Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Werewolf's Sacrifice

The Werewolf's Sacrifice

Oliver Hale

5.0
Komentar
12
Penayangan
9
Bab

Daniel Aku harus melakukan sesuatu secepatnya. Harus menghentikan kegilaan yang dilakukan oleh Alpha kawananku yang gila. Namun, aku terlalu lemah. Aku hanya sendiri dan seluruh kawanan ini begitu tak sabar untuk mengoyak leherku. Outcast, mereka memanggilku, dan aku memiliki sesuatu yang mereka inginkan, meskipun aku tidak tahu apa itu. Hingga aku bertemu dengannya. Sesuatu yang mereka inginkan. Pengorbanan terakhir yang mereka butuhnya. Satu-satunya harapkan yang sangat kubutuhkan. Seorang begitu berani sekaligus rapuh disaat yang sama. Kawanan yang menghancrukan kehidupanku menginginkannya, dan mereka harus melangkahi mayatku sebelum dapat menyentuh bahkan seujung rambutnya. Fiona Aku selalu menginginkan kemandirian, dan rumah masa kecilku adalah satu-satunya harapan yang dapat kumiliki di perekonomian yang mencekik ini. Sehingga aku tanpa ragu mengambil kesempatan itu dan pindah ke kota kecil bernama Moonvile. Hingga kemudian aku menyadari bahwa kota ini lebih mengerikan daripada yang kupikirkan. Aku mungkin tidak takut pada hal gaib, tetapi Manusia Serigala yang berkeliaran di hutan itu berbeda. Mereka akan menyakitiku. Aku terkepung, dan takkan bisa melarikan diri. Satu-satunya kesempatan yang kumiliki adalah Manusia Serigala yang bersumpah akan melindungiku. Aku tahu dia tidak menginginkannya dengan cuma-cuma. Aku harus menyerahkan diriku, dan begitu mendapatkannya, dia menginginkan hatiku. Namun, apakah aku mampu memberikan hatiku di atas nampan dengan sukarela?

Bab 1 Pengorbanan 1

"Darah yang suci telah dikorbankan untuknya. Alpha yang terkutuk akan terbangun dari tidur panjangnya."

Aku mengalihkan perhatian dari Alpha yang baru saja mengorbankan mate-nya sendiri di atas altar. Sungguh gadis yang malang. Dia berharap Mate-nya akan melindungi dan mencintainya, tetapi sayang sekali, dia hanya diperdaya dan dikorbankan di atas altar seperti seekor kambing.

Aku sudah bisa merasakan gempa itu begitu darah sang gadis diteteskan ke altas. Alpha serakah sialan selalu melahap apa pun untuk menjadi lebih kuat, menguasai kelompok lain, dan berusaha menjadi yang terkuat. Selalu berusaha menguasai segala hal. Tidak peduli bila itu akan menghancurkan mereka sendiri.

Angin mulai berderu. Aku mulai mendengar bisikan-bisikan yang semakin keras dalam kegelapan. Begitu memikat seolah memanggil orang-orang dengan pikiran yang lemah untuk pergi ke hutan dan menghilang. Ditelan kegelapan dan Alpha terkutuk yang berusaha mereka bangunkan.

Aku tak butuh kekuatan yang diinginkan Alexander Hunt yang serakah itu, berusaha menghabncurkan dan mengintimidasi semua orang seolah dialah Alpha yang kawanan butuhkan dan akan membawa kawanan dalam kemakmuran yang abadi. Seolah semua orang harus merendahkan diri dan tunduk padanya seperti domba-domba yang digembala. Lelaki itu membuatku duduk bersila di atas tanah yang kotor, memaksaku menundukkan kepala, dan tunduk padanya. Aku nyaris tidak menatapnya lebih dari sekilas saat dia masuk ke ruangan dengan kroni-kroninya.

Melihat hal itu membuatku mendengus, dan itu sepertinya membuatnya kesal.

"Apa kau mendengarku, Serigala Lemah?" bentaknya, dan genggamannya pada buku catatannya itu mengerat. Buku usang terkutuk itu selalu berada dalam genggamannya. Dia tidak akan pergi kemana pun tanpa membawa buku itu.

"Aku mendengarmu." Aku menghela napas berat, dan bersandar ke belakang agar bisa menatapnya tanpa terlihat seperti seekor anjing yang menatap ke arah tuannya. "Maafkan aku karena tidak bersorak seperti fansmu, Alex. Fakta bahwa kau berada di sini setelah membangkitkan karakter halusinasimu dari dalam gua setelah mengorbankan matemu sendiri membuatku sadar bahwa Alpha terkutuk yang yang puja belum bangun untuk menjadi kaki tangan kecilmu."

Ekspresi wajahnya menggelap. Matanya menajam dan berbahaya. Dia menggeram dan menunjukkan taring-taring serigalanya. Aku tahu bahwa aku sedang berjalan ujung tanduk untuk membujuknya menghancurkanku. Aku tahu bahwa dia membenciku sejak kami bertemu mata. Karena aku adalah anak dari manusia dan ayahnya yang seorang alpha membuatnya berpikir aku adalah makhluk yang inferior. Kenyataan bahwa aku bisa mengalahkannya di pertarungan membuat kebenciannya memuncak hingga ke ubun-ubun, dan aku dengan senang hati memprovokasi kemarahannya.

Aku mengangkat bahu. "Jadi, kau di sini untuk menjalankan tugasmu. Namun, karena kau tidak ingin mengotori tangan kecilmu yang 'suci' itu, kau memaksaku untuk menjalankannya sebelum aku akan dikurung karena kau takut padaku."

Buku-buku jari Alex telah memutih. Aku bisa melihat kuku-kukunya mulai tumbuh dan aku yakin dia ingin menghancurkanku saat ini juga. Memaksaku tunduk pada egonya yang tinggi itu. Namun, aku tidak akan tunduk, meskipun secara teknis dialah yang memegang nyawaku.

"Aku akan memiliki tugas untukmu, Darah Campuran sialan," katanya, suaranya tegang, kemarahan yang hampir tidak bisa ditahan. "Daripada menyia-nyiakan waktumu untuk berucap menggunakan lidahmu yang picik itu, kecuali kau ingin aku memotongnya dan membuatmu tak bisa bicara selama setahun?"

Terdengar suara tawa dari salah satu serigala di belakangnya, dan aku menatapnya tetapi tidak mengatakan apa pun. Alex tidak pernah bermain-main dengan ancamannya. Aku mungkin bisa menumbuhkan kembali lidahku, terima kasih pada kemampuan regenerasi serigalaku yang luar biasa, tetapi aku tidak ingin membisu selama setidaknya satu tahun. Serigala di yang tertawa tu adalah putrinya, Elena, berbau aroma vanila buatan yang pahit dan semua bahan kimia dalam riasannya. Sementara di sebelahnya, saudara kembarnya, Elias, berbau semprotan tubuh dan gel rambut murahan. Memuakkan. Aku benci seluruh bau-bauan buatan yang mereka gunakan untuk menarik para manusia.

"Malam ini, pada tengah malam, aku ingin kau pergi ke kediaman keluarga Jefferson. Pergi secara diam-diam dan pastikan tidak ada yang melihatmu. Culik putri terkecil mereka. Lalu bawa jasadnya ke mari. Apakah itu dimengerti?"

Hatiku mencelos. Aku tahu apa yang akan dia lakukan pada gadis kecil yang tidak berdosa itu. Pengorbanan. Darah suci yang dia perlukan selanjutnya untuk membangkitkan Alpha terkutuk yang dia dapatkan informasinya secara turun temurun. Legenda yang tidak pernah ada yang berhasil mengungkapkan kenyataannya.

Aku ingin menghentikannya dan memberontak, tetapi tidak bisa. Aku akan mati sebelum berhasil menyentuh ujung rambutnya. Sehingga aku hanya mampu menggigit lidahku dan berkata, "Mengerti."

Sembari menyelinap di kediaman keluarga Jefferson yang sedang berbahagia atas ulang tahu putri kecilnya, aku menutup mata dan melemparkan semua kebencian dan amarah yang membara di hatiku pada Alex. Dia lah yang memaksaku melakukan ini. Dialah yang memaksaku menghancurkan keluarga kecil hangat yang berbahagia itu.

Suatu hari nanti, aku akan menemukan mateku dan menjadi lebih kuat. Jauh lebih kuat dan mengumpulkan serigala-serigala yang ingin memberontak. Aku akan menghancurkan kerajaan kecilnya yang konyl dan membalas dendam. Aku akan membunuhnya dan seluruh keluarganya. Satu persatu hingga Alex akan melolong ke langit dan memohon agar aku memaafkannya, tetapi aku takkan memaafkannya. Aku akan menikmati lolongannya dan menggoroknya dengan cakarku sendiri. Sekali lagi, sebuah pemikiran yang indah.

Tapi, aku tetap tidak dapat menemukan mateku. Aku tidak bisa menemukan satu-satunya kunci untuk membangkitkan kekuatan terbesarku dan membentuk kawanan untuk melawan kerajaannya yang mengerikan. Kalau sampai dia berhasil membangkitkan alpha terkutuk itu, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk melawan. Aku akan dihancurkan dan dipamerkan seperti potongan kepala rusa yang dia pamerkan di atas perapian.

Membayangkan dirinya dengan santai menyesap whiskey dan tertawa pada kepala serigalaku yang dia awetkan membuat emosiku mendidih. Aku benci itu.

Malam itu dingin dan berkabut, pohon-pohon meneteskan embun.

Kota ini adalah kota yang masih begitu terpencil dan hanya memiliki sedikit penduduk. Hanya ada orang-orang kaya yang ingin menghabiskan waktunya di kota yang kecil dan damailah yang sesekali meramaikannya. Mereka yang tinggal dan besar disini hanya beberapa dan lebih banyak orang yang segera pergi dari kota ini seolah seseorang baru menginjak ekornya dan membuatnya lari terbirit-birit.

Kenyataannya melarikan diri dari kota ini adalah pilihan yang terbaik. Kota ini adalah medan perang. Bagian selatan dikuasai oleh kawanan Alex dan bagian utara dikuasai oleh kelompok Baron. Mereka hanya perlu sedikit pematik dan seluruh manusia di kota ini bisa menjadi korban dari serigala-serigala yang ingin mengoyak leher satu sama lain.

Aku ingin menyelamatkan kota ini.

Namun, apa yang bisa kulakukan? Aku terlalu lemah bahkan ingin menolak perintah menjijikkannya untuk menculik Putri kecil keluarga Jefferson yang baru menyentuk usia 7 tahun hari ini. Aku bahkan tidak bisa menyelamatkan seorang gadis tak berdosa dari tangan kejam Alex yang akan mengorbankannya di atas altar.

Sialan. Aku harus mencari cara untuk menghentikan kawanan Alex sebelum dia menemukan seluruh darah suci yang diperlukan dan Alpha terkutuk sialan itu benar-benar bangun.

Hestia Jefferson tertidur pulas seperti seorang peri yang begitu polos.

Kenyataan bahwa akulah yang akan membawa gadis sepolos ini menuju kematiannya yang tragis di hari ulang tahunnya sendiri membuatku ingin muntah. Namun, aku tidak memiliki pilihan lain. Aku hanya mengerahkan kebencian dan rasa muak ini pada Alex dan bersumpah akan membalaskan dendamnya. Namun, ketika aku memasuki kamarnya, aku membeku.

Wajahnya terlalu polos. Dia tidak memiliki dosa apa pun dan tidak peduli jika ini akan membuatku dihajar sampai mati, aku tetap tidak bisa memaksa tanganku untuk mengambil sapu tangan yang telah dilapisi chloroform dan mengantarnya ke altar.

Aku tidak bisa.

Sejak kapan aku begitu lemah dan memilih untuk dihajar setengah mati daripada mengorbankan seorang gadis yang bahkan tidak kukenali?

"Damn it."

Aku mengumpat dan meninggalkan gadis kecil yang tertidur pulas itu.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Oliver Hale

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku