Escaping The Madhouse

Escaping The Madhouse

ini.Viny

5.0
Komentar
1.4K
Penayangan
91
Bab

Alana, seorang gadis yang dijual oleh ibu tiri dan pacarnya ke sebuah pasar gelap yang menjual wanita-wanita muda untuk dijadikan budak seks. Beruntungnya, sebelum naik ke tempat pelelangan, Lana kabur dengan mengelabui para penjaga meskipun pada akhirnya dia tetap ketahuan. Mereka mulai mengejar Lana yang berlari dengan pakaian yang sangat terbuka dan juga bertelanjang kaki. Dia berlari dan menemukan sebuah rumah yang sangat mewah, kemudian menaiki pagarnya untuk menghindari kejaran orang-orang itu. Sayangnya, Lana tidak tahu rumah seperti apa yang dia masuki. Sekali dia masuk kedalam, dia tidak akan pernah bisa keluar lagi dari rumah itu. "Apakah ini adalah malam keberuntunganku? aku mendapatkan wanita tanpa membuang uangku. Diaz, Charlotte, bawa dia ke kamarku dan persiapkan semuanya." "Bantu aku untuk membalas dendam, sebagai bayarannya kau bisa menggunakan tubuhku sesukamu." "Lana, aku akan membantumu pergi dari tempat ini dan lepas dari cengkraman Jeffrey. Kamu tidak pantas diperlakukan sebagai alat pemuas oleh Jeffrey, malam iuni kau harus pergi setelah aku memberi tanda padamu. Jangan khawatirkan aku."

Bab 1 The Beginning

"Kenapa kalian bisa sejahat itu padaku? padahal aku mencintai kalian berdua dengan sepenuh hati, Mom... Gerald..."

"Alana, kamu memang cantik dan sangat baik hati, tapi kamu bukan tipeku. Kamu sangat polos dan bodoh bisa mempercayai kata-kataku begitu saja. Tentu saja itu bukan salahku, kamu sendiri yang memberikannya padaku," Gerald tersenyum padaku.

"Anak manis, kasihan sekali dirimu. Kau pikir kita akan bersenang-senang disini? sayang sekali aku sama sekali tidak punya niatan untuk melakukan itu denganmu. Itu karena Juan tidak memberiku uang untuk membeli tas terbaru, jadi salahkan saja dia. Jika dia memberiku uang mungkin ini tidak akan pernah terjadi padamu," ibuku tiri pura-pura kasihan padaku.

"Kukira kamu menyayangiku, menganggapku sebagai anakmu sendiri. Tidak kusangka kamu sejahat ini dengan menjualku, aku akan memberitahu papa tentang kelakuanmu ini," aku merasa kecewa, marah dan sedih karena wanita yang aku cintai seperti ibuku sendiri, ternyata hanya memasang topeng didepanku dan Papa. Dia hanya mengincar harta milik papa.

"Apa dia akan memercayai perkataanmu? Belakangan ini kamu selalu membuatnya marah dan kecewa karena kamu tidak mematuhinya, satu kata yang keluar dari mulutku dan dia akan memercayaiku tanpa ragu. Aku dimatanya adalah pasangan yang sempurna tanpa celah, berbeda dengan wanita yang sudah melahirkanmu," ibu tiriku terlihat senang setelah menerima amplop dengan yang berisi sejumlah uang. Ia membagi beberapa gepok uang pada pada Gerald.

"Jadi kamu juga membohongi papa? jahat sekali, dia sangat mencintaimu. Kenapa kamu menjadi seperti ini, dulu kamu sangat baik padaku, memerhatikanku dan papa. Kenapa sekarang kamu berubah menjadi seperti ini..." aku menatap wajah ibu tiriku dengan kekecewaan.

"Ini adalah diriku yang sebenarnya Alana, untuk mendapatkan hati Juan dan juga kau, aku harus rela melakukan apa saja untuk mendapatkan hati dan kepercayaan kalian. Tapi ternyata tidak perlu waktu yang lama sampai kalian berdua berada dalam genggaman tanganku. Tinggal satu langkah lagi sampai dia menyerahkan semuanya padaku," wanita yang belum lama menjadi ibu tiriku ini terlihat begitu senang seolah dia memang menantikan ini.

"Papa bukan orang yang bodoh, dia tidak akan memberikan semuanya padamu. Dia pasti akan menyadari niat busukmu, lalu dia juga akan mencariku."

"Hahahahah... kita lihat saja nanti," balasnya.

"Aku akan membalas kalian berdua, lihat saja nanti. Aku akan membuat kalian jatuh sejatuh-jatuhnya dan tidak ada yang akan menolong kalian saat itu," aku benar-benar marah sampai mataku terasa panas dan air mataku mengalir. Sumpahku akan membalas perlakuan mereka padaku suatu saat nanti.

"Lana, memangnya kamu mau membalasku dengan apa? Setelah masuk tempat itu, kamu tidak akan bisa keluar sama sekali. Aku harap kamu menikmati hidupmu yang sekarang, pasti akan banyak lelaki akan memilihmu dengan harga tinggi," Gerald mengusap wajahku, sekarang aku merasa sangat jijik dengan sentuhannya padaku. Aku meludah tepat di wajahnya.

"Bangsat!" dia menjambak rambutku.

"Ayo pergi Gerald, urusan kita sudah selesai disini," ibu tiriku mengajak Gerald pergi. "Kalian boleh pergi membawa dia, anak ini tidak ada hubungan apa pun denganku," ujarnya pada beberapa lelaki bertubuh besar yang hendak membawaku entah kemana.

