Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Brakk
Suara meja yang digebrak dengan cukup keras itu mampu membuat semua orang yang ada di ruangan meeting menjadi sangat hening. Jika saja mereka mempunyai kekuatan teleportasi, mungkin mereka akan memutuskan untuk menghilang dari ruangan meeting ini.
"Bagaimana bisa angka penjualan product kita menurun 5% di pasaran? Dan bahkan kini angkanya semakin naik menjadi 7% Apa-apaan ini ?"
Daffa Abimanyu, direktur utama di perusahaan itu menatap tajam kepada semua orang yang ada di ruangan meeting. Raut wajahnya jelas memancarkan amarah yang sangat dalam. Semua orang yang ada disana hanya bisa terdiam, sambil menundukkan wajah mereka, tak terkecuali dengan gadis cantik bernama Cassy. Tubuh gadis mungil itu sedikit bergetar, dia benar-benar sangat takut terkena amukan Direktur utama tempatnya bekerja itu.
"Bereskan kekacauan ini secepatnya!" Daffa berdiri, dan kemudian segera berjalan pergi keluar dari ruangan meeting itu diikuti oleh Mr. Doni, wakil direktur.
Dia tampan... sangat sangat sangat tampan, tapi sungguh dia sangat menakutkan.
"Aku jadi penasaran bagaimana sikapnya kepada istri dan anaknya di rumah?" ucap Tasya, setengah berbisik.
"Tentu saja akan sangat hangat dan lembut, Tasya," ucap Cassy, tersenyum tipis mendengar ucapan sahabatnya itu. Dia membereskan barang-barangnya dan kemudian berdiri, dan berjalan pergi meninggalkan ruangan meeting itu setelah berpamitan kepada sahabatnya itu. Ia berjalan dengan sangat cepat, setengah berlari untuk menyusul Daffa dan juga Doni. Pekerjaannya sebagai sekertaris Daffa membuat dia harus selalu bersama dengan pria itu.
"Cassy, apa kau sudah mempersiapkan semua data untuk meeting lusa di Jepang?" Doni menoleh kepada Cassy, saat gadis mungil itu sudah berjalan di belakangnya.
"Sudah Tuan Doni. Aku sudah mempersiapkan semuanya. Aku juga sudah mempersiapkan penginapan yang nyaman untuk Presdir Abimanyu selama di Jepang.
"Bagus."
Doni tersenyum tipis, kemudian menoleh kepada Daffa yang berjalan di sampingnya, "Kau tampak kusut. Lebih baik kita makan siang di luar, setidaknya udara luar bisa menyegarkan otakmu."
"Aku tidak tertarik," ucap Daffa singkat.
Karena Doni sudah mengenal Daffa sejak kecil, jadi dia sudah sangat biasa akan sikap dingin Daffa. Dan ya, sebaiknya dia tidak mengganggu Daffa dulu sekarang. karena jika sahabatnya sedang marah atau mempunyai masalah lebih baik tidak diganggu dulu.
Mereka bertiga masuk ke dalam lift, dan kemudian saling terdiam. Cassy menundukkan kepalanya, berharap jika lift akan segera sampai dan dia akan segera makan siang di kantin perusahaan, dan juga memilih kue-kue enak disana. Membayangkannya saja sudah membuat dia bersemangat.
Daffa menoleh kepada Cassy yang ada di belakang, ia melihat Cassy sedang tersenyum sambil menundukkan kepalanya, "Cassy kau memesankan kamar hotelnya untuk berapa hari?"
Cassy mendongakan kepalanya, menatap kepada pria yang kini juga sedang menatapnya. Dia sedikit menahan nafasnya, merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pria itu.... pria yang selalu Cassy kagumi, pria yang selalu datang dalam mimpi-mimpinya, dan pria yang selalu ia cintai. "Untuk 2 malam, Presdir Abimanyu, Kita berangkat ke Jepang hari Kamis, dan kita meeting hari Jumat, lalu kita pulang hari sabtu siang," ucapnya.
Tambahkan menjadi 3 malam," ucap Daffa, masih menatap Cassy,
"Masuk ke ruanganku."
Setelah berkata seperti itu, pintu lift terbuka dan Daffa segera keluar dari lift.
Cassy hanya mengangguk mendengar ucapan bernada perintah dari Daffa. Ia membungkukkan badannya kepada Doni sebelum mengikuti Daffa masuk ke dalam ruangannya. Dia hanya berharap jika mood Daffa akan sedikit membaik, dengan begitu dia tidak akan kena marah.
Daffa menutup pintu ruangannya setelah Cassy masuk. Ia kemudian berjalan mendekati Cassy yang sedang berdiri sambil menatapnya. Ia tersenyum kemudian menarik tubuh mungil Cassy ke dalam pelukan hangatnya, Ia menghirup aroma wangi rambut gadis mungil ini.
"Tadi moodku sangat buruk, tapi setelah memelukmu semuanya menjadi membaik lagi."