Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Young Lady And The Mafia

The Young Lady And The Mafia

Ranu Saban

5.0
Komentar
608
Penayangan
14
Bab

Berkisah tentang Griffin Hall. Seorang anak yang melarikan diri dari kedua orang tuanya yang kemudian diadopsi oleh kepala kelompok kriminal yang sangat terkenal di Manhattan, New York. Yaitu seorang Godfather Shadrach. Saat Usianya menginjak 17 tahun ia mulai memberontak untuk menguasai kekuatan dan kekayaan orang yang telah mengadopsinya. Lalu ada seorang wanita yang bernama Yara Whitney. Ia merupakan wanita bangsawan. ia diketahui mengidap penyakit yang mematikan. mereka kemudian di pertemukan dalam situasai yang tidak terduga. seiring berjalannya waktu Yara tertarik untuk masuk ke dalam kehidupan yang tidak pernah sama sekali dia bayangkan. Dan bersamanya ia jatuh ke dalam pusaran kebanggaan penuh darah, kerakusan, nafsu, dan kegusaran antara cinta dan tahta. Perbedaan status membuat keduanya mengalami rintangan yang berat untuk bisa bersama. "Aku sangat menyukainya, tapi dia sama sekali tidak menyukaiku. hatiku berdebar setiap kali aku melihatnya." "Tak ku sangka betapa sakitnya cinta sepihak."

Bab 1 Prolog

"Griffin,"

"Griffin, pergilah! Selamatkan dirimu!"

Suara itu terus terngiang-ngiang di telinganya. Keringat dingin memenuhi dahinya yang putih. Griffin terlihat begitu gelisah dalam tidurnya.

"Tidak! Jangan lakukan itu!"

"Sakit! Sakit!" teriakan itu menggema di seisi ruangan yang redup.

Seorang anak kecil menangis tanpa henti saat pria dewasa itu terus mencoba menyentuh tubuh kecilnya yang malang. Jeritan dan tangisan itu bagai tertelan. Tak ada seorang pun yang menolongnya. Buliran air mata terus mengalir tanpa henti. Si anak terisak dengan begitu pilu. Rasa sakit menjalari tubuh kecilnya.

Si anak pulang ke rumah dengan keadaan baju yang telah compang-camping, tubuhnya memiliki beberapa luka lebam. Kedua orang tuanya cukup kaget akan kejadian yang menimpa putra kecil mereka. Saat mereka melaporkan kejadian naas itu, polisi malah menghina mereka dengan mengatakan.

"Tidak mungkin Guru itu yang melakukannya! Mungkin putramu yang menggodanya, menjajakan dirinya sendiri." Sambil tertawa terbahak-bahak menghina Griffin dan kedua orang tuanya. Ayahnya merasa semua yang diperjuangkannya itu sia-sia.

Hingga Ayahnya yang sudah putus asa itu meminta si anak jika Guru itu melakukannya maka dia harus meminta bayaran padanya. Dan kejadian itu kembali terulang. Si anak kecil yang sudah hancur secara fisik dan psikis itu melihat dimana saudara satu-satunya dilecehkan di depan matanya. Tatapannya begitu kosong ia melihat semua apa yang dilakukan oleh pria yang ada di hadapannya pada kakak laki-lakinya. Karena kakaknya terus memberontak, pria itu dengan keji membenturkan kepala sang kakak ke kepala ranjang beberapa kali hingga darah segar memuncrat dari dahinya.

"Griffin, pergilah. Selamatkan dirimu!" suara lirih itu masih terdengar jelas dalam ingatannya. Si anak melihat saudaranya di ambang kematian, membuat dirinya tak memiliki akal sehat. Dengan tubuh yang gemetar ia meraih pistol milik pria di laci nakas, lalu mengarahkannya pada pria yang tengah melecehkan kakaknya. Ia menembaknya beberapa kali hingga pria itu tak bergerak lagi.

"Griffin pergilah!" sang kakak yang sedang sekarat itu terus memintanya untuk pergi meninggalkannya. Di usianya yang baru menginjak 10 tahun, ia telah membunuh seseorang.

Seorang pria yang terlelap terus menggeliat. napasnya tersengal-sengal di dalam tidurnya. Keringat dingin terus memenuhi dahinya.

"Kakak, Kakak!"

Pria itu terbangun dari mimpinya. Dia duduk di ranjangnya kedua telapak tangannya menutupi wajah. Raut wajahnya begitu pucat.

"Aku bermimpi tentang itu lagi." Si pria beranjak dari tempatnya. Ia berdiri di depan jendela tampak langit begitu gelap namun, ada satu bintang yang bersinar cukup terang.

"Apa kau melihatku?" si pria menatap ke arah bintang itu. Berharap jika itu adalah kakaknya yang sedang mengawasi dirinya. Si Pria membuang napasnya dan menjatuhkan kembali tubuhnya ke tempat tidur matanya mengintip di sela lengannya yang menutupi separuh wajahnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ranu Saban

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku