Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kepentok Cinta Mas Ilham.

Kepentok Cinta Mas Ilham.

Dede dew

5.0
Komentar
30
Penayangan
2
Bab

"Mas, Ilham, aku mencintaimu," "Apa! Kamu mencintaiku? Apa kamu sudah tidak waras sehingga mengatakan itu padaku," "Iya, aku sudah tidak waras karena kamu,"

Bab 1 Putus

Jakarta 12 Desember 2023

Dua sejoli yang sedang asik menikmati indahnya bintang dari atas rooftop restoran yang berada di kawasan Menteng Jakarta Selatan. Sepasang kekasih itu tengah dilanda bahagia setelah merayakan hari jadinya yang ke satu tahun. Senyum secerah matahari nampak di bibir gadis mungil yang kini memakai dres with gold, bahunya yang putih mulus membuat ia semakin terlihat mempesona di mata sang kekasih.

"Ran, aku begitu bahagia bisa membawamu kemari," ucap sang pria sambil membelai surai panjang pujaan hatinya.

Mendengar suara berat sang kekasih, sang gadis pun memalingkan wajahnya menatap prianya. Di belainya pipinya sambil ia mengucapkan kata-kata manis bak madu.

"Aku juga bahagia banget bisa berada di sini sama kamu. Tidak terasa kita sudah satu tahun menjalin hubungan, suka duka kita lewati bersama. Terimakasih Sayang," ungkapnya sambil mencium bibir sang kekasih.

Keduanya pun kini berpelukan sambil menikmati semilir angin malam yang membuat suasana semakin syahdu. Lama mereka berdua menikmati malam indah yang sudah lama keduanya nanti, hingga tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam, waktunya sang pria mengantar pujaan hatinya.

"Sudah malam, ayo kita pulang," ajaknya yang langsung diangguki oleh sang gadis.

Keduanya melangkah beriringan sambil bergandengan layaknya pasangan pada umumnya. Namun, baru beberapa langkah kaki mereka melangkah, seseorang datang langsung membuat keduanya berhenti.

"MAS ILHAAAM!!!!" teriakan dari seorang gadis membuat Ilham memejamkan kedua matanya.

"Oh, shit!" Ilham mengumpat saat namanya di panggil oleh gadis yang ia kenali.

Sang kekasih yang melihat Ilham memejamkan mata sambil mengumpat pun menjadi bingung. Ia mengerutkan keningnya sambil menunggu drama yang akan datang.

"Mas! Aku telpon kamu dari tadi, tapi gak kamu angkat. Ternyata kamu di sini? Oh astaga!! Muahh!" oceh sang gadis sambil mencium pipi Ilham begitu ganas. Sementara Ilham yang mendapat serangan tiba-tiba, mendadak tubuhnya membeku dengan otak yang ngeblank.

"Ya Tuhan! Kenapa jadi begini, tamatlah riwayatku. Sudah pasti Rani akan mengoceh sepanjang hari. Dasar gadis laknat, kenapa datang di waktu yang tidak tepat! Argh!" keluhnya dalam hati.

Melihat sang kekasih di cium oleh gadis lain membuat Rani meradang. Dengan wajah cantik yang sudah berubah menjadi siluman macan, Rani langsung menarik rambut gadis yang sudah berani mencium kekasihnya.

"Dasar bajingan, bisa-bisanya kau mencium pacaraku. Setan!" racau Rani sambil mencengkram keras rambut mangsanya.

"Aaaaaaah... Sakit! Mas, tolong aku!"

"Diam! Jangan coba-coba kau meminta tolong kepada pacarku!"

Melihat kedua gadis di depannya sedang beradu kekuatan, membuat kepala Ilham menjadi semakin pening. Pikirannya mendadak kosong seperti terbawa angin malam yang sedang menertawakan dirinya.

"Ya Tuhan! Stop, please stop. Jangan buat diri kalian malu hanya karena salah paham, mari kita bicarakan di luar, sungguh aku tidak mau wajah kita terpampang di berita manapun. Ayo," ungkap Ilham dengan keputusasaan.

Ajaib, seperti ada mantra yang begitu hebat, sehingga membuat kedua gadis yang tadinya saling beradu kekuatan kini menjadi gadis penurut bak kucing anggora. Keduanya menganggukan kepala dan mengikuti langkah Ilham dengan berjalan disisi kanan kirinya. Ilham seperti tuan takur yang diapit kedua istrinya. Sungguh menakjubkan.

Di luar restoran, tepatnya di tempat parkiran mobil. Tiga orang sedang berdiri dengan tatapan yang sangat berbeda, jika kedua gadis saling tatap dengan tatapan membunuh, lain lagi dengan sang pria. Sang pria bersedakep tangan sambil menatap kedua gadis cantik dengan berbeda usia itu. Lama menunggu, pada akhirnya Ilham pun mulai mengeluarkan suara beratnya.

"Sha, apa maksudmu melakukan tindakan bodoh ini," pertanyaan itu lolos dari bibir tebal Ilham yang membuat gadis berkaos putih dengan hotpants mendelikan matanya ke arah Ilham.

"Apa Mas! Kamu bilang aku bodoh? Hahaha... Mas, Mas, apa kamu lupa saat aku tidur di kamarmu?" ungkapnya yang langsung membuat kedua mata Ilham melotot.

Disisi lain, Rani kekasih Ilham hampir jantungan mendengar ucapan dari musuhnya.

"A-apa kamu bilang. Kamu, tidur di kamar Ilham?" ucapnya dengan suara yang hampir hilang.

Melihat Sang kekasih hampir hilang kendali, Ilham langsung memeluknya sambil membisikan kata-kata pembelaan.

"Demi Tuhan Sayang, aku tidak melakukan apa-apa kepada Sasha. Aku, aku hanya menemaninya saja. Sungguh," bela Ilham sambil memeluk erat tubuh Rani yang sudah mulai bergetar.

"Kamu, kenapa kamu tega sama aku Ham. Apa salahku sampai kamu mengkhianati aku," ucap Rani dengan suara parau. Air mata sudah banjir membasahi pundak Ilham yang menjadi sandaran dagu Rani.

"Sumpah Rani, aku tidak berbuat macam-macam dengan Sasha. Dia sakit, lalu aku menemaninya karena Papa dan Mama nya sedang di luar kota." ungkapnya.

"Bohong! Kamu jangan bohong Mas!" teriak Sasha yang kembali memancing kemarahan Rani.

Tangis Rani semakin pecah, hatinya terasa tersayat sembilu. Satu tahun menjalin hubungan dengan Ilham, kini hancur berantakan karena sebuah tragedi yang begitu kejam. Rani tidak pernah menyangka jika Ilham akan menduakan dirinya.

"Sayang, ini hanya salah faham. Apa kamu tidak tahu betapa aku sangat mencintaimu? Sungguh, aku sama Sasha tidak berbuat macam-macam!" Ilham kembali mencoba menjelaskan kepada Rani, bahwa dirinya dan Sasha tidak memiliki hubungan.

Sementara di lain sisi, Sasha yang melihat Ilham dan Rani berpelukan merasakan kejengahan yang begitu dahsyat. Hatinya panas seperti terbakar, rasa cemburu seketika meluap yang membuat Sasha semakin tidak karuan.

"Mas! Tidak bisakah kamu menghargaiku sedikit saja? Aku masih disini, tetapi kamu malah berpelukan dengan dia. Apa kamu tidak bisa merasakan kesakitan dalam hatiku?" ungkap Sasha sambil menarik baju Ilham agar menghadap ke arah dirinya.

Kini Ilham pun menghadap ke arah Sasha dengan tatapan tajam seperti elang yang akan memangsa buruannya. Baru saja Ilham akan membuka mulutnya, Tiba-tiba suara Rani memenuhi pendengarnya Ilham.

"Ham, lebih baik kita putus saja. Aku tidak sudi menjalin hubungan dengan pria bajingan seperti dirimu. Sungguh, aku benar-benar kecewa kepadamu." ucap Rani lantang dengan tatapan tajam. Ilham pun hanya diam terpaku melihat tatapan tajam dari sang kekasih yang begitu ia cintai.

"Dan kamu, kamu wanita murahan yang sudah merebut kekasihku. Aku bersumpah, tidak akan memaafkan kamu meskipun kamu memohon kepadaku!"

Setelah mengatakan itu kepada Sasha, Rani pun langsung pergi meninggalkan Ilham dan Sasha yang masih berdiri mematung. Beberapa menit kemudian, nyawa Ilham kembali dan kini matanya menatap Sasha yang sedang duduk lesehan di lantai parkiran.

"Bangun! Sudah puas kamu buat aku putus dengan Rani! Bangun!" teriak Ilham sambil menendang kaki Sasha. Dari raut wajahnya, Ilham begitu marah kepada gadis di depannya yang sudah menciptakan bencana yang begitu epik.

"Sasha Legion! Bagun atau aku pake caraku sendiri agar kamu mau bangun dan berbicara!"

Sasha pun mendongakkan kepalanya dan menatap Ilham dengan bibir manyun. Tidak ada sedikitpun rasa bersalah yang terpancar di wajah Sasha. Sungguh kejam gadis kecil ini.

"Iya, iya aku bangun," serunya sambil menyodorkan kedua tangannya kepada Ilham.

"Astaga! Kenapa kamu berbuat seperti ini Sha! Salah aku apa sampai kamu berbuat seperti ini. Sungguh, aku tidak habis pikir kenapa otakmu semakin hari semakin tidak waras," keluh Ilham. Namun ia menuruti keinginan Sasha, Ilham pun menarik kedua tangan Sasha untuk membantunya berdiri. Bahkan, setelah Sasha berdiri pun Ilham langsung memanggulnya layaknya sekarung beras.

"Aaaaah... Mas! Turunkan aku, kepalaku pusing. Mama, tolong!!"

Plak!!!

Saking kesalnya, Ilham pun memukul pantat Sasha dengan keras.

"Aah, sakit Mas! Turunkan aku, perutku mual!"

Sasha terus berteriak meminta agar Ilham menurunkan dirinya. Rasa pusing di kepala dan mual di perutnya membuatnya merasa tidak nyaman.

"Diam! Kamu harus di beri pelajaran agar tidak berbuat ulah lagi. Sudah cukup kesabaranku dengan tingkahmu yang selalu membuatku putus dengan pacarku. Kali ini kamu tidak bisa lepas dariku Sha. Malam ini juga kamu harus tidur denganku seperti apa yang tadi kamu katakan kepada Rani."

"Apah!! Tidur denganmu? Tidak, aku tidak mau. Astaga Mas! Jangan gila kamu!" Sasha berteriak sambil memukuli punggung Ilham.

Mengabaikan ocehan Sasha, Ilham terus berjalan dengan begitu santai menuju ke mobilnya. Senyum iblisnya pun nampak di bibir tebal Ilham.

"Malam ini kamu tidak bisa lolos dariku Sha, enak saja mau tidur nyaman setelah membuatku dengan Rani putus," batinnya.

"Hah... Urusan Rani, gampang nanti setelah dia tenang akan aku temui," lanjutnya.

Sesampainya di mobil, Ilham pun melemparkan Sasha ke kursi, ia pun memasangkan sabuk pengaman dan segera menutup pintu mobilnya. Ilham pun memutari mobilnya dan kembali membuka pintunya, segera saja ia masuk dan duduk di belakang setir dengan tenang dan mengabaikan ocehan Sasha.

"Mas, aku telpon Papa!"

"Silahkan Sayang, Papamu tidak akan menjemputmu,"

"Kenapa? Kenapa Papa tidak akan menjemputku?" teriak Sasha dengan wajah garangnya.

Ilham tidak menjawab pertanyaan Sasha, ia pun langsung menancap pedal gasnya dan membawa Sasha pergi entah kemana.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku