Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DALAM CENGKERAMAN SANG MAFIA

DALAM CENGKERAMAN SANG MAFIA

JEMYADAM

5.0
Komentar
313.6K
Penayangan
148
Bab

CERITA DEWASA GARIS KERAS! Ketika seorang mafia yang keji menaruh dendam pada wanita yang pernah dia cintai karena sebuah penghianatan. Sebuah jerat licik dia persiapkan untuk menghancurkan keluarga kecil dari wanita yang dia cintai itu tanpa rasa iba. Akankah Amanda sanggup mengalahkan arogansi dan kekejihan seorang Dominic Rodrigues. Tanggal satu akhirnya tetap tiba, Amanda harus kembali datang menemui Dom untuk membayar hutang suaminya atau kalau tidak Dom akan kembali memotong jari suami Amanda satu-persatu. "Puaskan aku, aku tidak mau kau hanya berbaring dan tertelungkup seperti batu!" "Ini hanya se*x kita tidak bercinta!" tegas Amanda. "Terserah apa yang kau ucapkan!" Cerita ini akan mengandung banyak misteri, dendam, kebencian dan plot yang kupastikan tidak akan bisa ditebak oleh pembaca. Rasakan sensasi membaca cerita roman dewasa yang lebih menantang. Siapkan jantung yang sehat! (Aku hanya akan menulis cerita dengan karakter wanita-wanita yang tangguh, karena aku ingin semua wanita menjadi hebat!)

Bab 1 DALAM CENGKERAMAN SANG MAFIA

Dominic Rodriguez benar-benar bukan pria yang akan berbelas kasih, tatapannya keji dan wajahnya suram. Sudah terlalu banyak iblis yang terbelenggu di dalam jiwanya, makhluk-makhluk neraka yang dia pelihara sendiri untuk memangsa habis seluruh sisa kebajikannya.

Amanda berinsud mundur ketika pria itu mulai melangkah maju mendekatinya. Sambil berjalan dia mulai menanggalkan satu-persatu pakaiannya sampai bongkahan otot di tubuh kecoklatan itu tak terbalut oleh apapun lagi. Tidak ada kata lain untuk menyimpulkan deskripsi dari tubuh seorang Dominic Rodriguez selain 'mengerikan'. Berbagai bekas sayatan pernah menjamah tiap jengkal tubuhnya. Amanda hanya semakin ngeri bagaimana pria masih bisa hidup dengan bekas luka sebanyak itu. Dadanya tebal, membusung tegap dengan taburan bulu kasar, otot lengan dan kakinya terlihat liat meregang, kombinasi yang mengerikan untuk ditemui seorang diri di sebuah kamar yang sedang terkunci. Amanda tidak akan bisa kabur ke manapun, atau mungkin dirinya juga akan mati di tempat tersebut.

"Singkirkan pakaianmu!" sadis suara yang berdesis dari sela gigi kasarnya. "Kau bukan lagi gadis suci yang belum pernah melayani laki-laki!"

Dengan jemari tangannya yang gemetar Amanda berusaha melepasi sendiri pakaiannya, ikut menjatuhkannya satu-persatu ke lantai hingga tubuh bugilnya terlihat pucat di tengah ruangan suram agak gelap yang akan segera menjadi tempat penyiksaannya.

Amanda terus berinsud mundur dan Dom semakin mendekat. Udara panas yang dihembuskan dari napas pria kasar itu ikut menyapu kulit wajah Amanda yang terus merinding. Pria itu sangat besar hampir tiga kali lipat ukuran tubuh Amanda. Dagu Amanda segera dicekal dengan cengkeraman kaku hingga menengadah, bibirnya dirampas kasar dan Amanda merasa jijik. Lidah pria itu mendesak ke dalam tenggorokannya sampai Amanda tersengal kehabisan napas untuk menghirup udara.

"Layani aku seperti saat kau melayani suamimu!" suara baritonnya terdengar semakin serak dan berat di tengah atmosfer hening yang dingin mencekam.

Amanda segera berbaring. "Lakukan saja sesukamu!" Dia balas menatap pria di hadapannya dengan berani, pria yang juga pernah mengisi hatinya tapi kali ini sedang dia tatap dengan penuh kebencian.

Dom tidak perduli, dia langsung menarik kaki Amanda sampai pinggul wanita itu terseret ke tepi ranjang dan dia rentangkan lebar-lebar. Dom berhenti sejenak untuk memperhatikan wanita yang telah terpampang di hadapannya, Amanda masih sangat merah dan cantik, bahkan puncaknya langsung berdenyut ketika dia sapu sedikit dengan ujung jari.

"Wanita memang mahluk yang lemah!"

Dom segera meremas miliknya sendiri sampai mengeras dan sengaja membiarkan Amanda meyaksikan perbuatannya dengan kaki terentang untuk disapu udara telanjang.

"Kau akan menenggelamkannya dan berdenyut-denyut untukku!"

Dom terus meremas sendiri sampai meregang kaku terbalut pembuluh darah yang menebal hingga ke urat-urat di pangkal paha dan panggulnya yang kencang bertabur bulu ikal kasar.

"Lihat aku dan jangan berani berpaling karena kau harus tahu jika aku yang sedang mengisimu!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh JEMYADAM

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku