Bagaimana jadinya jika pembantu rumah tangga seorang lelaki alim adalah seorang model majalah dewasa? Apakah yang akan terjadi setelahnya? Apakah Alfarezi sang cowok alim tetap teguh dalam pendiriannya? Atau justru Aruna si model sexy yang akhirnya tobat? Namun, kenapa hati Alfarezi selalu berdebar setiap kali mereka berdekatan. Bahkan, sedetik pun ia tak bisa melupakan pesona si wanita penggoda iman. Penasaran dengan kelanjutan cerita mereka berdua? Yuk, baca cerita selengkapnya! Tapi, khusus 18+ ya...
"Yak.... Oke.... Tahan.... One. Two. Three," ucap Andreas sambil mengintip dari balik lensa kameranya. Cekrek! Sebuah gambar hot pun langsung terbentuk di dalam kamera Digital SLR canggih itu.
Bayangkan saja. Aruna, sang Model tengah memakai kostum ala Sailor Moon yang sangat pendek dan hampir membuat gunung kembarnya yang masih terlihat kenyal dan ranum itu meloncat dari bra yang berukuran satu tingkat dibawah ukuran biasanya ia pakai. Belum lagi posenya yang semakin menggairahkan. Pantas saja jika para lelaki hidung belang langsung terangsang tiap kali memandangi foto tekuk tubuhnya yang aduhai.
"Nice!" ucapnya lagi sambil memandangi foto-foto yang berhasil dijepretnya tadi. "Oke. Kita sudahi dulu sampai disini! Udah larut malam juga. Kita bisa lanjutin lagi besok," titahnya pada semua kru yang ada di ruangan itu.
"Oke," balas mereka sambil sibuk merapikan tugasnya masing-masing. Begitu pun dengan Aruna yang langsung berjalan ke arah ruang ganti. Namun, belum sempat ia keluar dari ruangan itu Andreas kembali menahannya.
"Aruna," panggil Andreas yang seketika mengurungkan niat Aruna untuk membuka pintu. Gadis cantik nan sexi itu pun segera menoleh.
"Iya. Kenapa Mas?" tanya Aruna sambil menatap lelaki tampan itu berlari kecil mendekat.
"Nggak papa sih. Cuma... gue pengen nganterin loe pulang. Loe mau, kan?" Aruna pun tersenyum manis mendengar ucapan sang fotografer sekaligus pemilik perusahaan majalah dewasa tempatnya bekerja.
"Tapi kan gue bawa mobil sendiri?" balas Aruna sambil tersenyum malu-malu. Sebenarnya sejak awal kali bertemu. Aruna sudah memendam perasaan lebih pada lelaki itu.
"Haha. Tinggal saja disini. Besok biar gue yang jemput elo lagi? Mau ya?"
"Oke deh. Kalau gitu gue ganti baju dulu ya."
"Oke. Gue tunggu sini. Jangan lama-lama ya."
"Siap, Bos," balas Aruna sambil memberikan hormat. Wanita cantik nan bahenol itu pun berjalan ke arah ruang ganti. Tanpa ia sadari Andreas kembali mengambil gambarnya yang sedang berjalan menjauh.
"Hanya berjalan saja dia terlihat sexi," gumamnya sambil melihat hasil jepretannya tadi.
*********
Kehidupan mewah kini selalu membayangi Aruna Jezima. Semenjak wanita berkelahiran dua belas April tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh lima itu menjadi model di majalah 'Amazing Adult'. Dunia seakan selalu berpihak kepadanya. Mulai dari bayarannya yang tidak tanggung-tanggung, barang-barang branded, mobil mewah dan apartemen kelas atas pun sudah berada di dalam genggamannya. Bahkan, tak sekali dua kali Andreas memberinya hadiah berupa perhiasan berharga selangit dengan alasan sudah meningkatkan penjualan di perusahaan tempatnya bekerja.
Whatever lah, itu benar atau hanya alibi karena sebenarnya Andreas sudah jatuh hati padanya. Namun, yang jelas Aruna hanya bisa menikmatinya saja.
'Pantesan semua lelaki suka sama elo, Aruna. Loe sangat mengagumkan,' batinya sambil mengamati refleksi dirinya di dalam cermin datar yang berada di dalam genggamannya. Lalu ia pun menautkan kedua bibirnya agar lipstick merah maroon yang baru saja dioleskan ke atas permukaan bibirnya bisa menempel dengan rata.
"Wah. Warna itu cocok di bibir loe. Pas sama warna kulit wajahnya loe yang putih bersih," ujar Denada. Rekan seprofesi Aruna. Meskipun nasibnya tak sebaik Aruna tentunya.
Aruna pun tak langsung menjawab. Ia malah kembali mengamati bayangannya yang semakin mempesona.
"Oke deh. Gue ambil yang ini. Loe pilih aja mau ambil yang mana. Ntar gue yang bayar," balasnya pada teman yang sudah memasukkannya ke dalam dunia modeling plus plus itu.
"Loe emang temen gue. Gue ambil ini semua ya?" sahut Denada sambil meraup beberapa jenis alat make-up yang sudah dipilihnya sejak tadi.
"Iya. Kayak nggak sering aja deh loe. Yuk, ke kasir!"
Mereka berdua pun segera berjalan ke arah kasir untuk membayar semua barang yang akan mereka berdua beli. Setelah itu mereka pun melanjutkan acara shopping mereka.
"Eh, itu distro baru. Yuk, cepetan kita kesana!" ajak Denada dengan penuh semangat. Sambil menarik tangan Aruna agar mengikuti langkahnya.
"Oh, iya bener. Ayo kita kesana." Aruna tak kalah antusias.
Mereka berdua pun bergegas masuk ke dalam salah satu distro yang menyediakan baju bermerek itu. Walau berdesakan mereka berdua tetap saja keukeuh untuk masuk ke dalam. Maklum, masih buka diskon. Jadi, banyak orang yang datang untuk berbelanja atau sekedar cek harga saja.
"Permisi. Permisi. Permisi," ujar Aruna dan Denada sambil menyeruak orang-orang yang menghalangi jalan mereka berdua. Walau terlihat jengkel, tapi tetap saja mereka memberikan jalan untuk kedua cewek cantik itu.
Tak butuh waktu lama Aruna dan Denada pun sudah tenggelam di antara ribuan gantungan gaun-gaun modis nan seksi. Cocok sekali untuk menunjang penampilan mereka yang harus selalu tampil cantik dan menarik. Saat mereka sibuk memilih tak terasa mereka berdua pun berjalan kian berjauhan.
Hingga di ujung gantungan dress yang berisi ibu-ibu. Tiba-tiba seseorang ada yang berani meremas bokong Aruna dari belakang. Tentu saja, wanita asli keturunan Jawa-Belgia itu langsung menoleh. Mencari tau siapa gerangan yang sudah melecehkan martabatnya sebagai kaum hawa seperti ini. Namun, ia tak menemukan siapa-siapa kecuali para ibu-ibu yang masih sibuk memilih baju sesuai selera mereka. 'Mungkin ada yang tidak sengaja menyenggol bokong gue,' batin Aruna lalu ia kembali memusatkan perhatian pada baju-baju di depannya.
Dengan telaten ia pun membuka satu persatu gantungan yang berada di depannya. Sampai ketika pandangannya fokus menatap baju-baju di depannya. Kejadian tak mengenakkan itu kembali terulang. Seketika Aruna pun membalikkan badannya. 'Kalau cuma sekali. Mungkin ini bisa disebut tak sengaja. Tapi, kalau sudah dua kali. Kayaknya gue harus waspada,' ujarnya dalam hati sambil menatap curiga satu per satu wanita yang ada di sekitarnya. Dan sesaat kemudian seseorang memeluk pinggangnya tanpa permisi.
"Eh, elo breng...." Aruna pun membatalkan makiannya. Saat menyadari siapa orang yang sudah memeluknya itu.
"Kenapa sih loe? Kok malah teriak gitu?" tanya Denada bingung dengan sikap temannya itu. Orang-orang di sekitar pun kembali melanjutkan aktivitasnya setelah kaget dan menatap ke arah Aruna sejenak.
"Ye.... Elo tuh yang kenapa? Kenapa suka banget bikin gue kaget," balas Aruna sambil menoel hidung mancung Denada. Walau tetap saja tak semancung dirinya.
"Hehe. Sorry deh. Gimana? Loe udah pilih baju berapa? Mumpung ruang coba lagi sepi. Kita cobain yuk!" ajak Denada.
"Ayuk!" balas Aruna kemudian. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menceritakan kejadian tadi pada sahabatnya itu.
Lalu keduanya segera berjalan ke arah ruang coba. Karena di tempat itu memang sedang terlihat sepi. Kedua cewek itu pun bisa masuk ke dalam ruang yang hanya ditutupi kelambu dan letaknya yang berjejeran.
Aruna menggantung baju-baju yang akan dicobanya ke tempat yang sudah disediakan. Kemudian ia pun membuka jaket jeansnya lalu selanjutnya ia memegang ujung tanktop yang melekat erat di tubuh indahnya untuk segera dilepaskan. Baru saja ujung itu sampai di atas gundukan kenyal di tubuh bagian depannya. Tak sengaja dari cermin besar di depannya. Ia menatap gerakan kelambu yang terlihat seperti ada yang menyenggolnya dari luar.
"Siapa ya?" gumamnya mengira-ira. Aruna pun langsung menghentikan gerakannya. Ia ksegera mengembalikan posisi tanktop berwarna hitam itu seperti semula.
Kemudian dengan jantung yang berdebar kencang. Ia berjalan pelan-pelan, nyaris tak bersuara ke arah kelambu itu. Dug. Dug. Dug. Jantungnya pun terasa ingin meloncat saat kedua tangannya dengan hati-hati menggenggam kelambu itu. 'Satu.... Dua....' Dia pun menghitung dalam hati. 'Tiga.'
Bab 1 Aruna Jezima
06/09/2023
Bab 2 Tak Terduga
06/09/2023
Bab 3 Bikin Greget, Ah!
06/09/2023
Bab 4 Malam Ulang Tahun
06/09/2023
Bab 5 Seperti yang Kuinginkan
06/09/2023
Bab 6 Malam yang Ternoda
06/09/2023
Bab 7 Siapa Dia
06/09/2023
Bab 8 Memang Harus Begini
06/09/2023
Bab 9 Apapun, Demi Bisa Sukses!
06/09/2023
Bab 10 Bikin Keblinger
06/09/2023
Bab 11 Bukan yang Kuinginkan
10/09/2023
Bab 12 Kenapa Jadi Begini
11/09/2023
Bab 13 Pak Kus Sadar
11/09/2023
Bab 14 Kau Memang Sialan
12/09/2023
Bab 15 Ketangkap Sedang Basah
12/09/2023
Bab 16 Hampir Saja
13/09/2023
Bab 17 Siapa Dia
13/09/2023
Bab 18 Bukan Andreas
14/09/2023
Bab 19 Sungguh Teganya
14/09/2023
Bab 20 Memilih Kabur
15/09/2023
Bab 21 Dari Kandang Macan Ketemu Singa
15/09/2023
Bab 22 Andreas Kelabakan
16/09/2023
Bab 23 Menjadi ART
16/09/2023
Bab 24 Ke Pasar Bareng
17/09/2023
Bab 25 Dikira Pengantin Baru
19/09/2023
Bab 26 Pak Al yang Baik Hati
21/09/2023
Bab 27 Bekal Spesial Untuk Al
22/09/2023
Bab 28 Es Rujak Krim
23/09/2023
Buku lain oleh Rieska Karisha
Selebihnya