Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri Tawanan Tuan Muda

Istri Tawanan Tuan Muda

Rieska Karisha

5.0
Komentar
3.5K
Penayangan
48
Bab

Untuk membalaskan dendam pada Sonny Wilson yang sudah mengkhianati Ayahnya. Seorang Billionaire muda yang tampan dan arogan bernama Evan Halbert. Sengaja menikahi anak Sonny, Caitlyn Wilson. Untuk dijadikan tawanan. Ia terus memperlakukan Caitlyn dengan sangat buruk. Namun, diam-diam ia jatuh cinta pada gadis itu. Apakah cinta Evan bisa menutupi dendamnya?

Bab 1 Chapter Satu

Seorang lelaki tampan keluar dari sebuah private jet kelas eksklusif di sebuah bandar udara. Ia menggunakan kacamata hitam sambil menatap luasnya hamparan lapangan terbang di hadapannya. Seorang lelaki berjas hitam menyambut kedatangannya dengan wajah gembira.

"Selamat datang kembali, Tuan Muda," ujar lelaki empat puluh tahunan itu. Lelaki itu tidak menjawab. Ia berjalan ke arah mobil mewah yang sudah menunggunya. Luke Anderson sang asisten langsung membukakan pintu dengan cepat.

"Dimana Adam? Kenapa dia tidak ikut menyambut kedatanganku?" tanya Evan Halbert. Anak dari Steven Halbert yang menjadi orang terkaya di negeri ini. Dia pemilik perusahaan Taxon Group yang lebih dikenal sebagai perusahaan pengendali uang disini. Taxon Group adalah sebuah perusahaan pemberian pinjaman terbesar di negara ini. Selain itu ia juga memiliki beberapa supermall, real estate dan showroom kendaraan dari kelas mewah hingga umum. Meskipun bunga yang diberikan cukup besar, tapi orang-orang sering meminjam di tempat ini dengan berbagai alasan. Meskipun pernah mengalami kebangkrutan karena ada salah satu pihak yang berkhianat. Tetapi, di tangan lelaki ini perusahaan itu kembali melambung tinggi melebihi sebelumnya. Ia berhasil mencari investor dari luar negeri. Sehingga usaha sang Papa pun bisa kembali berjalan dan lebih cepat lagi.

"Tuan Adam sudah menunggu Tuan Muda di sebuah tempat. Kita harus kesana sekarang," jawab Luke. Evan hanya mengangguk. Sambil memalingkan wajah ia membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Ia memang sudah diberitahu oleh adik mendiang Papanya itu kemana mereka akan bertemu setelah ia tiba.

Tak butuh waktu lama Evan sudah berdiri di hadapan batu nisan besar bertuliskan Steven Halbert lengkap dengan tanggal kematiannya. Evan menghembuskan nafas beratnya mengingat kejadian sepuluh tahun silam itu. Ia yang baru saja kembali ke rumah sang kakek di Stockhold. Tidak bisa pulang dengan alasan pribadi. Mungkin terdengar egois, tapi semua orang memaklumi itu. Evan menghapus air matanya yang mengalir di balik kacamata hitamnya itu. Sang Paman mengetahui perasaan Evan langsung menepuk pundak lelaki itu dengan lembut.

"Tak perlu menyesali apa yang sudah terjadi, Evan! Kakak juga tau keadaanmu saat itu sedang tidak baik-baik saja," ujar Adam menenangkan ponakannya. Evan berjongkok untuk menatap batu nisan itu dari jarak yang lebih dekat.

"Aku akan membalas setiap sakit hati yang kau rasakan, Dad," gumam Evan mantap.

Di tempat lain. Seorang gadis cantik baru saja lulus kuliah dengan nilai terbaik. Ia keluar dari area kampus dengan mata yang tertutup rapat oleh tangan sahabatnya.

"Kemana lagi kita akan pergi? Apakah ini masih belum sampai?" tanya gadis yang bernama Caitlyn Wilson itu.

"Sabar, Sayang. Lima langkah lagi kau akan mendapatkannya," balas Jenny Theron, sang teman.

"Aku pikir kita sudah terlalu jauh berjalan dari tempat wisuda tadi," protes Caitlyn mengomel.

"Baiklah. Baiklah. Dalam hitungan ketiga. Bersiaplah untuk terkejut. Oke. Satu... dua... tiga!" Jenny membuka mata Caitlyn dan seketika gadis membuka mulutnya lebar-lebar. Meskipun tampak ada guratan ekspresi kecewa di wajahnya, tapi ia tetap berusaha tersenyum.

"Ayah. Bukannya Ayah sudah bersamaku sejak tadi. Kenapa tiba-tiba menjadi hadiah kejutan ku," kata Caitlyn pura-pura kesal.

"Tunggu! Kamu harus lihat ini!" balas Sonny Wilson lalu berjongkok. Seketika tampak sosok lelaki tampan yang menggunakan seragam polisi berdiri di belakangnya

"Kejutan!" ujarnya sambil menggoyangkan buket bunga di tangannya.

"Max," gumam Caitlyn dengan senyum bahagia. Ia berlari kecil ke arah lelaki itu kemudian memeluknya dengan erat.

"Kau jahat! Bukannya kau bilang tidak bisa datang karena sedang bertugas di luar kota?" Caitlyn memarahi Max sambil memukul lengan kekarnya pelan. Lelaki itu hanya tersenyum geli melihat tingkah teman baiknya itu marah.

"Hahaha. Aku pikir kau sudah lebih dewasa dari sebelumnya. Tapi, sepertinya nilai terbaikmu tidak merubah kepribadianmu," ejek Max.

"Hei! Kau mau mengejekku lagi!"

"Sudah. Sudah. Jangan bertengkar. Kita harus simpan energi untuk pesta nanti malam. Oke?" kata Jenny sambil merangkul pundak kedua sahabatnya itu.

"Oke," balas Caitlyn dan Max bersamaan.

Diam-diam Caitlyn mencuri pandang pada Max. Ia sangat senang lelaki itu ada disini sekarang. Sebenarnya ia sudah lama mencintai lelaki itu. Tetapi, ia belum berani mengatakannya secara langsung. Meskipun begitu teman-temannya sudah mengetahui hal itu. Sehingga, mereka menyusun rencana untuk mendekatkan Caitlyn dan Max. Tentu saja atas persetujuan Caitlyn.

Sore harinya Caitlyn datang ke Apartemen Mia. Teman baik Caitlyn juga yang tidak bisa datang ke acara kelulusannya karena sedang sakit. Caitlyn yang cemas membawakannya sup daging spesial agar Mia cepat sembuh. Dia memang lulus lebih cepat dari Jenny dan Mia karena kecerdasannya yang melebihi kedua sahabatnya itu.

Caitlyn memencet bel di samping pintu masuk apartemen Mia. Tetapi, Mia tak kunjung membukakan pintu. Sehingga Caitlyn mengulanginya beberapa kali karena semakin cemas.

"Tunggu! Tunggu!" Mia berteriak sambil membukakan pintu. "Caitlyn!" pekiknya terdengar kaget.

"Hai, Mia! Kudengar kau sedang sakit. Jadi, aku datang untuk memberikanmu sup daging ini agar kau cepat sehat!" ujar Caitlyn sambil menunjukkan tempat makan di tangannya.

"Ehms.... Caitlyn. Kenapa kau tidak memberitahuku dulu sebelum kau kemari?" tanya Mia dengan logat yang aneh. Dia bahkan terkesan gelagapan.

"Aku tidak sempat, Mia. Setelah membuat sup ini aku langsung cepat-cepat membawanya ke sini. Aku benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu sekarang. Aku ingin kau memakannya selagi hangat. Kau tau kan sup ini sangat baik untuk kesehatan," kata Caitlyn sambil berjalan masuk ke dalam. Mia semakin gugup.

"Tapi, Caitlyn. Aku sudah cukup sembuh. Kau tidak perlu terlalu khawatir." Mia berusaha untuk menghalangi Caitlyn masuk lebih dalam apartemen itu. Namun, Caitlyn yang sudah terbiasa ada disana. Tidak begitu mengindahkan tingkah konyol Mia. Ia menyentuh kening sahabatnya itu. Lalu menggeleng pelan.

"Sudahlah, Mia. Jangan banyak bercanda. Tubuhmu masih panas. Kedua pipimu saja masih terlihat merah. Kau harus secepatnya memakan makanan ini. Aku yakin setelah ini pasti kau sembuh." Caitlyn mendorong pelan pundak sahabatnya itu yang masih terasa sedikit panas. Kemudian ia berjalan ke arah dapur. Namun, saat melewati kamar Mia yang terbuka. Tiba-tiba ia terkejut dan menjatuhkan wadah makan itu.

Prangg!

Tentu saja suara bising itu membangunkan lelaki yang sedang tidur di atas ranjang. Reflek lelaki itu beranjak dari tidurnya. Kemudian mereka berdua saling berpandangan untuk beberapa saat. Mata Caitlyn membulat melihat dada bidang lelaki itu hanya ditutupi selimut. Caitlyn reflek balik badan. Air matanya sudah berkumpul di pelupuk mata.

"Max," gumam Caitlyn rak percaya. Tepat saat itu air matanya seketika mengalir deras.

"Caitlyn," ujar Max terkejut juga.

"Caitlyn! Caitlyn! Kau harus mendengarkan penjelasanku!" kata Mia dengan cepat. Caitlyn langsung mengibaskan tangan sahabatnya itu.

"Mia! Bukankah kau sudah tau aku sangat mencintai Max? Kenapa kau bisa melakukan ini padaku? Bukankah selama ini kau mendukung hubunganku dengannya? Tapi, kenapa di belakang kau menghianatiku?" Caitlyn berucap dengan air mata yang mengalir deras.

"Maafkan aku, Caitlyn. Kau harus mendengarkan penjelasanku!" ujar Mia dengan menangis juga.

"Tidak, Mia. Kau jahat! Kau jahat!" Caitlyn berlari keluar dari apartemen itu dengan sakit hati. Ia tidak pernah berpikir jika sahabat yang selalu bisa diandalkan untuk mendekatkan dirinya dengan Max kini menjadi duri dalam perjalanan cintanya.

"Caitlyn tunggu!!" teriak Mia dan Max bersamaan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rieska Karisha

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Istri Tawanan Tuan Muda
1

Bab 1 Chapter Satu

18/01/2024

2

Bab 2 Chapter Dua

18/01/2024

3

Bab 3 Chapter Tiga

18/01/2024

4

Bab 4 Chapter Empat

18/01/2024

5

Bab 5 Chapter Lima

18/01/2024

6

Bab 6 Chapter Enam

18/01/2024

7

Bab 7 Chapter Tujuh

18/01/2024

8

Bab 8 Chapter Delapan

18/01/2024

9

Bab 9 Chapter Sembilan

18/01/2024

10

Bab 10 Chapter Sepuluh

18/01/2024

11

Bab 11 Chapter Sebelas

07/02/2024

12

Bab 12 Chapter Dua Belas

07/02/2024

13

Bab 13 Chapter Tiga Belas

07/02/2024

14

Bab 14 Chapter Empat Belas

10/02/2024

15

Bab 15 Chapter Lima Belas

10/02/2024

16

Bab 16 Chapter Enam Belas

10/02/2024

17

Bab 17 Chapter Tujuh Belas

10/02/2024

18

Bab 18 Chapter Delapan Belas

28/02/2024

19

Bab 19 Chapter Sembilan Belas

28/02/2024

20

Bab 20 Chapter Dua Puluh

28/02/2024

21

Bab 21 Chapter Dua Puluh Satu

29/02/2024

22

Bab 22 Chapter Dua Puluh Dua

29/02/2024

23

Bab 23 Chapter Dua Puluh Tiga

29/02/2024

24

Bab 24 Chapter Dua Puluh Empat

01/03/2024

25

Bab 25 Chapter Dua Puluh Lima

02/03/2024

26

Bab 26 Chapter Dua Puluh Enam

04/03/2024

27

Bab 27 Chapter Dua Puluh Tujuh

04/03/2024

28

Bab 28 Chapter Dua Puluh Delapan

06/03/2024

29

Bab 29 Chapter Dua Puluh Sembilan

07/03/2024

30

Bab 30 Chapter Tiga Puluh

09/03/2024

31

Bab 31 Chapter Tiga Puluh Satu

09/03/2024

32

Bab 32 Chapter Tiga Puluh Dua

11/03/2024

33

Bab 33 Chapter Tiga Puluh Tiga

11/03/2024

34

Bab 34 Chapter Tiga Puluh Empat

13/03/2024

35

Bab 35 Chapter Tiga Puluh Lima

16/03/2024

36

Bab 36 Chapter Tiga Puluh Enam

18/03/2024

37

Bab 37 Chapter Tiga Puluh Tujuh

22/03/2024

38

Bab 38 Chapter Tiga Puluh Delapan

24/03/2024

39

Bab 39 Chapter Tiga Puluh Sembilan

30/03/2024

40

Bab 40 Chapter Empat Puluh

31/03/2024