANAK LAKI-LAKI
24/01/2022
Bab 39 KEKALAHAN
24/01/2022
Bab 40 DUA ANAK MUDA
24/01/2022
Buku lain oleh JEMYADAM
Selebihnya