"Aku pergi dulu Alana, nikmatilah kehidupan barumu sekarang, pasti akan sangat menyenangkan untukmu," dia menepuk kepalaku pelan sebelum pergi dengan wanita itu.

"Dasar bajingan, lihat saja nanti. Aku akan membalas perbuatan kalian padaku?!" teriakku pada mereka yang sama sekali tidak menanggapi amukanku.

"Lepaskan aku?! Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian?! Lepas?! Lepas!" aku memberontak sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkeraman dua orang lelaki kekar disini kiri dan kananku.

"Kami sudah membayarmu dengan harga yang mahal, jadi lebih baik kamu menurut karena kami tidak ingin melukai kulit mulusmu," ujar salah satu dari orang-orang ini.

"Aku tidak pernah setuju untuk ini, lepaskan aku berengsek?! Jika kalian ingin wanita kenapa kalian tidak mengambil perempuan tadi saja?!" tamparan yang sangat keras membuat wajahku kebas dan telingaku sedikit berdeging. Aku juga bisa merasakan rasa darah dari dalam mulutku.

"Kamu sudah menjadi seorang budak dan tidak berhak meninggikan suaramu. Ikuti saja perintah kami jika kamu tidak mau aku menghajarmu lagi."

***

"Apa jadwalku setelah ini Diaz? Jika tidak ada aku ingin pergi ke satu tempat," ujarnya sambil menatap layar laptop dengan sangat serius.

"Hari ini kau bebas, tapi Jordy menghubungiku. Katanya ada hal yang harus dia bicarakan denganmu tentang orang itu," jawab Diaz.

"Apa itu artinya dia sudah mendapatkan informasi yang aku inginkan dari orang itu?" dia berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.

"Sepertinya begitu, itulah kenapa dia ingin segera bicara denganmu begitu kau selesai bekerja. Juga, mereka bilang Margareth melakukan ulah lagi disana," Jeffrey menatap Diaz dengan dingin.

"Usir dia dari rumah itu. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi, dia terlalu merepotkan. Begitu dia sudah keluar segera bereskan dia dengan sangat rapi," ujarnya, dia kembali sibuk dengan laptopnya.

"Dia sudah melayanimu dengan sangat baik dalam beberapa bulan ini, sayang sekali padahal dia sangat mudah untuk dikendalikan," Diaz mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.

"Kamu bisa mengambilnya jika kamu mau Diaz."

"Apa kamu bercanda Jeff? Dia memang sangat cantik, tubuhnya juga sangat indah. Tapi aku sangat tidak suka sikapnya yang sangat cerewet dan suka menuntut. Aku lebih suka yang menurut, apalagi diatas ranjang," ujar Diaz sambil terkekeh.

"Itu akan sangat membosankan Diaz, aku ingin mencari seorang wanita yang sedikit liar sehingga aku harus menundukkannya sedikit," Jeffrey tersenyum miring membayang sesuatu di kepalanya.

"Kau selalu mengubah tipe wanitamu, setiap waktu. Pantas saja banyak yang menunggumu memilih mereka, membuat mereka bertanya-tanya kapan kau akan membawa mereka ke ruanganmu," sahut Diaz.

"Aku tidak bisa dengan sembarang wanita, hanya mereka yang menarik perhatianku bisa masuk kedalam rumahku, menikmati semua fasilitas didalamnya bahkan mereka juga mendapatkan uang. Hari ini aku akan ke tempat Frank, kamu tidak perlu ikut karena aku ingin pergi sendirian," ucap Jeffrey pada asistennya itu.

"Kamu tahu apa yang harus dilakukan di pasar gelap, jangan pakai nama aslimu disana dan gunakan samara agar tidak ada yang mengenalimu," imbuh Diaz dengan cerewet. Dia lalu menelepon seseorang lagi untuk membawakan pakaian untuk Jeffrey.

"Ini bukan pertama kalinya untukku, aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. Kau tidak perlu menceramahi sesuatu yang sudah aku tahu dengan baik Diaz, aku sangat membenci itu," dia melotot kearah asistennya itu.

"Aku hanya mengingatkanmu saja, tidak ada salahnya bukan, kalau begitu aku akan pergi ke Royale Palace untuk bermain sekaligus mengontrol orang-orang kita disana. Oh ya, aku juga meminjam mobil Porsche milikmu," Diaz mengambil kunci mobil yang tergeletak begitu saja di meja.

"Kamu belum terbiasa menggunakannya, kenapa tidak memakai mobil yang sudah kuberikan padamu?" Jeffrey tampak waswas karena mobilnya itu baru saja dibeli beberapa hari yang lalu.

"Aku ingin mencoba hal yang baru, ada seorang wanita yang ingin aku dekati dan mencoba membuatnya terkesan padaku," pria yang bernama Diaz itu melambaikan tangan sebelum pergi meninggalkan bos sekaligus sahabatnya pergi.

"Jangan sampai merusak mobilku, kau tidak akan sanggup untuk memperbaikinya?! Haish si berengsek itu," Jeffrey melonggarkan dasinya lalu menyandarkan dirinya di kursi lalu mengambil rokok dari lacinya. Dia merasa lelah dengan kehidupan ganda yang dijalaninya sebagai CEO perusahaan dan anak seorang bos mafia yang menguasai beberapa perdagangan senjata, dan obat-obat terlarang. Bagaimana dia hidup itu sudah diatur sejak dia terlahir.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku